Laba Indofood meroket 92 persen jadi Rp 3,24 triliun
Merdeka.com - PT Indofood Sukses Makmur Tbk (INDF) mencatatkan laba bersih Rp 3,24 triliun di sembilan bulan pertama 2016 ini. Angka ini meroket 92,5 persen dibanding periode sama tahun lalu yang hanya Rp 1,68 triliun.
Direktur Utama dan CEO Indofood, Anthoni Salim mengatakan, kenaikan laba bersih ini ditopang dari kelompok usaha seperti produk konsumen bermerek, bogasari, agribisnis dan distribusi masing-masing memberikan kontribusi sekitar 52 persen, 23 persen, 17 persen dan 8 persen terhadap total penjualan perusahaan.
"Sehingga kami dapat membukukan penjualan neto konsolidasi naik menjadi Rp 49,87 triliun dari Rp 47,56 triliun," ujar Anthoni dalam keterangannya, Jakarta, Jumat (28/10).
-
Mengapa laba Bank Mandiri naik di tahun 2023? Kunci kesuksesan Bank Mandiri ini tak lepas dari strategi bisnis yang konsisten untuk fokus pada pertumbuhan bisnis berbasis ekosistem serta didukung dengan strategi digitalisasi.
-
Bagaimana Lippo Karawaci meningkatkan nilai jual propertinya? Keunggulan yang dimiliki FiberStar dan CBN akan memberikan nilai tambah bagi konsumen kami.
-
Kenapa saham BRI naik 61,5 kali lipat? Apabila mempertimbangkan stock split dan right issue, sampai dengan saat ini, tercatat saham BBRI telah naik 61,5 kali lipat apabila dibandingkan dengan harga pada saat IPO.
-
Bagaimana nilai pasar timnas meningkat? Total nilai pasar starting XI Skuad Indonesia bisa melampaui Rp350 miliar dengan kehadiran kedua pemain ini.
-
Apa target pertumbuhan ekonomi Indonesia? Badan Anggaran (Banggar) DPR RI dan Pemerintah menyepakati target sasaran pertumbuhan ekonomi Indonesia di tahun 2025 mendatang berada pada rentang 5,3 persen sampai 5,6 persen.
-
Siapa yang mengumumkan realisasi investasi? Menteri Investasi/Kepala BKPM Bahlil Lahadalia menyampaikan bahwa realisasi investasi tersebut mencapai 129,0 persen dari target Renstra sebesar Rp 1.099,8 triliun.
Kenaikan penjualan tersebut turut mendongkrak laba usaha tumbuh 9,4 persen menjadi Rp 5,93 triliun dari Rp 5,42 triluun, dan marjin laba usaha naik menjadi 11,9 persen dari 11,4 persen.
"Ini terutama disebabkan oleh laba selisih kurs tahun ini dibandingkan dengan rugi selisih kurs pada tahun sebelumnya," ungkapnya.
Sementara, anak usaha INDF, PT Indofood CBP Sukses Makmur Tbk (ICBP) juga menorehkan kenaikan laba sebesar 15,9 persen menjadi Rp 2,83 triliun dari Rp 2,44 triliun. Sehingga turut menopang penjualan perusahaan tumbuh 9,9 persen menjadi Rp 26,47 triliun dari Rp 24,10 triliun.
"Kontribusi penjualan dari divisi mi instan, dairy, makanan ringan, penyedap makanan, nutrisi dan makanan khusus dan minuman, masing-masing sekitar 64 persen, 20 persen, 7 persen, 2 persen, 2 persen dan 5 persen dari total penjualan," jelas Anthoni.
Menurutnya, periode sembilan bulan ini merupakan periode baik bagi perusahaan mengingat kondisi pasar secara umum serta dilaksanakannya strategi-strategi yang mampu menghasilkan kinerja baik.
Alhasil, laba usaha perusahaan juga tumbuh 24,2 persen menjadi Rp 3,97 triliun dari Rp 3,20 triliun, dan marjin laba usaha naik menjadi 15 persen dari 13,3 persen yang disebabkan naiknya penjualan.
(mdk/idr)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Unilever Indonesia juga mencatat penjualan bersih sebesar Rp38,6 triliun dengan peningkatan margin kotor sebesar 346 bps dibandingkan 2022.
Baca SelengkapnyaAngka ini sudah 88,69 persen dari target Anggaran Pendapatan Belanja Negara (APBN).
Baca SelengkapnyaSelain itu, perusahaan membukukan volume penjualan keseluruhan (semen dan clinker) sebesar 19,3 juta ton pada 2023.
Baca SelengkapnyaNamun demikian, pendapatan negara mengalami kontraksi sebesar 5, 4 persen secara tahunan (year on year/yoy).
Baca SelengkapnyaBerikut mesin penghasil pendapatan Indosat selama sembilan bulan di 2023.
Baca SelengkapnyaMenurut Sri Mulyani, capaian pendapatan negara tahun 2023 yang tembus melebihi target merupakan pencapaian yang luar biasa baik.
Baca SelengkapnyaPertumbuhan pendapatan Indosat Ooredoo didukung kinerja positif dari semua lini bisnis Perusahaan.
Baca SelengkapnyaSejalan dengan proyeksi Bank Dunia yang memperkirakan pertumbuhan ekonomi Indonesia akan berada di kisaran 5,0% pada 2024, realisasi investasi menunjukkan tren
Baca SelengkapnyaJika dilihat dalam perjalanannya, penerimaan pajak sempat mengalami penurunan yang signifikan yakni pada tahun 2020.
Baca SelengkapnyaImpor non migas mencapai USD16,10 miliar ini juga mengalami kenaikan sebesar 4,08 persen.
Baca SelengkapnyaAngka tersebut sudah mencapai 101,3 persen dari targetAPBN 2023.
Baca SelengkapnyaPada kuartal II-2024 BRI Grup berhasil cetak laba bersih Rp29,9 triliun.
Baca Selengkapnya