Jokowi Target Inflasi 2022 di Bawah 5 Persen, Sri Mulyani: Jaga Harga Makanan
Merdeka.com - Presiden Joko Widodo (Jokowi) menargetkan inflasi 2022 bisa di bawah 5 persen. Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati lantas membeberkan sejumlah strategi agar permintaan itu bisa dicapai.
Menurut dia, salah satu komponen terpenting yang harus dijaga yakni harga makanan. Adapun inflasi harga pangan pada Juli 2022 sempat menyentuh angka 10,47 persen, turun menjadi 8,69 persen di Agustus 2022.
"Kalau Anda lihat inflasi sampai dengan Agustus, yang paling besar kontribusinya itu justru dari makanan. Makanan itu sempat mencapai di atas 11 persen. Turun sedikit ke 8,6 persen, makanya terjadi beberapa deflasi," terang Sri Mulyani usai rapat kerja bersama Badan Anggaran DPR RI, Rabu (14/9).
-
Harga bahan pangan apa yang naik? Situs Badan Pangan Nasional (Bapanas) per Rabu 21 Februari 2024 pukul 13.00 WIB menunjukkan kenaikan harga beberapa bahan pangan, terutama beras dan cabai rawit merah.
-
Apa yang paling penting bagi pemerintah dalam inflasi? Lantaran yang paling penting adalah pertumbuhan inflasi intinya.Menurutnya, jika inflasi meningkat maka langkah yang dilakukan pemerintah adalah menekan inflasi dengan mengendalikan harga pangan (volatile food). Sebab, harga pangan menyumbang cukup besar terhadap inflasi.
-
Dimana harga bahan pangan naik? Tak hanya beras, harga sejumlah bahan pangan di Jakarta terpantau merangkak naik.
-
Apa saja kebutuhan pokok yang harganya naik? Memasuki akhir November, harga sejumlah kebutuhan pokok melambung tinggi. Di pasar tradisional Boyolali, harga gula putih dan gula merah naik drastis. Kenaikan harga gula cukup tinggi hingga mencapai Rp4.000 per kilogram.
-
Apa fokus kebijakan pangan Jokowi? Kebijakan pangan dan pertanian pada era Jokowi secara umum sudah relatif bagus. Dari sisi produksi juga sudah dilakukan diversifikasi sumber, termasuk food estate dan pemberdayaan lahan rawa.
-
Bagaimana cara Pj Gubernur Sulsel menangani harga kebutuhan pokok? Setelah ini kami tindaklanjuti dengan operasi pasar segera supaya komoditi yang harganya ada kenaikan misalnya gula, jika tersedia stok dari pemerintah untuk segera diturunkan,' paparnya.
Oleh karenanya, dia meminta Tim Pengendalian Inflasi Pusat dan Daerah saling bekerja menjaga harga makanan, khususnya yang diproduksi dalam negeri. Dengan begitu, Sri Mulyani optimistis kontribusi unsur pangan di angka inflasi bisa lebih rendah.
"Ini lah yang sekarang dilakukan. Kenapa kemarin bapak Presiden bertemu dengan seluruh gubernur, walikota, bupati," ungkap Sri Mulyani.
"Juga hari ini pak Menko, Gubernur BI, kita semuanya juga bertemu dengan pemerintah daerah untuk melihat setiap unsur yang bisa mengkontribusikan pada inflasi. Dan, mencegahnya supaya tidak naik. Itu yang sekarang dilakukan," tegasnya.
Tiga Komponen Utama Pembentuk Inflasi
Sri Mulyani lantas membeberkan tiga komponen utama pembentuk inflasi. Itu mencakup volatile food atau gejolak harga pangan, administered price atau harga yang diatur pemerintah, serta core inflation atau inflasi inti.
Bendahara Negara menjelaskan, tiga komponen ini bila dilihat pada core inflation, terjemahannya adalah inflasi yang disebabkan karena permintaan lebih cepat dari produksi atau suplai.
"Maka BI memang fokusnya pada core inflation, karena kalau inflasi yang berasal dari supply demand equilibrium itu, kalau demand-nya lari lebih cepat maka kemudian BI bereaksi dengan menggunakan kebijakan moneter mereka. Seperti suku bunga dan juga menggunakan yang makro prudensial, seperti GWM dan lain-lain," bebernya.
"Sedangkan inflasi dua lagi yang berasal dari makanan dan yang dari administered price, yang administered price kan kemarin karena penyesuaian harga Pertalite dan Solar menyebabkan kontribusinya akan meningkat," pungkas Sri Mulyani.
Reporter: Maulandy Rizky Bayu Kencana
Sumber: Liputan6.com (mdk/idr)
Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Pergerakan inflasi pangan dapat memberi tekanan besar terhadap tingkat inflasi secara keseluruhan.
Baca SelengkapnyaSri Mulyani menjelaskan, inflasi yang rendah sangat penting untuk mendukung daya beli masyarakat, terutama di kalangan kelompok menengah bawah.
Baca SelengkapnyaJokowi menyampaikan sulitnya pemerintah menjaga keseimbangan harga beras. Sebab, masyarakat akan mengeluh apabila harga beras naik, sementara petani senang.
Baca SelengkapnyaInflasi naik di bulan Febuari terutama harga beberapa komoditas.
Baca SelengkapnyaJokowi meminta kementerian/lembaga beserta kepala daerah terus berkolaborasi untuk menjaga level inflasi sesuai sasaran pemerintah.
Baca SelengkapnyaTomsi dalam kesempatan juga mewanti-wanti sepuluh pemerintah provinsi dengan angka inflasi yang terbilang tinggi.
Baca SelengkapnyaSaat ini pemerintah berpandangan yang paling penting adalah pertumbuhan inflasi intinya.
Baca SelengkapnyaInflasi Indonesia juga lebih rendah dibandingkan Eropa, yakni sebesar 5,3 persen.
Baca SelengkapnyaSaat melakukan peninjauan, Jokowi menyebut harga-harga komoditas normal.
Baca SelengkapnyaTito mengatakan, Indonesia tidak akan bisa mencapai inflasi 0 persen, karena Indonesia sebagai negara produksi.
Baca SelengkapnyaSelain beras, Sri Mulyani menyebut ada beberapa harga pangan juga mengalami kenaikan, seperti bawang putih 1,9 persen, cabai merah 17 persen.
Baca SelengkapnyaLaju inflasi year on year terjadi karena adanya kenaikan harga kelompok makanan, minuman, dan tembakau sebesar 3,51 persen.
Baca Selengkapnya