KKP proyeksi konsumsi ikan di atas 50 kilogram per kapita pada 2019
Merdeka.com - Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP) memproyeksikan konsumsi ikan mencapai lebih dari 50 kilogram per kapita pada 2019. Dengan konsumsi sebanyak itu, setidaknya, dibutuhkan produksi ikan 14,6 juta ton.
Sebanyak 60 persen dari kebutuhan tersebut bakal mengandalkan pasokan dari perikanan budidaya.
Maka itu, Direktur Jenderal Perikanan Budidaya Slamet Soebjakto mengatakan, pihaknya bakal memanfaatkan teknologi untuk menggenjot produksi.
-
Apa target produksi perikanan di tahun 2025? Menteri Kelautan dan Perikanan (KP), Sakti Wahyu Trenggono menyebutkan bahwa target indikator utama dalam produksi perikanan pada rencana kerja pemerintah atau RKP 2025, mencapai 24,58 juta ton.
-
Siapa yang menargetkan produksi perikanan tahun 2025? Menteri Kelautan dan Perikanan (KP), Sakti Wahyu Trenggono menyebutkan bahwa target indikator utama dalam produksi perikanan pada rencana kerja pemerintah atau RKP 2025, mencapai 24,58 juta ton.
-
Kenapa KKP mendorong konsumsi ikan yang berkelanjutan? Fakta yang menggembirakan harus didukung ketersediaan ikan yang bermutu secara kontinyu dan mudah diakses oleh masyarakat. Mengingat kecukupan kebutuhan ikan berbanding lurus dengan ketersediaan sumber daya perikanan,' ujar Budi.
-
Kapan produksi tuna Indonesia mengalami peningkatan signifikan? Budi juga menerangkan pada tahun 2017 produksi tuna (Thunnus, Tuna Sejati) mencapai 229.481 ton, lalu naik jadi 281.565 ton pada tahun 2018. Kemudian pada tahun 2019 produksi tuna naik 296.417 ton dan 323.477 ton pada tahun 2020 serta 343.393 ton pada tahun 2021.
-
Kenapa target indeks kepatuhan pelaku usaha perikanan tahun 2025? Menteri Kelautan dan Perikanan (KP), Sakti Wahyu Trenggono juga menargetkan indeks kepatuhan pelaku usaha pada 2025 sebesar 82 persen.
-
Apa yang ingin KKP dorong di sektor perikanan? Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP) terus mendorong penerapan zero waste pada perikanan. Semua bagian pada ikan dapat diolah menjadi produk bernilai ekonomis, seperti aneka ragam makanan hingga produk farmasi.
"Kalau kami tidak ikuti teknologi, kami tidak bisa cukupi kebutuhan," ujar Slamet, Jakarta, Rabu (17/5).
Adapun salah satu teknologi budidaya yang bakal dioptimalkan adalah bioflok. Ini dinilai sebagai salah satu sistem budidaya ramah lingkungan.
"Bioflok ini menjadi solusi untuk memenuhi kebutuhan gizi masyarakat, apalagi saat ini produk lele sangat memasyarakat sebagai sumber gizi yang digemari," katanya.
"Sistem pengelolaan air yang kami rancang tidak cemari lingkungan. Dan ini gunakan air tidak terlalu banyak. Dengan sistim ini mampu jaga lingkungan air."
Bioflok juga dinilai bisa memangkas waktu budidaya. Kemudian penggunaan lahan tidak terlalu luas.
Sebagai perbandingan, untuk budidaya dengan sistem konvensional dengan padat tebar 100 ekor per meter kubik memerlukan 120-130 hari untuk panen.
Sedangkan, sistem bioflok dengan padat tebar 500-1000 ekor per meter kubik, panen hanya membutuhkan 100-110 hari.
"Bisa meningkatkan efisiensi pakan, produktivitas lele yang tinggi." (mdk/yud)
Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
KKP berharap dapat terus menjamin tersedianya sumber daya ikan tuna agar bisa memberikan nilai kesejahteraan serta kontribusi untuk negara.
Baca SelengkapnyaMakanya, KKP merancang kebijakan untuk menjaga biota kelautan Indonesia dan menjaga populasi ikan.
Baca SelengkapnyaTujuan kebijakan ini untuk menciptakan lapangan pekerjaan serta mendongkrak pendapatan negara bukan pajak (PNBP).
Baca Selengkapnyavideo untuk kamu.
Banyak orang yang berpikir mereka akan lebih banyak konsumsi ikan laut.
Baca SelengkapnyaDi sisi lain, Adnillah bilang saat ini masih banyak kapal yang belum bisa menghasilkan ikan lebih banyak, lantaran buruknya cuaca di Laut Arafura.
Baca SelengkapnyaProduk-produk ini mengandung minimal 30 persen kandungan ikan, menawarkan variasi menu yang tidak hanya memenuhi selera lokal tetapi juga internasional.
Baca SelengkapnyaWalau rasanya disukai oleh banyak orang, namun konsumsi terlalu banyak ikan pindang bisa berdampak buruk bagi kesehatan.
Baca SelengkapnyaJumlah ikan di Indonesia masih surplus, diharapkan menjadi kekuatan pangan nasional ke depan.
Baca SelengkapnyaTerdapat banyak manfaat kesehatan yang diraih masyarakat dari mengonsumsi ikan. Antara lain melahirkan generasi unggul di masa mendatang.
Baca Selengkapnya