Kata Rusdi Kirana Soal Pembatalan Pembelian Pesawat Boeing Senilai Rp 321 Triliun
Merdeka.com - Pemilik Lion Air, Rusdi Kirana angkat suara soal pembatalan pembelian pesawat Boeing pasca-insiden jatuhnya pesawat Boeing 737-MAX 8 milik Lion Air pada 29 Oktober 2018. Pembelian pesawat senilai USD 22 miliar atau setara Rp 321 triliun siap dibatalkan pihak Lion Air.
Meski belum mengirimkan surat resmi kepada Boeing, Rusdi Kirana memastikan untuk membicarakan pembatalan ini bersama pengacara.
"Berdasarkan hukum, saya tidak tahu (apakah bisa membatalkan), karena saya bukan pengacara. Tetapi saya pasti akan berkonsultasi dengan pengacara untuk mengetahui apakah langkah ini melawan hukum," ungkapnya pada Bloomberg.
-
Siapa pemilik Lion Air Group? Melansir dari laman Forbes.com, sosok ini memiliki kekayaan bersih senilai USD1,7 miliar di tahun 2015 lalu. Sosok Rusdi Kirana selama ini dikenal sebagai pemilik maskapai dengan biaya murah, Lion Air Group.
-
Bagaimana Lion Air berkembang? “Kemampuan beradaptasi Rusdi telah membantunya dengan baik dalam bisnis penerbangan yang bergejolak,“ tulis Forbes.com dikutip di Jakarta, Jumat (18/8). Perjalanan karier Rusdi Kirana dan saudaranya Kusnan merintis bisnis penerbangan Lion Air dimulai pada tahun 1999 silam. Saat itu, keduanya hanya memiliki modal sebesar USD900.000. Namun, dalam waktu relatif singkat Lion Air mampu menjadi maskapai penerbangan terbesar di Indonesia.
-
Mengapa Rusdi Kirana mendirikan Batik Air? Pada tahun 2013, Rusdi Kirana melakukan pesanan senilai USD24 miliar untuk 234 pesawat dari Airbus. “Jadi dalam empat tahun terakhir Rusdi telah berkomitmen untuk menghabiskan USD46 miliar untuk mengembangkan Lion, yang akan mendorongnya menjadi kekuatan utama dalam industri penerbangan global,“ Pada tahun yang sama, Rusdi Kirana meluncurkan maskapai Batik Ari untuk rute yang lebih panjang dan layanan internasional.
-
Apa yang membuat Lion Air sukses? “Kemampuan beradaptasi Rusdi telah membantunya dengan baik dalam bisnis penerbangan yang bergejolak,“ tulis Forbes.com dikutip di Jakarta, Jumat (18/8). Perjalanan karier Rusdi Kirana dan saudaranya Kusnan merintis bisnis penerbangan Lion Air dimulai pada tahun 1999 silam. Saat itu, keduanya hanya memiliki modal sebesar USD900.000. Namun, dalam waktu relatif singkat Lion Air mampu menjadi maskapai penerbangan terbesar di Indonesia.
-
Apa yang dipertimbangkan untuk menentukan maskapai terbaik? Melansir dari CNBC, faktor-faktor yang dipertimbangkan untuk menentukan maskapai terbaik meliputi kedatangan tepat waktu, pembatalan, penerbangan, skor makanan, skor hiburan dalam penerbangan, skor kenyamanan kursi, skor layanan staf.
-
Siapa yang lebih diutamakan oleh perusahaan? Ada banyak kandidat cemerlang yang tidak memiliki gelar sarjana, namun berhasil naik pangkat dan unggul dalam profesi mereka; sementara para pemberi kerja juga menyadari bahwa ada banyak lulusan yang sayangnya harus dipecat setelah beberapa bulan bekerja, karena kurangnya keterampilan interpersonal, pola pikir berkembang, dan etos kerja.
Dia menyebut, langkah ini diambil setelah mempertimbangkan aspek moral dan etika. Lion Air merupakan salah satu konsumen terbesar Boeing. Perihal relasi antara dua perusahaan, Rusdi menyebut bola berada di Boeing. "Saya tidak tahu apa yang akan mereka lalukan untuk memperbaiki atau meningkatkan relasi ini. Tetapi itu pilihan mereka," ujar Rusdi.
Rusdi Kirana tidak ambil pusing bila Lion Air dipandang remeh Boeing. "Bila kamu bertanya pada saya bagaimana meningkatkan relasi ini, mungkin seharusnya kamu bertanya pada mereka," ujar Rusdi
Boeing mendapat kritikan luas dari kalangan pilot di insiden jatuhnya JT-610. Perusahaan asal Chicago itu dituduh lalai dalam memberi pelatihan komprehensif kepada pilot terkait seri 737-MAX terbaru.
Mengenai langkah Lion Air, Rusdi menyebut pangsa pasar maskapainya tetap besar. Lion Air pun akan terus mengupayakan ekspansi rute penerbangan ke Dubai dan London.
"Sampai hari ini, kami masih memiliki market share, kami juga punya market share terbesar. Pastinya kami akan terus tumbuh," ucap Rusdi.
"Kami tidak akan berhenti berkembang meski ada insiden mengenaskan ini, tetapi kami mempelajari yang terbaik yang bisa kami lakukan, kami belajar cara melakukan improvisasi," ujar dia.
Reporter: Tommy Kurnia
Sumber: Liputan6.com
(mdk/idr)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Melansir dari laman Forbes.com, sosok ini memiliki kekayaan bersih senilai USD1,7 miliar di tahun 2015 lalu.
Baca SelengkapnyaPenerbangan perdana Batik Air dilakukan pada 3 Mei 2013 dari Jakarta menuju Manado dan Balikpapan.
Baca SelengkapnyaMantan bos Lion Air ini menggantikan posisi waketum PKB Jazilul Fawaid yang saat ini diberi tugas oleh partai sebagai Ketua Fraksi PKB di DPR RI.
Baca SelengkapnyaTingginya harga avtur dan biaya pemeliharaan pesawat jadi faktor tingginya harga tiket.
Baca SelengkapnyaBoeing dipaksa membeli kembali pesawat Alaska Airlines yang pintunya copot.
Baca SelengkapnyaLion Air Group saat ini menguasai hampir 70 persen dari market share pesawat domestik dengan total 367 pesawat.
Baca SelengkapnyaAdapun penggunaan jet pribadi dengan harga fantastis itu disorot, lantaran Kaesang dan istri bepergian di tengah situasi sosial politik Indonesia yang memanas.
Baca SelengkapnyaMandala Airlines kini berganti nama menjadi Tigerair Mandala.
Baca SelengkapnyaPesawat dibeli dalam kondisi bekas dari perusahaan di Dublin, Irlandia.
Baca SelengkapnyaBiaya penerbangan domestik jauh lebih mahal dibandingkan dengan biaya penerbangan internasional atau ke luar negeri.
Baca SelengkapnyaPenumpang bisa refund ke kantor Lion Air Grup mengambil uang sesuai dengan harga tiket yang dibeli
Baca SelengkapnyaDalam unggahan tersebut Erina memperlihatkan pemandangan di luar pesawat dari balik jendela berbentuk oval.
Baca Selengkapnya