Better experience in portrait mode.
Iklan - Geser ke atas untuk melanjutkan

Lobi Gita ke AS belum tentu tingkatkan eskpor sawit

Lobi Gita ke AS belum tentu tingkatkan eskpor sawit cpo. ©2012 Merdeka.com/arie basuki

Merdeka.com - Upaya Menteri Perdagangan Gita Wirjawan untuk melobi Amerika Serikat, Cili dan Kanada dalam forum pertemuan bilateral di acara Kerja sama Ekonomi Asia Pasifik (APEC) untuk memasukkan kelapa sawit dalam daftar produk dan jasa yang ramah lingkungan dinilai tidak akan membantu kinerja ekspor kelapa sawit.

Sekretaris Jenderal Gabungan Pengusaha Kelapa Sawit Indonesia (Gapki) Joko Supriyono mengatakan langkah Mendag tidak akan banyak membantu kinerja perusahaan kelapa sawit pada pasar ekspor.

Pasalnya, kata dia, selama ini yang menjadi masalah bukanlah produk sawit Indonesia ramah lingkungan atau tidak. Namun permasalahan muncul pada persoalan nontarif yang dijumpai jika sawit Indonesia masuk di pasar Amerika Serikat.

"Menurut saya upaya perjuangan produk sawit jadi green product hanya akan berpengaruh terhadap tarif, tarifnya jadi nol. Tapi untuk hambatan nontarif apa bisa dihilangkan?" ujar Joko saat dihubungi merdeka.com, Senin (22/4).

Menurut dia, selama ini pengusaha sawit masih terkendala politik dagang yang dimainkan oleh pihak Amerika Serikat untuk menahan produk impor masuk ke negaranya. Joko mengatakan, saat ini kebutuhan paling besar untuk produk kelapa sawit di AS adalah untuk biofuel.

Saat ini, AS menggunakan jagung sebagai produk dasar pembuatan bahan bakar tersebut. Namun, jika sawit berhasil masuk, industri jagung akan tergerus karena sawit impor akan lebih murah dibanding jagung hasil perkebunan AS.

"Masuk ke AS itu mahal, karena berkompetisi dengan minyak mereka," ujar dia.

Sebelumnya produk minyak kelapa sawit mentah atau crude palm oil (CPO) asal Indonesia belum diakui oleh Negara Paman Sam sebagai produk ramah lingkungan. Environmental Protection Agency (EPA) dalam laporan pada 2011 menyebutkan bahwa industri CPO Indonesia menghasilkan emisi gas lebih dari 20 persen dan ini tidak sesuai dengan komitmen pengurangan emisi gas dunia.

Amerika pula aktor utama yang mendorong banyak negara tidak memasukkan komoditas CPO dalam daftar 54 produk yang mendapat prioritas pengurangan tarif masuk 5 persen di forum APEC. Alhasil produk sawit tidak kompetitif dibanding minyak nabati lainnya. (mdk/rin)

Geser ke atas Berita Selanjutnya

Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya

Buka FYP
Produksi Kelapa Sawit Indonesia Diprediksi Turun di 2024, Ini Faktor Penyebabnya
Produksi Kelapa Sawit Indonesia Diprediksi Turun di 2024, Ini Faktor Penyebabnya

Tantangan kedua, yaitu tidak jelasnya kepastian hukum dan kepastian berusaha.

Baca Selengkapnya
Pengusaha Kecewa Kinerja Industri Sawit Menurun Tahun Ini
Pengusaha Kecewa Kinerja Industri Sawit Menurun Tahun Ini

Kinerja industri kelapa sawit di Indonesia tak sebaik dari tahun kemarin.

Baca Selengkapnya
Ekspor Kelapa Sawit ke Eropa Makin Turun, Pengusaha Bidik Pasar China Hingga Rusia
Ekspor Kelapa Sawit ke Eropa Makin Turun, Pengusaha Bidik Pasar China Hingga Rusia

Ekspor komoditas sawit ke Uni Eropa menurun menjadi 4,9 ton di 2020. Kemudian penurunan ekspor sawit terus terjadi di tahun 2022 menjadi 4,1 juta ton.

Baca Selengkapnya
Agar Minyak Goreng Tidak Langka, Pembatasan Ekspor Kelapa Sawit Dilanjutkan Tahun 2024
Agar Minyak Goreng Tidak Langka, Pembatasan Ekspor Kelapa Sawit Dilanjutkan Tahun 2024

Kebijakan ini dilakukan sebagai upaya untuk menjamin pasokan minyak goreng.

Baca Selengkapnya
RI Penghasil Kelapa Sawit Terbesar di Dunia, Tapi yang Untung Malah Malaysia & Belanda
RI Penghasil Kelapa Sawit Terbesar di Dunia, Tapi yang Untung Malah Malaysia & Belanda

Dalam perdagangan minyak nabati, tidak semua exportir merupakan produsen minyak nabati.

Baca Selengkapnya
Masa Depan Industri Kelapa Sawit di Tengah Ketidakpastian Global
Masa Depan Industri Kelapa Sawit di Tengah Ketidakpastian Global

Ketidakpastian global memberikan pengaruh terhadap industri sawit di Indonesia.

Baca Selengkapnya
Menko Luhut Didatangi 10 Orang dari Pemerintahan Kenya, Ada Apa?
Menko Luhut Didatangi 10 Orang dari Pemerintahan Kenya, Ada Apa?

"Ini juga menyangkut UMKM, karena mereka juga minta tekstil, kelapa sawit dan macam-macam untuk diekspor ke mereka," kata Luhut.

Baca Selengkapnya
Menteri Bahlil Kesal Ada Negara-Negara yang Tak Senang Indonesia Maju
Menteri Bahlil Kesal Ada Negara-Negara yang Tak Senang Indonesia Maju

Ada beberapa negara yang tak setuju dengan berbagai kebijakan pemerintah Indonesia.

Baca Selengkapnya
Rencana Subsidi Pertamax Dinilai Bukan Solusi Masalah Sektor Migas
Rencana Subsidi Pertamax Dinilai Bukan Solusi Masalah Sektor Migas

Masalah utama di bidang migas yang dihadapi adalah produksi minyak yang saat ini masih sangat rendah.

Baca Selengkapnya
TPN Ganjar-Mahfud: Ngomong Terus Hilirisasi Kapan Selesainya
TPN Ganjar-Mahfud: Ngomong Terus Hilirisasi Kapan Selesainya

TPN Ganjar-Mahfud menilai perlu banyak keterlibatan pelaku industri dalam program hilirisasi

Baca Selengkapnya
Mendag Yakin Indonesia Menang Lawan Uni Eropa di WTO soal Diskriminasi Kelapa Sawit
Mendag Yakin Indonesia Menang Lawan Uni Eropa di WTO soal Diskriminasi Kelapa Sawit

Mendag meminta dukungan serta do'a masyarakat agar dilancarkan dan bisa menang dalam gugatan ini.

Baca Selengkapnya