Better experience in portrait mode.
Iklan - Geser ke atas untuk melanjutkan

Nasib minyak Venezuela setelah Hugo Chavez meninggal

Nasib minyak Venezuela setelah Hugo Chavez meninggal Hugo Chaves meninggal dunia. ©Reuters

Merdeka.com - Kematian pemimpin Venezuela, Hugo Chavez, kemarin (6/3) telah mengguncang hati rakyatnya. Pemimpin sosialis ini ternyata telah mengambil hati rakyatnya sehingga merasa kehilangan.

Namun, di sisi lain, terdapat satu komoditas yang menjadi incaran dunia saat Chavez meninggal. Tahun 2007 lalu, Chavez mulai mengeluarkan kebijakan untuk membeli saham-saham perusahaan minyak dunia yang beroperasi di negara dengan cadangan minyak terbesar kedua sedunia ini.

Pada saat berita meninggalnya Chavez disiarkan di berbagai saluran televisi, sebuah konferensi energi di Amerika Serikat tertegun pada layar televisi. "Terlalu dini bila kematian Chavez dihubungkan dengan naiknya harga minyak. Tapi benar adanya bila naiknya harga minyak telah membuat seorang Hugo Chavez," ujar Wakil Ketua IHS Daniel Yergin seperti yang dikutip dari CNBC.

Setelah kematian Chavez, harga minyak dunia memang naik tipis USD 0,6 per barel. Dengan kepemimpinan yang baru, analis dan peserta konferensi itu, mengaku akan menemui ketidakpastian hukum di negara tersebut. Sementara, Wakil Presiden Venezuela Nicolas Maduro menggantikan sebagai kepala nahkoda negara tersebut.

"Tanpa kharisma dan karakter kuat Chavez, tidak jelas apakah pemimpin selanjutnya bisa menjaga hal yang sama dengan pemimpin sebelumnya," ujar Yergen.

Di antara perusahaan minyak mayoritas seperti ConocoPhillips dan ExxonMobil, bisa saja mengambil untung dari kematian Chavez itu. Hal itu akan terjadi jika pemimpin yang baru mengizinkan perusahaan asing masuk kembali ke negara tersebut.

Pada saat program nasionalisasi Chavez, kedua perusahaan migas raksasa itu telah tersingkir dan belum melakukan perjanjian baru dengan PDVSA, perusahaan milik negara tersebut.

"Memang terlalu dini untuk menyimpulkan, tapi ConocoPhillips akan mengeruk keuntungan paling banyak," ujar analis senior minyak dari Oppenheimer & CO, Fadel Gheit seperti yang dikutip dari CNBC.

ConocoPhillips adalah investor asing paling besar di Venezuela sebelum ada nasionalisasi.

Lalu, apakah hal ini juga akan menarik minat Pertamina yang sebelumnya telah gagal berinvestasi di negara tersebut dengan membeli 32 persen dari Petrodelta.

"Nanti dilihat lah. Sekarang kita mau closing yang kemarin dulu," ujar Vice President Corporate Communication Pertamina Ali Mundakir, Rabu (6/3). (mdk/rin)

Geser ke atas Berita Selanjutnya

Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya

Buka FYP
Fakta Venezuela, Negara Kaya Minyak yang Sempat Alami Krisis Ekonomi Parah dan Utang Menumpuk
Fakta Venezuela, Negara Kaya Minyak yang Sempat Alami Krisis Ekonomi Parah dan Utang Menumpuk

Venezuela menjadi negara dengan harga bahan bakar fosil termurah di dunia.

Baca Selengkapnya
Repsol Hengkang, 4 Raksasa Migas Antre Masuk Blok Andaman III
Repsol Hengkang, 4 Raksasa Migas Antre Masuk Blok Andaman III

Kendati begitu, dia belum mau membocorkan siapa perusahaan migas yang hendak mengambil alih Andaman III.

Baca Selengkapnya
Masa Depan Migas di Tengah Perubahan Iklim dan Transisi Energi
Masa Depan Migas di Tengah Perubahan Iklim dan Transisi Energi

Transisi energi menuju energi batu terbarukan bakal berdampak pada konsumsi energi fosil yang dinilai tidak ramah lingkungan.

Baca Selengkapnya
Perusahaan Asal Italia Resmi Kelola Proyek Migas Laut Dalam IDD
Perusahaan Asal Italia Resmi Kelola Proyek Migas Laut Dalam IDD

IDD merupakan proyek terintegrasi dari beberapa lapangan dan wilayah kerja di laut dalam Kutai Basin, dengan kedalaman mencapai 1.000-2.000.

Baca Selengkapnya
Tanda-Tanda Indonesia Bakal Jadi Pusat Investasi Migas di Asia Tenggara
Tanda-Tanda Indonesia Bakal Jadi Pusat Investasi Migas di Asia Tenggara

Insentif fiskal diperlukan mengingat negara lain juga berupaya menarik investor.

Baca Selengkapnya
Menteri ESDM: Kebijakan Harga Gas Murah Dilanjutkan
Menteri ESDM: Kebijakan Harga Gas Murah Dilanjutkan

Kementerian ESDM, mengatakan ada beberapa faktor yang perlu diperhatikan seperti cadangan gas bumi dan juga penerimaan negara.

Baca Selengkapnya
BBM Indonesia Selama Ini Tenyata Bergantung ke Singapura, Padahal Tak Punya Ladangan Migas
BBM Indonesia Selama Ini Tenyata Bergantung ke Singapura, Padahal Tak Punya Ladangan Migas

Selain negara di Afrika, pemerintah juga menjajaki peluang impor minyak dari negara di kawasan Amerika Latin.

Baca Selengkapnya
Lima Negara ASEAN Simpan 'Harta Karun' Stok Minyak Bumi Terbanyak
Lima Negara ASEAN Simpan 'Harta Karun' Stok Minyak Bumi Terbanyak

Tingkat produksi dan kontribusi setiap negara bervariasi, bergantung pada cadangan yang dimiliki, teknologi eksplorasi, serta kebijakan energi nasional.

Baca Selengkapnya
Bocoran Menko Luhut: Pertamina Ekspansi Bisnis ke Brasil, Bulog ke Kamboja
Bocoran Menko Luhut: Pertamina Ekspansi Bisnis ke Brasil, Bulog ke Kamboja

Masih soal ketahanan pangan, Luhut juga menyebut Presiden Joko Widodo (Jokowi) telah memerintahkan Perum Bulog untuk mengamankan stok beras dari Kamboja.

Baca Selengkapnya
SKK Migas Siap Gaet Pemain Besar Demi Produksi 1 Juta Barel Minyak Per Hari
SKK Migas Siap Gaet Pemain Besar Demi Produksi 1 Juta Barel Minyak Per Hari

Pemerintah kejar target produksi minyak 1 juta barel per hari dan gas 12 miliar kaki kubik per hari di tahun 2030.

Baca Selengkapnya
Tepis Masuk ke Fase Sunset, SKK Migas Catat Realisasi Investasi Semester 1 Tembus Rp90,72 Triliun
Tepis Masuk ke Fase Sunset, SKK Migas Catat Realisasi Investasi Semester 1 Tembus Rp90,72 Triliun

Realisasi investasi meningkat 15 persen dari realisasi 2023 senilai USD 13,7 miliar.

Baca Selengkapnya
Produksi Minyak Sentuh Level Tertinggi Sejak 1987, Kebutuhan Energi Selama Lebaran Dipastikan Aman
Produksi Minyak Sentuh Level Tertinggi Sejak 1987, Kebutuhan Energi Selama Lebaran Dipastikan Aman

Tingkat produksi itu dicapai atas keberhasilan sumur pengembangan ST-217 yang berkontribusi sebesar 269 BOPD.

Baca Selengkapnya