Kisah UMKM Bangkit Usai Pandemi Hingga Ekspansi Bisnis Antar Pulau
Merdeka.com - Pemerintah Jokowi-Maruf menargetkan 30 juta UMKM beralih secara digital hingga masa akhir pemerintahan. UMKM memainkan peran penting dalam perekonomian nasional, di mana 60 persen GDP Indonesia disumbangkan pelaku usaha kecil menengah.
Saat pandemi Covid-19 melanda Indonesia, banyak pelaku bisnis lokal mulai beradaptasi dan mencari jalan untuk terus mengembangkan bisnisnya. Salah satunya di Bali, banyak pelaku bisnis lokal memanfaatkan platform digital untuk menjangkau lebih banyak pembeli.
Selain industri pariwisata dan perhotelan, berbagai usaha di Bali juga tak luput dari imbas pandemi Covid-19, termasuk restoran, toko oleh-oleh serta berbagai usaha lainnya seperti Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM).
-
Bagaimana UMKM bisa bertahan di masa pandemi? Lewat jalur digital itu, IniTempe bertahan, bisa bertahan selama pandemi. Omzet bulanan Benny bahkan bisa mencapai puluhan juta dari dunia digital itu.
-
Di mana bisnis online menjangkau pasar? Dengan bisnis online, Anda dapat memperluas jangkauan pasar secara signifikan dengan menargetkan pelanggan di seluruh dunia, mengingat bisnis online tidak pernah terbatas oleh geografi.
-
Di mana UMKM Bontang terdampak pandemi? Wabah Covid-19 pada awal tahun 2020 memberikan dampak besar terhadap sektor perkonomian Indonesia, termasuk pada UMKM Kota Bontang.
-
Bagaimana Kemendag membantu UMKM agar bisa bersaing di platform digital? 'Kami mengajak agar toko-toko fisik berjualan secara daring karena perdagangan digital tidak mungkin dihindari. Untuk itu, perlu diatur. Kemendag terus melatih para pedagang pasar dan UMKM serta mempertemukan dengan platform digital. Platform digital juga akan memberikan pelatihan, misalnya cara pengemasan. Di sisi lain, platform digital akan mendapat banyak pelanggan sehingga keduanya saling menguntungkan,'
-
Bagaimana UMKM bisa berkembang lewat e-commerce? Dirinya kembali menambahkan, bahwa UMKM lokal akan bisa lebih berkembang melalui e-commerce.'Kamu semua bisa jualan bahkan sampai ke luar negeri, semuanya ada lengkap kan? Kaya mas Ardi ini sampai diajarin buka toko dan pakai fitur-fitur di Kampus Shopee, jadi omset bisa tambah banyak,' tambah Zulkifli Hasan.
-
Apa yang Pegadaian lakukan untuk mendukung UMKM di Bali? Selain gadai, dukungan untuk UMKM yang bisa dilakukan oleh pegadaian pun kian beragam. Salah-satunya adalah KUR Syariah dimana dapat diberikan pinjaman hingga Rp 10 juta tanpa jaminan.'Di wilayah Bali Nusra sudah hampir 31 ribu orang yang memanfaatkan dengan nilai total Rp 314 miliar,' jelasnya.
Banyak dari mereka yang terpaksa menutup usahanya dan bahkan gulung tikar selama pandemi akibat terbatasnya kemampuan mereka dalam menutupi biaya operasional.
Untuk mengantisipasi kerugian yang dihadapi, banyak dari mereka yang mulai beradaptasi dan mencari jalan untuk terus mengembangkan bisnisnya di tengah pandemi. Misalnya dengan memanfaatkan platform digital guna menjangkau lebih banyak pembeli.
Hasil survei yang dilakukan oleh United Nation Development Programme (UNDP) dan Lembaga Penelitian Ekonomi dan Masyarakat (LPEM) Universitas Indonesia menyebutkan bahwa, sekitar 44 persen UMKM yang disurvei, telah bergabung dan berjualan di platform e-commerce selama pandemi.
Riset lainnya yang dilakukan oleh Lembaga Penyelidikan Ekonomi dan Masyarakat Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia (LPEM FEB UI) pada 2020 turut mencatat tiga provinsi dengan peningkatan jumlah pelaku usaha tertinggi di salah satu platform e-commerce, Tokopedia, selama pandemi yaitu Bali (66,2 persen), Yogyakarta (42,2 persen) dan DKI Jakarta (28,3 persen).
Berikut kisah UMKM di Bali yang berhasil bangkit dari keterpurukan:
1. IniTempe
Pemilik IniTempe, Beni Santoso, baru mulai mengenal dan memanfaatkan platform digital saat pandemi tahun 2020, setelah sebelumnya sejak berdiri tahun 2016 hanya menjual produk tempenya secara offline ke berbagai restoran di Bali.
Namun, pandemi Covid-19 membuat banyak restoran di Bali tutup dan memaksa Beni untuk mencari solusi agar bisnisnya tetap berjalan. Ditambah lagi, mayoritas pembeli IniTempe merupakan warga asing yang jumlahnya terus menurun sejak pandemi.
Setelah beralih ke online, dengan perjuangan dari nol mempelajari teknologi, IniTempe pun mulai menyasar pasar lokal dengan memasarkan produknya ke luar pulau Bali melalui e-commerce.
"Kita tidak akan bisa menang di kandang sendiri. Oleh karena itu, saya memutuskan untuk jualan online. Berkat go digital saya malah bisa ekspansi bisnis ke kota dan pulau lain. Walaupun di tengah pandemi, IniTempe tidak melakukan PHK. Wisatawan lokal pun jadi tau soal IniTempe, " jelas Beni.
Produk Lebih Beragam
Kini, produk IniTempe yang dipasarkan pun menjadi sangat beragam. Yang tadinya hanya menjual tempe segar, sekarang IniTempe mulai menawarkan berbagai jenis produk olahan berbahan dasar tempe seperti cokelat tempe, keripik tempe, dan lainnya.
Selain menjual berbagai produk olahan tempe, IniTempe juga membuka masterclass, yakni kelas bagi orang-orang yang tertarik untuk belajar mengenai proses pembuatan tempe. Kelas ini pun terbuka bagi masyarakat lokal maupun wisatawan mancanegara, bahkan dari India hingga Cina.
Dalam proses produksinya, IniTempe pun tetap fokus untuk ‘go local’. “Kami menggunakan kedelai yang berasal dari petani lokal serta turut memberdayakan perempuan lokal. Harapannya tidak hanya memberikan dampak bagi keberlangsungan bisnis kami sendiri tetapi juga agar berdampak terhadap masyarakat sekitar serta perekonomian daerah,” ujar Beni.
Saat diwawancara, Beni mengungkapkan alasannya memilih berjualan di e-commerce. “Saya memilih salah satu e-commerce lokal, Tokopedia, karena target market yang tepat dan sesuai. Banyak juga pembeli yang memilih belanja melalui e-commerce karena lebih secure,” ujar Beni.
Melihat manfaat yang dirasakannya, Beni pun berharap lebih banyak lagi UMKM lokal yang memanfaatkan platform digital atau pun e-commerce untuk berjualan.
UMKM Selanjutnya
Produk asal Bali, Grande Granola, fokus memproduksi sereal berbahan dasar granola yang menggunakan gandum bersertifikasi organik dan tanpa bahan pengawet. Luciana Dewi, pemilik Grande Granola, turut menceritakan perjuangannya dalam mengembangkan bisnis di tengah pandemi.
Sama halnya dengan IniTempe, awalnya Grande Granola mengandalkan pemasukan dari turis lokal maupun turis asing. Namun, sejak pandemi jumlah turis di Bali menurun cukup signifikan. Hal ini turut berdampak terhadap bisnis Grande Granola.
"70 persen penghasilan sebelum pandemi berasal dari turis asing dan turis lokal. Setelah pandemi, omzet kami jatuh hingga 40 persen," kata Luciana.
Akhirnya, Luciana pun mencari strategi baru demi bangkit dari keterpurukan meskipun penjualannya terus menurun. Salah satunya dengan mengembangkan bisnisnya secara online melalui platform digital.
Luciana menjelaskan sejak go digital, Grande Granola juga mulai dikenal dan jumlah pembeli pun terus meningkat. "Pendapatan kami di masa pandemi 80 persen berasal dari salah satu platform e-commerce asal Indonesia yaitu Tokopedia," tuturnya.
Berawal dari omzet yang tidak seberapa saat baru memanfaatkan platform e-commerce, omzet bulanan Grande Granola yang berasal dari Tokopedia saat ini telah mencapai puluhan juta.
"Kami tidak menyerah walaupun dihadapi dengan pandemi. Waktu luang yang dimiliki, kami gunakan untuk memikirkan strategi bisnis dan secara aktif mengembangkan bisnis secara online. Nyatanya, dengan adanya pandemi kami menjadi tau potensi yang dimiliki dengan ‘go digital," ucapnya.
Dalam mengembangkan bisnisnya, Luciana juga tidak lupa memberdayakan masyarakat sekitar dan berbagi kepada yang membutuhkan. Saat ini, Grande Granola telah memberdayakan perempuan lokal di Bali dalam operasinya serta melakukan kegiatan-kegiatan sosial seperti berdonasi untuk membiayai sekolah anak-anak yang membutuhkan.
Sumber: Liputan6.com
(mdk/idr)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Berdasarkan survei dari MetrixLab pada tahun 2024, sinergi Tokopedia dan ShopTokopedia juga menarik lebih banyak pengguna loyal.
Baca SelengkapnyaSebanyak 22 juta UMKM telah onboarding masuk ke ekosistem digital.
Baca SelengkapnyaHadirnya ekonomi digital tidak melulu demi pemasukan negara. Manfaat ini juga dirasakan masyarakat yang ingin mengubah nasib hidupnya menjadi lebih baik.
Baca SelengkapnyaTren saat ini tidak bisa dipungkiri bahwa UMKM yang berhasil adalah yang mau naik kelas dengan baik.
Baca SelengkapnyaSiapa sangka, tekadnya membangun bisnis di dunia digital memberikan kesempatan pada Benny raih omzet ratusan juta!
Baca SelengkapnyaTokopedia dan ShopTokopedia terus berkomitmen untuk membantu UMKM di Indonesia.
Baca Selengkapnya50% UMKM atau lebih dari setengah total responden memilih Shopee sebagai platform utama.
Baca SelengkapnyaSetelah sempat terpuruk akibat pandemi COVID-19, pariwisata Bali telah bangkit kembali pada tahun 2023.
Baca SelengkapnyaKementerian Keuangan juga menargetkan belanja online melalui e-commerce yang saat ini baru menyumbang 4 persen terhadap total pertumbuhan konsumsi rumah tangga.
Baca SelengkapnyaStrategi omnichannel merupakan langkah yang harus diadopsi para peritel di Tanah Air demi beradaptasi dengan tren bisnis, mengikuti pola konsumsi masyarakat.
Baca Selengkapnya