Mari Elka dorong kearifan lokal jadi solusi ketahanan pangan
Merdeka.com - Mantan Menteri Perdagangan Mari Elka Pangestu mendorong kearifan lokal sebagai solusi mengatasi persoalan ketahanan pangan di Indonesia. Menurutnya, cara itu bisa mendukung upaya pemerintah melakukan diversifikasi pangan dan menekan konsumsi beras.
Sebab, masyarakat daerah yang dalam sejarahnya bukan pemakan beras bisa didorong kembali untuk mengonsumsi penganan lokal. Seperti Sagu di Papua dan Jagung di Nusa Tenggara Timur.
"Iya kearifan lokal setuju sekali saya. Bisa menambah sumber pangan alternatif. Itu semua bisa didorong kembali kalau menurut saya," ujar Marie dalam Konferensi Internasional bertema "Feeding The Zone" di Jakarta, Sabtu (14/5).
-
Kenapa swasembada pangan penting bagi Indonesia? 'Kita harus jamin kemampuan kita memberi makan rakyat kita sendiri,' ucap Prabowo kepada para pembantunya itu.
-
Apa manfaat produk lokal bagi budaya Indonesia? Meningkatnya kecintaan masyarakat terhadap produk lokal, tidak hanya sekadar mencerminkan perubahan pola konsumsi, tetapi juga menjadi bukti nyata, semakin kuatnya komitmen dalam melestarikan dan menghargai warisan budaya Indonesia.
-
Bagaimana cara melestarikan budaya pangan? Kita ingin membangun kesadaran baru yang generatif untuk membangun budaya yang nantinya relevan, yang tujuannya adalah untuk kemajuan.
-
Apa contoh akulturasi di kuliner Indonesia? Misalnya, dalam makanan, terdapat akulturasi antara rempah-rempah dari India dan teknik masak dari China yang menghasilkan masakan Nusantara yang kaya akan rasa dan aroma.
-
Kenapa kemandirian pangan dinilai penting? Kemandirian pangan dinilai penting untuk kedaulatan bangsa di tengah ketegangan geopolitik dunia.
-
Siapa yang berpendapat tentang budaya pangan? Budaya ini memberi makna pada makanan melalui simbol, label, dan ritual, baik dalam keseharian maupun momen istimewa,' ujarnya.
Untuk menghidupkan kearifan lokal tersebut, Marie mendorong pemerintahan Joko Widodo untuk tak sungkan memberikan insentif pada petani. Ini agar petani semangat memproduksi pangan lokal.
"Mungkin iya, perlu insentif untuk kembali menanam."
Sebelumnya, Wakil Presiden Jusuf Kalla mengatakan bahwa kebutuhan pangan, khususnya beras, terus meningkat. Itu tak hanya disebabkan oleh pertambahan penduduk, tetapi juga perubahan konsumsi.
Dia mencontohkan, Pemerintahan Soeharto mendorong masyarakat Papua beralih mengonsumsi beras dari sebelumnya sagu.
"Dulu kebutuhan beras nggak sebesar sekarang karena orang Papua sekarang makan beras. Penduduk bertambah, makanan terbatas, pada ujungnya masalah," katanya.
(mdk/yud)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Masyarakat lokal Bangka Belitung memiliki cara tersendiri dalam melestarikan lingkungan yang berbasis kearifan lokal.
Baca SelengkapnyaHal itu, menurutnya, dinilai sebagai langkah menurunkan angka diabetes pada anak yang semakin melonjak.
Baca SelengkapnyaMasak sendiri makanan di rumah bisa menjadi cara luar biasa untuk mempertahankan budaya kuliner Nusantara.
Baca SelengkapnyaYulin Jia menekankan pentingnya kemandirian pangan bagi negara-negara dengan populasi besar seperti Indonesia.
Baca SelengkapnyaKudapan ini memiliki tekstur renyah dan rasa yang gurih terbuat dari daun muda bernama tanaman Kelakai yang membuat ketagihan.
Baca SelengkapnyaKonsepnya adalah kalau lahan produktif berkurang, sumber pangan berkurang harus diganti di tempat lain.
Baca SelengkapnyaFAO menjelaskan salak bali memiliki arti penting bagi pertanian global, di mana sistem tanamnya menunjukkan penghidupan dan keanekaragaman hayati.
Baca SelengkapnyaTerdapat 25 makanan khas Dayak yang unik dan kaya akan rempah, mulai dari kue kelapa hingga sayur rotan yang memiliki cita rasa yang lezat.
Baca SelengkapnyaGerindra membantah food estate adalah kejahatan lingkungan.
Baca Selengkapnya