Menkop Budi Arie Bantah IHSG Anjlok Gara-Gara Koperasi Merah Putih: Ini Bukan Hambur-Hambur Uang
Adanya Kopdes ini merupakan investasi bagi desa, di mana nantinya investasi tersebut akan berbentuk gerai, unit simpan pinjam, klinik desa.

Menteri Koperasi, Budi Arie Setiadi membantah Koperasi Desa (Kopdes) Merah Putih menjadi salah satu penyebab melemahnya Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) yang turun di level 5 persen. Menurutnya Kopdes Merah Putih adalah rancangan untuk mendongkrak perekonomian masyarakat menengah ke bawah, terutama di desa.
"Daya beli masyarakat meningkat. Ekonomi akan lebih meningkat. Pertumbuhan ekonomi akan jauh lebih tinggi dengan adanya kopdesk merah putih. Kok dihubung-hubungkan dengan (IHSG)," kata Budi kepada media, Jakarta, Rabu (19/3).
Menurutnya, meskipun salah satu sumber pendanaan Kopdes Merah Putih berasal dari Himpunan Bank Milik Negara (Himbara), dia memastikan tidak ada risiko kredit macet karena pembayarannya menggunakan Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN).
"Enggak loh. Bagaimana macet? (Kredit) Bagaimana macet orang dibayar pake APBN? Dan ini, ingat loh. Kopdes merah putih ini bukan ekonomi konsumtif," tegas dia.
Dia menjelaskan, adanya Kopdes ini merupakan investasi bagi desa, di mana nantinya investasi tersebut akan berbentuk gerai, unit simpan pinjam, klinik desa, apotik desa, hingga investasi dalam bentuk transportasi logistik.
"Loh kok di menghambat ini bukan ambur-ambur duit loh," imbuhnya.
Lebih lanjut, dia menegaskan adanya Kopdes Merah Lutih justru mempercepat pembangunan desa dan dapat mendongkrak pertumbuhan ekonomi Indonesia di angka 8 persen.
"Kopdes merah putih ini justru untuk mempercepat pembangunan desa. Karena daya dongkrak pertumbuhan ekonomi Indonesia. Kalau mau 8 persen salah satunya adalah desa. Digerakkan ekonomi. Gitu loh. Ya. Jadi kalau yang bilang itu, nggak ada itu," jelasnya.
Munculnya Program Pemerintah Secara Bersamaan Buat IHSG Anjlok
Sebagai informasi, Direktur Research and Investment Pilarmas Investindo Sekuritas, Maximilianus Nico Demus mengatakan penurunan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) hingga 5 persen disebabkan oleh berbagai faktor, salah satunya adalah munculnya program-program pemerintah yang berjalan secara bersamaan.
Salah satu program yang dimaksud yakni pemerintah berencana membangun tiga juta rumah, penghapusan utang Usaha Mikro dan Kecil (UMKM), serta meluncurkan berbagai program lain seperti Koperasi Desa Merah Putih dan program makan bergizi.
Penjualan besar-besaran ini berdampak pada indeks saham, terutama karena mayoritas kapitalisasi pasar terbesar di IHSG berasal dari sektor perbankan. Saham-saham bank besar seperti BBNI, BBRI, dan BBCA menjadi target aksi jual investor asing. Di mana sebagian program yang dijalankan skema pembiayaanya ada yang menggunakan Himpunan Bank Milik Negara (Himbara).
Akibatnya, ketika saham-saham tersebut mengalami penurunan, IHSG pun ikut tertekan karena bobotnya yang besar dalam perhitungan indeks.
"Nah ini juga makanya kalau misalkan bank-bank itu juga dijual oleh investor asing, maka otomatis indeksnya pun juga pasti akan mengalami penurunan. Kenapa? Karena market capnya besar, kan begitu," jelas dia.