Menko Rizal sebut pengelolaan SDA harus bisa bernilai tambah
Merdeka.com - Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman, Rizal Ramli menggelar rapat koordinasi terkait pengelolaan energi dan sumber daya mineral (ESDM) di Blok Masela, Maluku. Rapat tersebut dihadiri oleh Menteri Bappenas Sofyan Djalil, Kepala SKK Migas Amien Sunaryadi, Kepala BPH Migas Andy Noorsaman Sommeng, pejabat Kementerian ESDM, pejabat Kementerian Perhubungan, pejabat Kementerian Perindustrian dan tokoh-tokoh masyarakat Maluku.
Rizal menilai, banyak pihak salah paham mengenai perselisihan sistem pengelolaan Blok Masela, dilakukan secara onshore atau offshore. Padahal yang diperjuangkan, kata Rizal, yakni perihal pengelolaan sumber daya alam.
"Pada dasarnya banyak terjadi kesalahpahaman bahwa polemik Masela hanya soal perbedaan (pengelolaan) darat dan laut. Sebetulnya bukan begitu," ujar Rizal di Kantornya, Rabu (11/5).
-
Bagaimana Indonesia jadi produsen nikel terbesar? Indonesia menjadi produsen nikel terbesar setelah Filipina membuat kebijakan ketat penambangan.
-
Dimana sumber daya alam di Indonesia? Sumber Daya Alam di Indonesia sangat beragam yang tersebar dari Sabang sampai Merauke.
-
Apa yang dibutuhkan untuk mencapai Indonesia Emas? 'Kalau kita mau menuju Indonesia emas, pertumbuhan ekonomi kita harus di atas 7 persen. Pendapatan per kapita kita harus di atas 10 ribu dolar AS. GDP kita harus 5-6 terbesar di dunia. Oleh karena itu dibutuhkan mesin pendongkrak ekonomi,' ujar Bahlil saat Kuliah Umum di Institut Pemerintahan Dalam Negeri (IPDN), Jatinangor, Jawa Barat, Kamis (17/7).
-
Dimana Bahlil berbicara tentang Indonesia Emas? 'Kalau kita mau menuju Indonesia emas, pertumbuhan ekonomi kita harus di atas 7 persen. Pendapatan per kapita kita harus di atas 10 ribu dolar AS. GDP kita harus 5-6 terbesar di dunia. Oleh karena itu dibutuhkan mesin pendongkrak ekonomi,' ujar Bahlil saat Kuliah Umum di Institut Pemerintahan Dalam Negeri (IPDN), Jatinangor, Jawa Barat, Kamis (17/7).
-
Di mana pusat produksi besi di Nusantara? Salah satu sentra besi di Kepulauan Nusantara itu berada di Luwu dan Banggai. Kini tempat itu masuk Provinsi Sulawesi Tenggara dan berada di pantai timur Pulau Sulawesi.
-
Mengapa Indonesia surplus perdagangan dengan Malaysia? 'Kalau dihitung bulan, lebih dari 48 bulan kita surplus terus, Alhamdulillah,' ucap Didi Sumedi Sidoarjo saat melepas ekspor perdana produk kosmetik PT Wahana Kosmetika Indonesia (WKI) ke Malaysia.
Rizal menegaskan masyarakat Indonesia perlu mengubah paradigma pengelolaan sumber daya alam apabila ingin menjadi negara maju. Pengelolaan kilang LNG secara onshore bertujuan terbangunnya industri yang menciptakan nilai tambah bagi masyarakat sekitar.
Dengan demikian, nantinya Indonesia tidak hanya menjadi negara pengekspor bahan tambang dan mineral mentah saja. Pola pengelolaan sumber daya alam yang hanya 'sedot-ekspor', menurut dia, perlu diubah dengan membangun industri yang menciptakan nilai tambah.
"Sayangnya, paradigmanya selama ini adalah tebang ekspor. Sedot tanah di Papua, ekspor. Tidak dibangun industri downsteam, smelter dan sebagainya. Sehingga, nilai tambahnya tidak ada. Ikan, sedot ikannya terus ekspor. Tidak dibangun industri perikanannya," jelas Rizal.
Rizal mencontohkan pengelolaan bauksit yang digali lalu diekspor mentah-mentah ke luar negeri. Padahal, bauksit bisa diolah menjadi aluminium yang lebih bernilai tambah.
Selain itu, gas bumi yang harusnya bisa diolah menjadi pupuk, petrokimia, dan sebagainya juga diekspor mentah-mentah. "Jadi yang kita inginkan dari awal adalah perubahan paradigma pengelolaan SDA. Jadi jangan disederhanakan seolah hanya debat darat laut. Cetek amat. Inilah esensinya," pungkas dia.
(mdk/sau)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Dalam 20 tahun terakhir, dinamika geopolitik dunia telah mengalami perubahan yang signifikan.
Baca SelengkapnyaJokowi tak ingin Indonesia hanya menjual bahan mentah tanpa nilai tambah.
Baca SelengkapnyaUpaya hilirisasi bakal terkesan percuma jika pelaku pertambangan tidak menerapkan good mining practice dalam pengoperasiannya.
Baca SelengkapnyaIndonesia kaya dengan sumber daya alamnya, termasuk bahan mineral, hasil perkebunan, hasil kelautan, serta sumber energi baru dan terbarukan.
Baca SelengkapnyaSetelah menghentikan ekspor bijih nikel, Indonesia berhasil membangun smelter, yang meningkatkan nilai ekspor nikel secara signifikan.
Baca SelengkapnyaMengingat, Indonesia dinilai sudah terlalu lama memperalat SDA sebagai mesin pertumbuhan ekonomi.
Baca SelengkapnyaPemerintah harus serius menggarap industri hilirisasi ini dengan membangun roadmap
Baca SelengkapnyaKejadian serupa juga terjadi pada tahun 1970 dan 1980, saat komoditas yang dimiliki banyak oleh Indonesia tidak memberikan nilai tambah bagi penerimaan negara.
Baca SelengkapnyaJokowi beberkan kesuksesan kebijakannya di bidang energi seperti ambil alih Freepot hingga bangun smelter di Tanah Air.
Baca SelengkapnyaDia meminta hilirisasi industri dengan menghentikan ekspor bahan mentah tetap dilanjutkan meski Indonesia kalah atas gugatan Uni Eropa, WTO, hingga IMF.
Baca SelengkapnyaPrabowo bakal melanjutkan untuk hilirisasi sektor lain seperti pertanian, perkebunan, hingga kelautan.
Baca SelengkapnyaPemerintah tengah bersiap menghentikan ekspor bahan mentah tembaga dan timah. Ekspor baru dilakukan setelah dilakukan hilirisasi.
Baca Selengkapnya