KSSK khawatirkan rendahnya penetrasi korporasi RI tarik utang
Merdeka.com - Komite Stabilitas Sistem Keuangan (KSSK) menggelar pertemuan rutin membahas perekonomian Indonesia hari ini. Pada pertemuan kali ini Kementerian Keuangan, Bank Indonesia (BI), Otoritas Jasa Keuangan (OJK) dan Lembaga Penjamin Simpanan (LPS) sepakat bahwa kondisi ekonomi masih perlu diwaspadai.
Menteri Keuangan Sri Mulyani mengatakan risiko ini datang baik dari dalam maupun luar Indonesia. Dari dalam negeri, KSSK mengkhawatirkan melemahnya minat korporasi dalam menarik utang perbankan. Selain itu, risiko juga datang dari rendahnya kinerja penyaluran kredit perbankan dalam mengantisipasi lonjakan non performing loan (NPL) atau kredit macet.
"Sedangkan dari sisi eksternal yang perlu diwaspadai yang bisa berpengaruh terhadap stabilitas sistem keuangan adalah rencana kenaikan FFR (Fed Fund Rate/ Suku bunga The Fed) pada 2016, ditambah dengan hal yang terjadi pada proses Brexit yang memberikan tekanan pada pasar modal dan pasar SBN," katanya di Gedung Kementerian Keuangan, Jakarta, Senin (24/10).
-
Bagaimana OJK menilai stabilitas sektor keuangan? Rapat Dewan Komisioner Bulanan Otoritas Jasa Keuangan (OJK) pada 30 Agustus 2023 menilai stabilitas sektor jasa keuangan nasional terjaga dan resilien dengan indikator prudensial, seperti permodalan maupun likuiditas yang memadai serta profil risiko yang terjaga di tengah meningkatnya ketidakpastian perekonomian global.
-
OJK sebut kondisi apa di sektor jasa keuangan? Rapat Dewan Komisioner Bulanan Otoritas Jasa Keuangan (OJK) pada 25 Oktober 2023 menilai sektor jasa keuangan nasional terjaga stabil didukung permodalan yang kuat, kondisi likuiditas yang memadai, dan profil risiko yang terjaga sehingga meningkatkan optimisme bahwa sektor jasa keuangan mampu memitigasi risiko meningkatnya ketidakpastian global baik dari higher for longer suku bunga global maupun peningkatan tensi geopolitik.
-
Kenapa minat investor asing menurun di sektor keuangan Indonesia? Menurunnya minat investor asing terhadap sektor keuangan Indonesia disebabkan oleh sentimen peningkatan yield surat utang di Amerika Serikat dan tren suku bunga tinggi di sejumlah bank sentral negara maju. Akibatnya, kebutuhan likuiditas pemerintah dan pelaku usaha akan menjadi sangat kompetitif dan berbiaya mahal,' ucap Said.
-
Kenapa OJK melihat sektor keuangan stabil? Rapat Dewan Komisioner Bulanan Otoritas Jasa Keuangan (OJK) pada 30 Agustus 2023 menilai stabilitas sektor jasa keuangan nasional terjaga dan resilien dengan indikator prudensial. seperti permodalan maupun likuiditas yang memadai serta profil risiko yang terjaga di tengah meningkatnya ketidakpastian perekonomian global.
-
Bagaimana UMKK bisa menguasai kekuatan ekonomi Indonesia? Bergabung di Katalog Elektronik itu menguntungkan karena pasarnya sangat besar.
-
Bagaimana KKP menargetkan indeks kepatuhan pelaku usaha? Menteri Kelautan dan Perikanan (KP), Sakti Wahyu Trenggono juga menargetkan indeks kepatuhan pelaku usaha pada 2025 sebesar 82 persen.
Menkeu menambahkan pertumbuhan ekonomi dunia 2016 dan 2017 yang masih mengalami tekanan dan direvisi ke bawah turut berkontribusi pada risiko perekonomian nasional. Imbasnya, harga komoditas belum akan membaik setidaknya sampai tahun depan.
Risiko terakhir kembali datang dari luar negeri yakni kondisi ekonomi China. Sebab, negara ini menjadi mitra dagang terbesar Indonesia selama ini.
Namun, Menkeu Sri Mulyani menegaskan bahwa kondisi ekonomi Indonesia hingga triwulan III masih terjaga dengan baik. Ini bisa terlihat dari sejumlah indikator yakni perkembangan nilai tukar, makro prudensial, sistem pembayaran, pasar modal, pasar surat berharga negara yang masih terkendali.
"Kondisi ini didukung oleh membaiknya kinerja APBN sebagai instrumen fiskal, sebagai dampak dari langkah-langkah yang dilakukan pemerintah, baik dari sisi belanja maupun dari implementasi pengampunan pajak dan penerimaan perpajakan. Kita juga melihat membaiknya kinerja pasar modal, kondisi lembaga keuangan yang maish terjaga dengan baik," katanya.
Menkeu memastikan bahwa KSSK akan terus memantau perkembangan perekonomian nasional. Tujuannya untuk menjaga kepercayaan pasar.
"Kita semua bersepakat yaitu Kemenkeu, BI, OJK, dan LPS, akan melakukan tindakan-tindakan yang diperlukan untuk meningkatkan market confidence agar stabilitas sistem keuangan dapat terjaga dan berkontribusi positif terrhadap PE nasional, penciptaan lapangan kerja, dan tertentu dalam pemulihan investasi," tutupnya.
(mdk/bim)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Tensi geopolitik global masih melanjutkan peningkatan seiring berlanjutnya konflik di Timur Tengah.
Baca SelengkapnyaRapat Dewan Komisioner Bulanan OJK menilai stabilitas sektor jasa keuangan terjaga stabil.
Baca SelengkapnyaHal yang perlu menjadi perhatian adalah terjaganya tingkat pertumbuhan kredit dan DPK di level yang hampir sama.
Baca SelengkapnyaPara pelaku usaha mengeluh ke Jokowi soal makin keringnya perputaran uang.
Baca SelengkapnyaHal itu didukung oleh kondisi dari APBN kebijakan fiskal, kebijakan moneter dari Bank Indonesia dan sektor keuangan yang stabil.
Baca SelengkapnyaOJK mencatat pertumbuhan kredit dan DPK melambat dibanding tahun lalu.
Baca SelengkapnyaTarget penyaluran kredit perbankan UMKM hingga 30 persen sulit tercapai karena berbagai faktor. Sebab, ekspansi bisnis UMKM kini tengah melemah.
Baca SelengkapnyaOtoritas Jasa Keuangan (OJK) mencatat kinerja sektor jasa keuangan di Indonesia terbilang stabil.
Baca SelengkapnyaMeskipun dari segi jumlah mengalami penurunan, namun dari segi permodalan koperasi mengalami peningkatan dari Rp200,66 triliun menjadi Rp254,17 triliun.
Baca SelengkapnyaOJK berhasil menjaga stabilitas sektor jasa keuangan terjaga dan pasar keuangan menguat di tengah sentimen positif.
Baca SelengkapnyaTensi perang dagang kembali meningkat akibat kenaikan tarif Amerika Serikat dan beberapa negara Amerika Latin terhadap produk-produk dari China.
Baca SelengkapnyaTerdapat 5 ancaman ekonomi global saat ini, di antaranya penurunan inflasi hingga suku bunga tinggi.
Baca Selengkapnya