OJK nilai industri pembiayaan tumbuh di kuartal III-2017
Merdeka.com - Otoritas Jasa Keuangan (OJK) menilai, pertumbuhan industri pembiayaan pada 2017 secara umum mengalami peningkatan dibandingkan dengan kondisi 2015 dan 2016. Data OJK, September kuartal III-2017 menunjukkan, total aset industri pembiayaan mengalami peningkatan sebesar 7,73 persen (year on year) menjadi Rp 468,11 triliun.
Angka ini meningkat dibanding September 2016, di mana total aset industri perusahaan pembiayaan tercatat Rp 434,52 triliun, turun 2,19 persen dibandingkan periode sama 2015 yang mencapai Rp 444,27 triliun.
Kepala Eksekutif Pengawas Industri Keuangan Non Bank (IKNB) OJK, Riswinandi mengatakan, piutang pembiayaan per September 2017 mencapai Rp 410,84 triliun atau meningkat sebesar 8,63 persen (yoy) dengan kualitas piutang pembiayaan yang masih terjaga dengan baik.
-
OJK sebut kondisi apa di sektor jasa keuangan? Rapat Dewan Komisioner Bulanan Otoritas Jasa Keuangan (OJK) pada 25 Oktober 2023 menilai sektor jasa keuangan nasional terjaga stabil didukung permodalan yang kuat, kondisi likuiditas yang memadai, dan profil risiko yang terjaga sehingga meningkatkan optimisme bahwa sektor jasa keuangan mampu memitigasi risiko meningkatnya ketidakpastian global baik dari higher for longer suku bunga global maupun peningkatan tensi geopolitik.
-
Mengapa realisasi investasi tahun 2023 meningkat? 'Alhamdulillah, Januari sampai Desember 2023 sebesar Rp 1.418 triliun, tumbuh 17,5 persen secara tahunan dan 101,3 persen dari target investasi tahun 2023,' ujar Bahlil dalam konferensi pers kinerja investasi tahun 2023, di Gedung Kementerian Investasi/BKPM, Jakarta, Rabu (24/1/2024).
-
Kenapa OJK optimis terhadap sektor keuangan? Rapat Dewan Komisioner Bulanan Otoritas Jasa Keuangan (OJK) pada 25 Oktober 2023 menilai sektor jasa keuangan nasional terjaga stabil didukung permodalan yang kuat, kondisi likuiditas yang memadai, dan profil risiko yang terjaga sehingga meningkatkan optimisme bahwa sektor jasa keuangan mampu memitigasi risiko meningkatnya ketidakpastian global baik dari higher for longer suku bunga global maupun peningkatan tensi geopolitik.
-
Bagaimana OJK menilai stabilitas sektor keuangan? Rapat Dewan Komisioner Bulanan Otoritas Jasa Keuangan (OJK) pada 30 Agustus 2023 menilai stabilitas sektor jasa keuangan nasional terjaga dan resilien dengan indikator prudensial, seperti permodalan maupun likuiditas yang memadai serta profil risiko yang terjaga di tengah meningkatnya ketidakpastian perekonomian global.
-
Kapan PMI Manufaktur Indonesia berada di level tertinggi? Data Purchasing Manager's Index (PMI) Manufaktur Indonesia yang dirilis oleh S&P Global untuk bulan Maret 2024 menunjukkan bahwa PMI Manufaktur Indonesia berada di level 54,2.
-
Kenapa OJK melihat sektor keuangan stabil? Rapat Dewan Komisioner Bulanan Otoritas Jasa Keuangan (OJK) pada 30 Agustus 2023 menilai stabilitas sektor jasa keuangan nasional terjaga dan resilien dengan indikator prudensial. seperti permodalan maupun likuiditas yang memadai serta profil risiko yang terjaga di tengah meningkatnya ketidakpastian perekonomian global.
Tercatat rasio Non Performing Financing Netto perusahaan pembiayaan sebesar 1,16 persen. Sedangkan NPF gross berada dikisaran 3,18 persen, jauh lebih baik dibandingkan periode yg sama di tahun lalu yang mencapai 3,38 persen.
"Sampai dengan triwulan III-2017, perusahaan pembiayaan mencatat laba bersih sebesar Rp 9,76 triliun atau mengalami pertumbuhan laba sebesar 8,73 persen (yoy)," ujar Riswinandi dalam sambutannya pada acara Indonesia Multifinance Consumer Choice Award 2017, di Jakarta, Selasa (31/10).
Aspek pendanaan, industri pembiayaan mencatat outstanding pinjaman sebesar Rp 329,02 triliun per September 2017 atau tumbuh 7,80 persen (yoy), dengan rincian pinjaman dalam negeri sebesar Rp 171,76 triliun (52,20 persen), pinjaman luar negeri sebesar Rp 84,42 triliun (25,66 persen) dan penerbitan obligasi sebesar Rp 72,84 triliun (22,14 persen).
"Sumber pendanaan industri pembiayaan saat ini masih bergantung pada sumber pendanaan yang berasal dari perbankan, hampir 73 persen pendanaan perusahaan pembiayaan diperoleh dari pinjaman bank," tuturnya.
Namun demikian, dia mengingatkan agar industri pembiayaan memiliki kesadaran dan pemahaman yang baik bahwa jenis pembiayaan usaha yang diperkenankan dalam regulasi sangat beragam dan luas yang mancakup Pembiayaan Investasi, Pembiayaan Infrastruktur, Pembiayaan Modal Kerja, dan Pembiayaan Multiguna.
"Pemanfaatan inovasi teknologi informasi dan komunikasi di sektor jasa keuangan atau FinTech dapat memperluas jangkauan layanan sektor jasa keuangan, sehingga diharapkan mendukung akselerasi program inklusi keuangan," paparnya.
Ketua Umum Asosiasi Perusahaan Pembiayaan Indonesia (APPI), Suwandi Wiratno mengakui saat ini terjadi banyak pergeseran termasuk di industri pembiayaan, terlebih pasca berkembangnya teknologi digital dan financial technology (fintech).
"Saat ini memang terjadi banyak perubahan, dimana-mana terjadi market distruption. Ada perubahan market, dulu pembiayaan di sektor konsumen (kendaraan bermotor, sewa guna usaha, factory (anjak piutang), kartu kredit. Sekarang ada pembiayaan investasi dan multiguna," ujar Suwandi.
Perubahan market tersebut, kata dia, sudah mendapatkan dari OJK dengan mengizinkan perusahaan pembiayaan melakukan pembiayaan dalam kegiatan investasi, modal kerja dan multi guna. "Dan sekarang kita lebih rapih dalam mndata mana yang masuk pembiayaan modal kerja, investasi, dan multiguna," ucapnya.
Kendati demikian lanjutnya, perubahan market juga harus diikuti oleh berbagai pembenahan, salah satunya dengan mengembangkan sistem online. Selain dapat meningkatkan efisiensi, portofolio juga bisa naik.
"Penting melakukan perbaikan teknologi, persiapan dengan konsep online. Kita juga sudah mulai berbenah diri dari pelaporan tingkat kesehatan, kita menjaga kualitas dari portofolio kita. Kita sudah mulai mengikuti cara pengkategorian perbankan dalam rasio pembiayaan bermasalah," jelasnya.
(mdk/sau)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Industri pembiayaan diprediksi akan terus meningkat tahun ini.
Baca SelengkapnyaAngka kredit kendaraan bermotor naik ditengah penurunan penjualan kendaraan motor dan mobil.
Baca SelengkapnyaPeningkatan kredit atau pembiayaan didorong oleh peningkatan permintaan kredit sejalan dengan tetap terjaganya kinerja korporasi.
Baca SelengkapnyaDi sisi lain, aset asuransi non komersial tercatat sebesar Rp219,58 triliun. Ini mencakup asuransi BPJS Kesehatan, BPJS Ketenagakerjaan, Taspen, dan Asabri.
Baca SelengkapnyaPenyaluran kredit perbankan melanjutkan tren pertumbuhan sejak periode sebelumnya dan searah dengan target pertumbuhan tahun 2024.
Baca SelengkapnyaPendapatan laba perseroan juga ditopang oleh pertumbuhan dana pihak ketiga (DPK) dan kredit yang positif.
Baca SelengkapnyaSejalan dengan proyeksi Bank Dunia yang memperkirakan pertumbuhan ekonomi Indonesia akan berada di kisaran 5,0% pada 2024, realisasi investasi menunjukkan tren
Baca SelengkapnyaOJK mencatat pertumbuhan kredit dan DPK melambat dibanding tahun lalu.
Baca SelengkapnyaPendapatan bunga Bank DKI hingga Juni 2023 tumbuh sebesar 22,47 persen menjadi Rp2,64 triliun, dari Rp2,16 triliun di periode yang sama tahun sebelumnya.
Baca SelengkapnyaBerdasarkan jenis penggunaan, kredit investasi tumbuh tertinggi.
Baca SelengkapnyaPertumbuhan Dana Pihak Ketiga (DPK) pada September 2023 tercatat 6,54 persen yoy atau menjadi Rp8.147,17 triliun.
Baca SelengkapnyaOJK mencatat, industri fintech menunjukkan kinerja yang baik.
Baca Selengkapnya