Kredit Berkelanjutan BRI Tumbuh Double Digit Jadi Rp710,9 T
Merdeka.com - Penerapan sustainable finance terus menjadi concern utama seluruh kalangan industri, tak terkecuali industri keuangan. Hal ini dilakukan untuk menjawab isu lingkungan sebagai tantangan global terbesar di masa depan.
Salah satunya adalah PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk atau BRI yang senantiasa terus berkomitmen menerapkan sustainable finance atau keuangan berkelanjutan, sebagai dukungan terhadap program ekonomi hijau pemerintah.
Seperti diketahui, isu lingkungan sendiri masuk dalam top ten global risk dalam kurun waktu 10 tahun mendatang. Pemerintah Indonesia dalam hal ini berkomitmen untuk menurunkan sekitar 32% efek gas rumah kaca pada 2030.
-
Mengapa BRI fokus ke ESG? Saat ini paradigma bisnis berubah, tidak hanya mencari profitabilitas. Oleh karena itu perusahaan seperti BRI aktif menerapkan prinsip ESG.
-
Bagaimana BRI mengelola keuangan berkelanjutan? Hal tersebut merupakan upaya menyeluruh untuk mendorong pertumbuhan perusahaan yang berkelanjutan, berdasarkan pada keselarasan aspek ekonomi, sosial, dan lingkungan hidup.
-
Mengapa gaya hidup berkelanjutan penting? Di dunia yang semakin kekurangan sumber daya dan ancaman hilangnya keanekaragaman hayati global serta perubahan iklim, keputusan gaya hidup yang salah akan menempatkan planet Bumi dalam risiko.
-
Apa masalah utama lingkungan yang dihadapi Bumi saat ini? Bumi saat ini sedang menghadapi berbagai masalah lingkungan yang serius. Enam masalah lingkungan yang utama tersebut adalah ledakan jumlah penduduk, penipisan sumber daya alam, perubahan iklim global, kepunahan tumbuhan dan hewan, kerusakan habitat alam, serta peningkatan polusi dan kemiskinan.
-
Apa masalah utama pencemaran lingkungan? Sampah plastik masih menjadi masalah utama dalam pencemaran lingkungan baik pencemaran tanah maupun laut.
-
Mengapa gaya hidup berkelanjutan penting untuk lingkungan? Gaya hidup berkelanjutan adalah suatu konsep di mana individu mengadopsi praktik dan keputusan sehari-hari yang bertujuan untuk mengurangi dampak negatif terhadap lingkungan, ekonomi, dan sosial.
Direktur Kepatuhan BRI Ahmad Solichin Lutfiyanto mengatakan, BRI bersama-sama dengan seluruh stakeholder berupaya untuk merealisasikan target tersebut.
“Pemerintah tidak bisa berjalan sendiri, namun harus berkolaborasi dengan seluruh stakeholder. Artinya ketika kita bicara green economy yang merupakan bagian dari sustainable finance, pasti ada kontribusi pemerintah, ada kontribusi dari sektor riil, ada kontribusi dari sektor keuangan, dan tidak kalah penting adalah ada juga kontribusi dari masyarakat secara umum,” ujarnya dalam acara Green Economy Forum, Selasa (6/6/2023) di Jakarta.
Adapun untuk BRI sendiri, bank terbesar di Indonesia ini mencatat pertumbuhan penyaluran kredit berkelanjutan sebesar 11,1% secara tahunan atau year-on-year (yoy). Angkanya bertambah menjadi Rp710,9 triliun pada akhir kuartal I-2023 dari yang sebelumnya Rp639,9 triliun per kuartal I-2022. Dengan kinerja tersebut, BRI optimistis dapat menjadi market leader dalam penerapan ESG.
Kredit berkelanjutan tersebut disalurkan pada berbagai sektor, diantaranya adalah segmen UMKM, energi terbarukan, hingga transportasi ramah lingkungan. Adapun kontribusi segmen UMKM menjadi yang terbesar dengan persentase hingga 88,7% terhadap potofolio Kredit Kriteria Kegiatan Usaha Berkelanjutan (KKUB) BRI atau setara Rp630,7 triliun.
Dorong Ekonomi Hijau
Solichin yang juga menjadi pengurus di bidang Legal dan ESG Perhimpunan Bank-Bank Nasional (Perbanas) menjelaskan, ekonomi hijau di Tanah Air perlu terus didorong. Dia memaparkan, bahwa portofolio sustainable finance 4 bank terbesar di Indonesia mencapai sekitar Rp1.290 triliun. Dari jumlah itu, porsi green project baru Rp326 triliun dan sisanya aspek sosial.
Oleh karena itu, dalam memandang ekonomi hijau yang lebih spesifik dari keuangan berkelanjutan, menurutnya bisa dilihat dari sisi aset maupun liabilitas. Dari sisi aset merupakan portofolio pinjaman yang bergantung pada demand. Dari sisi liabilitas akan menyangkut regulasi dari Otoritas Jasa Keuangan (OJK), dan yang sudah siap sekarang ini adalah green bond.
Sementara dari sudut pandang perbankan, harapannya ada insentif untuk menerbitkan green bond. Sebab, ketika bank menerbitkan green bond akan digunakan untuk membayar green project atau memutar ekonomi hijau.
“Nah green project itu pasti inginnya ada special interest. Kalau ingin pembiayaan green project makin cepat dengan potensi yang makin besar ke depan, mari sama-sama kita dukung dari seluruh stakeholder, agar nanti kalau perbankan menerbitkan green bond mendapatkan special interest, dapat diskon tidak harga premium seperti sekarang,” tutupnya. (mdk/hrs)
Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
sepanjang kuartal I tahun 2023 emiten bersandi BBRI ini mencatat pertumbuhan penyaluran kredit berkelanjutan sebesar 11,1% secara tahunan
Baca SelengkapnyaBRI berhasil terus meningkatkan portfolio pembiayaan berkelanjutan (sustainable financing).
Baca SelengkapnyaDalam menyalurkan kredit tersebut, perseroan tetap memastikan seluruh portofolio investasi dan pinjaman selaras dengan standard ESG.
Baca SelengkapnyaBRI juga menjadi pioneer di industri perbankan dalam penerbitan obligasi Berwawasan Lingkungan Berkelanjutan
Baca SelengkapnyaBank BRI turut mendukung isu strategis AIPF dengan meningkatkan penyaluran pembiayaan berkelanjutan serta pemberdayaan UMKM.
Baca SelengkapnyaBRI membuktikan komitmennya untuk wujudkan transisi energi yang berdampak baik pada bumi.
Baca SelengkapnyaDengan kolaborasi yang solid, sektor keuangan dapat mengatasi tantangan sekaligus memanfaatkan peluang menuju visi besar Indonesia Emas 2045.
Baca SelengkapnyaBank Mandiri secara konsisten mengembangkan produk keuangan berkelanjutan
Baca SelengkapnyaPenerapan ESG oleh BRI telah mencatatkan berbagai torehan istimewa.
Baca SelengkapnyaFokus BRI pada pembiayaan Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM) serta Sektor Makanan dan Industri (SMI) sangat penting bagi fondasi perekonomian Indonesia.
Baca SelengkapnyaSunarso mengatakan bahwa keberhasilan perusahaan tidak hanya diukur dari kinerja keuangan, tetapi juga dari dampak sosial dan lingkungan yang dihasilkan.
Baca SelengkapnyaGlobal Finance adalah majalah keuangan terkemuka di dunia yang bermarkas di New York.
Baca Selengkapnya