Kinerja Penjualan Eceran Pada Juli 2021 Membaik Meski Terbatas
Merdeka.com - Kepala Departemen Komunikasi Bank Indonesia (BI) Erwin Haryono mengatakan, hasil Survei Penjualan Eceran (SPE) pada Juli 2021 terindikasi membaik, dibandingkan dengan capaian pada bulan Juni 2021.
Tercermin dari berkurangnya kontraksi Indeks Penjualan Rill (IPR) Juli 2021 secara bulanan menjadi sebesar -8,3 persen (mtm), membaik dari -12,8 persen (mtm) pada Juni 2021. Perbaikan tersebut ditopang oleh peningkatan kinerja penjualan Kelompok Makanan, Minuman dan Tembakau.
"Pada Juli 2021, responden memprakirakan kinerja penjualan eceran secara bulanan membaik," kata Erwin di Jakarta, Senin (10/8).
-
Dimana penjual mencatatkan peningkatan penjualan yang signifikan? Hal ini berdampak langsung pada lonjakan pesanan, dimana banyak penjual mencatatkan peningkatan penjualan yang signifikan berkat visibilitas yang lebih tinggi akan produk brand lokal dan UMKM di sepanjang kampanye.
-
Bagaimana pertumbuhan ekonomi RI di kuartal II-2023? “Bila dibandingkan dengan triwulan II-2022 atau secara year on year tumbuh sebesar 5,17 persen,“ kata Deputi Bidang Neraca dan Analis Statistik BPS Moh Edy Mahmud saat Konferensi Pers di Jakarta, Senin.
-
Mengapa laba Bank Mandiri naik di tahun 2023? Kunci kesuksesan Bank Mandiri ini tak lepas dari strategi bisnis yang konsisten untuk fokus pada pertumbuhan bisnis berbasis ekosistem serta didukung dengan strategi digitalisasi.
-
Apa pertumbuhan ekonomi RI di Kuartal II-2023? Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat pertumbuhan ekonomi Indonesia berada di angka 5,17 persen secara tahunan (yoy) pada kuartal II-2023.
-
Bagaimana BRI menjaga likuiditas di tengah kenaikan BI Rate? 'Saat ini kami tidak memiliki isu likuiditas karena masih longgar. Kami akan terus mempertahankan likuiditas tersebut secara sehat dan mempertahankan pertumbuhan kredit double digit,' tambahnya.
-
Bagaimana BRI mempertahankan kinerja keuangannya? 'Kontributor utama penopang kinerja positif BRI tersebut diantaranya adalah penyaluran kredit yang tumbuh double digit, penghimpunan Dana Pihak Ketiga (DPK) dan dana murah yang juga tumbuh double digit, kualitas kredit yang terjaga, serta proporsi fee-based income yang porsinya terus meningkat terhadap keseluruhan pendapatan BRI', jelas Sunarso.
Kata Erin para, responden menyampaikan permintaan untuk kelompok Makanan, Minuman dan Tembakau diprakirakan masih cukup baik. Didukung berbagai strategi seperti penjualan secara online/pesan antar yang meningkat seiring dengan kebijakan pembatasan mobilitas.
Namun, secara tahunan, penjualan eceran Juli 2021 terkontraksi 6,2 persen (yoy). Terutama pada Kelompok Peralatan Informasi dan Komunikasi, Barang Budaya dan Rekreasi, dan Subkelompok Sandang.
Dari sisi harga, responden memprakirakan tekanan inflasi pada September diprakirakan menurun dan baru pada Desember diprakirakan meningkat. Indeks Ekspektasi Harga Umum (IEH) pada September sebesar 112,7, menurun dari bulan sebelumnya, didukung pasokan yang cukup karena distribusi barang yang lancar.
Sementara itu, IEH Desember sebesar 129,3, lebih tinggi dari capaian pada bulan sebelumnya sebesar 119,9. Ini didorong oleh tingginya permintaan dan berkurangnya ketersediaan barang saat HBKN Natal dan persiapan Tahun Baru.
Sebelumnya, seiring pertumbuhan tahunan Indeks Penjualan Riil (IPR) pada Juni 2021 sebesar 2,5 persen (yoy). Kinerja Penjualan Eceran Juni 2021 ditopang pertumbuhan kelompok Bahan Bakar Kendaraan Bermotor dan Subkelompok Sandang.
Sementara itu, IPR Juni 2021 secara bulanan mengalami kontraksi 12,8 persen (mtm). Lebih rendah dari 3,2 persen (mtm) pada Mei 2021. Hasil Survei Penjualan Eceran (SPE) itu mengindikasikan kinerja penjualan eceran terbatas dibandingkan dengan capaian pada bulan sebelumnya.
Responden menyampaikan hal tersebut disebabkan menurunnya permintaan masyarakat. Sejalan dengan kembali normalnya konsumsi masyarakat pasca Hari Besar Keagamaan Nasional (HBKN) Idulfitri, khususnya pada Kelompok Makanan, Minuman dan Tembakau.
(mdk/azz)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Secara bulanan, penjualan eceran diperkirakan meningkat 1,6 persen (mtm), setelah pada bulan sebelumnya mengalami kontraksi 7,2 persen (mtm).
Baca SelengkapnyaProyeksi peningkatan penjualan ritel tersebut dilihat dari indeks keyakinan konsumen pada Juli 2024.
Baca SelengkapnyaData Bank Indonesia mencatat, indeks penjualan riil atau IPR pada Februari 2024 tercatat 214,1.
Baca SelengkapnyaKemacetan kembali terjadi di Jakarta, terutama setelah pandemi covid-19 di Indonesia dinyatakan berakhir.
Baca SelengkapnyaSri Mulyani ungkap penyebab PMI manufaktur Indonesia turun drastis.
Baca SelengkapnyaDirektur Bisnis Mikro BRI Supari menjelaskan bahwa ekspansi bisnis UMKM yang mulai membaik ditopang oleh empat faktor utama.
Baca SelengkapnyaPenyaluran kredit usaha rakyat (KUR) baru setengah dari target Rp297 triliun.
Baca SelengkapnyaKontraksi PMI manufaktur Indonesia pada Juli 2024 dipengaruhi oleh penurunan bersamaan pada output dan pesanan baru.
Baca SelengkapnyaPertumbuhan kredit Bank Mandiri tersebut mencerminkan kondisi fundamental ekonomi Indonesia yang solid
Baca SelengkapnyaPendapatan bunga Bank DKI hingga Juni 2023 tumbuh sebesar 22,47 persen menjadi Rp2,64 triliun, dari Rp2,16 triliun di periode yang sama tahun sebelumnya.
Baca SelengkapnyaKondisi industri perbankan tercatat cukup resilien dengan Capital Adequacy Ratio (CAR) industri Perbankan sebesar 25,41 persen.
Baca SelengkapnyaGubernur Bank Indonesia (BI), Perry Warjiyo optimis perkembangan terkini menunjukkan kegiatan ekonomi pada kuartal II 2024 tetap terjaga dengan baik.
Baca Selengkapnya