Pembenahan Rantai Pasok Jadi Kunci Keberlangsungan Industri di Tengah Derasnya Megatren Dunia
Megatren adalah tren besar dan berjangka panjang yang mempunyai dampak signifikan terhadap masyarakat dan perekonomian.
Kalangan industri di Indonesia dapat segera melakukan pengembangan strategi dan rencana implementasi untuk mencapai manfaat berkelanjutan.
Pembenahan Rantai Pasok Jadi Kunci Keberlangsungan Industri di Tengah Derasnya Megatren Dunia
Schneider Electric menegaskan pentingnya membenahi kembali rantai pasok hulu-hilir pada perusahaan atau industri demi mewujudkan aspek keberlanjutan di tengah derasnya megatren dunia yang membawa banyak perubahan pada sektor bisnis.
"Di mana pun perusahaan atau industri memulai inisiatif menuju keberlanjutan adalah langkah baik yang harus segera dijalankan, karena keberlanjutan memiliki banyak platform untuk mencapai tujuan yang sama," kata Director – Environment & Sustainability, Global Supply Chain (GSC) International, Schneider Electric, Devina S Raditya Jap dikutip dari Antara, Sabtu (16/9).
"Keberlanjutan menawarkan berbagai peluang emas bagi berkembangnya perusahaan dan organisasi bisnis apapun,” tambah Devina.
Schneider Electric menilai, kalangan industri di Indonesia dapat segera melakukan pengembangan strategi dan rencana implementasi untuk mencapai manfaat berkelanjutan.
Di dalam strategi itu harus terdapat unsur sosial, lingkungan, dan ekonomi atau biasa disebut triple bottom line, agar aktivitas bisnis yang dijalankan dapat meminimalkan dampak negatif terhadap lingkungan dan masyarakat lokal maupun global, khususnya dalam mengurangi jejak karbon dan inefisiensi.
Megatren juga menuntut industri untuk melakukan perubahan rantai usaha agar lebih terintegrasi, sederhana, dan mudah beradaptasi pada keberlanjutan. Oleh karena itu, Schneider Electric mendorong upaya dekarbonisasi di sepanjang rantai pasokan dari hulu ke hilir.
Dekarbonisasi rantai pasok pada bagian hulu dilakukan dengan mendorong para pemasok untuk menggunakan material dan kemasan yang ramah lingkungan, termasuk dapat didaur ulang dan digunakan kembali.Sebanyak 80 persen produk yang dihasilkan Schneider mempunyai profil ramah lingkungan yang menjamin keamanan dan transparansi perhitungan siklus hidup produk bersama jejak karbon, pemakaian bahan baku, serta nilai polusinya.
Sementara, dekarbonisasi pada bagian hilir dilakukan dengan mengurangi emisi melalui produk dan jasa yang dihasilkan oleh Schneider Electric untuk para konsumen secara global, yakni sebesar 800 juta tCO2 pada periode 2018-2025 atau setara dengan 100Mt CO2 yang dihemat dan dihindari per tahunnya.
Dekarbonisasi dari hulu ke hilir yang juga dilakukan oleh Schneider Electric adalah dengan menerapkan bisnis yang sirkular melalui modernisasi perangkat listrik (retrofit) dan end of life instructions, yaitu dengan penanganan akhir masa pakai beragam komponen produksi yang masih dapat dimodifikasi dan didayagunakan.Salah satu manfaat retrofit adalah dapat mengurangi biaya energi sebesar 773.904 MJ, pengurangan emisi sebesar 40-ton CO2, dan pengurangan penggunaan air sebesar 389m3.
Schneider Electric juga melakukan transformasi digital yang ditawarkan dalam empat pilar utama, yaitu elekrifikasi yang menyasar operasional perusahaan/industri, mengurangi (reduce) yang menyasar penggunaan energi, mengganti (replace) untuk sumber energi, dan pelibatan (engage) yang menyasar rantai pasok.
Empat pilar tersebut dapat dilaksanakan berkat solusi arsitektur network Schneider Electric yang dinamakan "EcoStruxure" berbasis cloud yang dapat dipantau dan dikendalikan secara remote, dan terbuka untuk semua organisasi yang ingin melakukan dekarbonisasi.
"Kami sadar bahwa rantai pasok yang berkelanjutan merupakan salah satu elemen penting yang dapat mendukung pertumbuhan ekonomi Indonesia. Sebagai Impact Company, kami senantiasa berkomitmen untuk menjalin kemitraan yang kuat dengan pemasok kami, melibatkan seluruh jaringan pasokan pada praktik yang bertanggung jawab secara sosial, lingkungan, dan ekonomi,” tutup Roberto Rossi, Cluster President Schneider Electric Indonesia & Timor Leste.