Better experience in portrait mode.
Iklan - Geser ke atas untuk melanjutkan

Mengenal Unrealized Loss, Risiko Investasi di Saham Bisa Terjadi ke Semua Investor

Mengenal Unrealized Loss, Risiko Investasi di Saham Bisa Terjadi ke Semua Investor Bursa Saham. REUTERS/Daniel Munoz

Merdeka.com - Investasi di pasar modal, baik dalam instrumen saham maupun reksadana, tidak bisa lepas dari berbagai risiko. Salah satunya adalah risiko pasar yang terjadi saat harga saham menurun sehingga mengakibatkan penurunan nilai investasi.

Di tengah fluktuasi pasar modal, penurunan nilai aset investasi merupakan hal yang wajar. Sepanjang tidak dilakukan realisasi penjualan aset, penurunan nilai saham maupun reksadana hanya akan menjadi unrealized loss, bukan kerugian.

Guru Besar Keuangan dan Pasar Modal Fakultas Ekonomi dan Bisnis (FEB) Universitas Indonesia, Budi Frensidy menilai kerugian yang belum terealisasi (unrealized loss) bisa terjadi pada setiap investor di pasar modal.

Orang lain juga bertanya?

Menurut Budi, dalam investasi saham maupun reksadana saham, unrealized loss merupakan hal yang biasa. Saham merupakan instrumen investasi yang dapat memberikan imbal hasil yang tinggi, namun risikonya juga lebih tinggi dibandingkan instrumen lainnya di pasar modal.

"Unrealized loss bisa berbalik menjadi unrealized gain saat pasar saham membaik. Perubahan dari unrealized loss ke unrealized gain ini bergantung kondisi pasar dan juga saham yang dimiliki investor," ujar Budi dikutip dari Antara, Selasa (2/3).

Dia mencontohkan dalam kasus dugaan korupsi yang terjadi di Asabri dan BPJS TK terus menjadi perhatian para investor di pasar modal. Kedua Badan Usaha Milik Negara (BUMN) asuransi tersebut disebut mengalami kerugian besar akibat investasinya di pasar modal. Kejaksaan Agung yang menangani kedua kasus itu menaksir Asabri merugi hingga Rp23 triliun dan BPJS TK juga rugi sekitar Rp20 triliun.

Namun kerugian yang dialami kedua BUMN tersebut sebagian dinilai baru sebatas potensi atau unrealized loss. Hal tersebut khususnya terjadi pada aset-aset investasi Asabri dan BPJS TK yang belum dilakukan penjualan sehingga potensi kerugiannya belum terealisasi.

Contohnya investasi yang dilakukan Asabri dan BPJS TK melalui reksa dana yang dikelola oleh perusahaan Manajer Investasi (MI) dan di bawah pengawasan Otoritas Jasa Keuangan (OJK). Potensi kerugian itu terjadi akibat nilai investasi yang menjadi underlying reksa dana menurun.

Budi menuturkan, pengelola dana atau manajer investasi top sekali pun, tidak bisa menjamin keuntungan karena pergerakan harga saham tergantung pasar. Tidak ada jaminan juga bahwa saham-saham dengan fundamental baik, seperti yang masuk indeks LQ45, dapat terbebas dari risiko penurunan harga. Begitu pun dengan saham-saham yang berkapitalisasi menengah atau kecil sekalipun.

"Hedge fund profesional tidak ada yang tidak pernah mengalami unrealized loss. Sebagian besar akan mengalaminya ketika market sedang bearish," kata Budi.

Tidak Dicatatkan dalam Laporan Laba Rugi

Dalam akuntansi, lanjut Budi, unrealized loss biasanya tidak dicatatkan dalam laporan laba rugi namun masuk ke pendapatan menyeluruh (comprehensive income). Sebab, aset saham biasanya masuk ke akun tersedia untuk dijual atau available for sell saat dibeli.

Penurunan nilai saham tersebut benar-benar menjadi kerugian atau tidak, akan bergantung pada saat penjualan aset tersebut dilakukan. Jika saham yang nilainya turun kemudian dijual pada posisi rugi, tentu kerugian akan menjadi terealisasi. Sebaliknya selama saham tersebut tidak dijual, maka tidak akan terjadi kerugian alias hanya unrealized loss.

Pengamat hukum pasar modal Indra Safitri sebelumnya mengatakan, kerugian investasi merupakan salah satu risiko pasar yang dihadapi oleh investor. Namun, unrealized loss merupakan kerugian secara buku, bukan faktual. Sehingga harus dibuktikan dulu secara hukum, apakah perbuatan melawan hukum yang menjadi sebab kerugian investasi dengan menggunakan pranata hukum pasar modal.

"Jika potensi kerugian yang belum dibukukan masuk ranah merugikan negara, maka hal ini akan menakutkan bagi semua pihak yang mengurus investasi. Kerugian akibat risiko bisnis semata tentu tidak masuk ranah pidana," ujar Indra.

(mdk/idr)
Geser ke atas Berita Selanjutnya

Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya

Buka FYP
Patut Dicoba! Ini Pilihan Investasi yang Tetap Untung Meski Rupiah Anjlok Pasca Serangan Iran ke Israel
Patut Dicoba! Ini Pilihan Investasi yang Tetap Untung Meski Rupiah Anjlok Pasca Serangan Iran ke Israel

Berikut ini beberapa alternatif investasi yang relatif aman saat Rupiah anjlok.

Baca Selengkapnya
Mitos dan Fakta Seputar Reksa Dana, Apa Saja?
Mitos dan Fakta Seputar Reksa Dana, Apa Saja?

Reksa dana merupakan salah satu instrumen investasi yang populer.

Baca Selengkapnya
Harga Saham Bisa Naik Turun, Apa Penyebabnya Ya?
Harga Saham Bisa Naik Turun, Apa Penyebabnya Ya?

Masih sering bingung kenapa harga saham bisa naik turun dengan cepat? Begini penjelasannya!

Baca Selengkapnya
7 Risiko Utama dalam Asuransi Kerugian yang Wajib Anda Ketahui untuk Keamanan Finansial
7 Risiko Utama dalam Asuransi Kerugian yang Wajib Anda Ketahui untuk Keamanan Finansial

Ketahui jenis-jenis risiko dalam asuransi kerugian dan pilih perlindungan yang tepat untuk kebutuhanmu.

Baca Selengkapnya
Tak Perlu Modal Besar untuk Memulai Investasi
Tak Perlu Modal Besar untuk Memulai Investasi

Investasi di pasar finansial pun kini sudah sangat terjangkau dan mudah

Baca Selengkapnya
Airlangga Minta Investor Tidak Panik Meski IHSG Anjlok 4 Persen
Airlangga Minta Investor Tidak Panik Meski IHSG Anjlok 4 Persen

Berdasarkan data RTI, pada Senin, 5 Agustus 2024 pukul 14.18 WIB, IHSG merosot 4,18 persen ke posisi 7.002.

Baca Selengkapnya
Mitos dan Fakta Seputar Investasi Emas, Benarkah Waktu Beli yang Tepat saat Harga Turun?
Mitos dan Fakta Seputar Investasi Emas, Benarkah Waktu Beli yang Tepat saat Harga Turun?

Ada beberapa mitos dan fakta seputar investasi emas yang beredar di kalangan masyarakat yang masih dipercayai pembeli sebelum memutuskan untuk berinvestasi.

Baca Selengkapnya
5 Macam Reksa Dana yang Menarik Dipilih Sebagai Instrumen Investasi Alternatif
5 Macam Reksa Dana yang Menarik Dipilih Sebagai Instrumen Investasi Alternatif

Anda bisa menginvestasikan dana yang dimiliki dalam bentuk saham, obligasi dan pasar uang.

Baca Selengkapnya
Lima Investasi Favorit Masyarakat, Jarang Bikin Rugi
Lima Investasi Favorit Masyarakat, Jarang Bikin Rugi

Investasi masih menjadi sarana bagi segelintir orang untuk memiliki pendapatan pasif.

Baca Selengkapnya
Pemilihan Presiden 2024: Apa Dampaknya Bagi Para Investor?
Pemilihan Presiden 2024: Apa Dampaknya Bagi Para Investor?

Berikut dampak pemilihan presiden bagi para investor.

Baca Selengkapnya
5 Alasan Emas Jadi Pilihan Investasi Sepanjang Masa
5 Alasan Emas Jadi Pilihan Investasi Sepanjang Masa

Emas tergolong instrumen investasi yang minim risiko.

Baca Selengkapnya
3 Instrumen Investasi yang Tetap Bikin Cuan Meski Ekonomi Global Lesu
3 Instrumen Investasi yang Tetap Bikin Cuan Meski Ekonomi Global Lesu

Di tahun politik investasi saham tetap memberikan potensi keuntungan.

Baca Selengkapnya