Mengenal GISCO, Pembiayaan bagi Proyek Industri Hijau
Indonesia jajaki peluang kerjasama dengan EU-Indonesia Cooperation Facility (EUICF), kembangkan ekonomi hijau.
Kementerian Perindustrian akan mengembangkan ekosistem industri hijau, yang mana di dalamnya ada inisiasi konsep Green Industry Service Company (GISCO), yaitu entitas yang mengembangkan, merancang, membangun, dan mengatur pembiayaan untuk proyek-proyek penerapan Industri Hijau di Perusahaan Industri.
Kepala Badan Standardisasi dan Kebijakan Jasa Industri (BSKJI) Kementerian Perindustrian (Kemenperin), Andi Rizaldi, menjelaskan, dalam usaha efisiensi dan penurunan emisi, pastinya diperlukan biaya untuk mengembangkan dan menerapkan teknologi yang lebih efisien dan ramah lingkungan ataupun biaya yang diperlukan untuk meningkatkan efisiensi di dalam proses industri untuk mengurangi emisi, yang jumlahnya tidak sedikit.
Melalui GISCO, nantinya akan menanggung biaya awal yang diperoleh dari penyedia pembiayaan hijau untuk implementasi teknologi hijau atau efisiensi energi.
"Pembayaran dilakukan oleh perusahaan secara bertahap, di mana penghematan biaya yang diperoleh digunakan untuk membayar GISCO," kata Andi dalam Annual Indonesia Green Industry Summit (AIGIS) ke-1 Tahun 2024” di Jakarta, Kamis (19/9).
Andi menjelaskan, setelah periode kontrak selesai, perusahaan bisa sepenuhnya menikmati penghematan energi yang dihasilkan. Dengan adanya GISCO harapannya ke depan akan semakin bertambah banyak industri yang dapat tersertifikasi industri hijau.
Adapun untuk pengembangan ekosistem industri hijau, pihaknya sedang menjajaki kerjasama dengan EU-Indonesia Cooperation Facility (EUICF).
"Saat ini, sedang dilakukan penjajakan kerjasama untuk pengembangan GISCO dengan EUICF. Semoga kerjasama ini bisa segera terbangun, sehingga konsep GISCO bisa segera terlaksana," ujarnya.