Mbah Lasio, Korban Gempa Yogyakarta yang Sukses Terbang ke Italia Sebagai Petani Pisang
Mbah Lasio diberitahu akan diajak ke Italia sebagai perwakilan petani inovatif dari Indonesia.
Mbah Lasio diberitahu akan diajak ke Italia sebagai perwakilan petani inovatif dari Indonesia.
Mbah Lasio, Korban Gempa Yogyakarta yang Sukses Terbang ke Italia Sebagai Petani Pisang
Korban Gempa Yogyakarta yang Sukses Terbang ke Italia Sebagai Petani Pisang
Usia bukan menjadi kendala untuk bisa mengembangkan kemampuan seseorang. Ini juga berlaku bagi Mbah Lasio, kakek asal Yogyakarta yang dijuluki Professor Pisang
Predikat Professor Pisang itu bukan gelar akademik. Akan tetapi, berkat inovasi dalam budidaya tanam pisang, pembibitan, hingga penanganan hama, julukan itupun disematkan pada Mbah Lasio.
Dalam wawancara yang diunggah akun YouTube Kementerian Pertanian Mbah Lasio bercerita, sejatinya dia memang seorang petani.
Hingga ketika gempa Yogyakarta tahun 2006, masyarakat Yogyakarta pun berada dalam kondisi terpuruk.
Banyak warga mengeluh karena kehilangan mata pencaharian.
"Setelah gempa itu saya ambil inisiatif, karena lingkungan kita istilahnya ada banyak orang tapi cuma mengeluh saja, mau kegiatan apa ya itu belum mempunyai gambaran," kata Mbah Lasio, dikutip pada Kamis (23/11).
Mbah Lasio kemudian menemui kepala desa dan mengutarakan inisiatifnya untuk menanam pohon pisang dan melibatkan warga desa tempat dia tinggal.
Pisang menjadi tanaman yang dipilih Mbah Lasio mengingat bibit buah ini cukup terjangkau.
Perawatan pohon pisang cukup mudah dilakukan.
Namun, untuk memulai menjadi petani pisang, Mbah Lasio mengikuti beberapa pelatihan.
Tujuannya agar hasil dari budidaya ini memiliki kualitas unggul.
Dia juga menekankan keinginannya menjadi petani pisang agar warga desa tempat dia tinggal dapat mandiri.
Setidaknya, kata dia, warga memiliki tabungan pangan jika terjadi bencana alam.
"Jadi kita tidak terlalu bergantung bantuan dari siapapun dan kapan pun andai kata kita mempunyai tabungan tanaman yang itu bisa berbuah bisa dimakan," kata Mbah Lasio.
Pada tahun 2015, Mbah Lasio mendapat kunjungan dari peneliti Italia.
Di momen tersebut, Mbah Lasio diberitahu kalau dia akan diajak ke Italia sebagai perwakilan petani inovatif dari Indonesia.
Hingga di tahun 2016, Mbah Lasio pun berangkat pada semua seminar global mengenai pertanian.
Jasa dan inovasi Mbah Lasio turut berdampak terhadap pergerakan ekonomi lokal. Melalui koperasi, dan bekerja sama dengan kelompok tani.
Tak hanya itu, dia mendapatkan nilai tambah dari pohon pisang seperti keripik, gudeg, dan beberapa olahan lainnya.