Better experience in portrait mode.
Iklan - Geser ke atas untuk melanjutkan

Penjelasan Ahli, Mengapa Saat Dalam Pesawat Lebih Aman dari Paparan Virus Corona

Penjelasan Ahli, Mengapa Saat Dalam Pesawat Lebih Aman dari Paparan Virus Corona WNI dari Wuhan disemprot disinfektan. ©HANDOUT/INDONESIAN EMBASSY/AFP

Merdeka.com - Pemerintah Indonesia baru saja memutuskan pemulangan ratusan warga negara Indonesia (WNI) di China usai merebaknya virus corona. Pemulangan menggunakan pesawat Airbus Batik Air. Batik Air mengaku pesawatnya mampu menyaring virus corona lewat filter udaranya.

Usai pemulangan, pesawat Batik Air dibersihkan terutama bagian kabin dan kargo atau bagasi. Pembersihan dilakukan dengan menyemprotkan cairan pembunuh virus.

"Batik Air Airbus 330-300CEO dilakukan penyemprotan cairan multiguna pembunuh kuman, bakteri, virus dan lainnya (disinfectant spray) oleh KKP (Kantor Kesehatan Pelabuhan) yang berlangsung kurang lebih 120 menit. Pekerjaan mencakup di kabin, kokpit dan kompartemen kargo bagian bawah pesawat," tutur Corporate Communications Strategic of Batik Air, Danang Mandala Prihantoro.

Selain itu, pesawat juga menjalani fase pengerjaan yang meliputi sterilisasi, penggantian saringan udara kabin dan perawatan berkala selama beberapa hari. Setelah pesawat dilakukan sterilisasi oleh pihak berwenang, KKP dan TNI AU memberikan izin kepada tim Batam Aero Technic (BAT) untuk melakukan penggantian HEPA (High Efficiency Particulate Air) filter, yaitu alat penyaring untuk sirkulasi udara dalam pesawat.

Prosedur tersebut sesuai anjuran Airbus, dikarenakan sistem HEPA efektif untuk menyaring virus dalam sirkulasi udara kabin pesawat. Semua HEPA filter yang sudah dilepas, selanjutnya dibungkus menggunakan pembungkus khusus untuk diserahkan kepada pihak yang berwenang guna pemusnahan dengan cara dibakar.

"Setelah dinyatakan steril oleh KKP, Airbus 330-300CEO ditarik ke hanggar Batam Aero Technic untuk tahapan jadwal perawatan pesawat berkala (schedule maintenance)," terangnya.

Sudah terjamin amankah pesawat pengangkut dari virus corona setelahnya? Menurut Penasihat Medis dari International Air Transport Association (IATA), David Powell, udara dalam pesawat lebih aman. David juga menjelaskan bahaya dari penutupan negara akibat penyebaran virus corona.

Berikut penjelasan lengkapnya soal virus corona seperti dilansir dari Bloomberg, Kamis (6/2).

T: Adakah Risiko Tertular Virus Saat Berada di Dalam Pesawat?

J: Peluang terkena virus serius di dalam pesawat sangat kecil. Pasokan udara dalam pesawat modern sangat berbeda dengan lokasi lain, seperti gedung kantor atau bioskop. Udara dalam pesawat terdiri dari 50 persen udara luar dan 50 persennya udara hasil sirkulasi.

Udara sirkulasi telah melewati saringan (filter) seperti yang ada di ruang operasi bedah rumah sakit. Udara sirkulasi dijamin 99,97 persen bebas dari virus dan partikel lainnya.

Jadi risiko, kalaupun ada, bukan berasal dari udara dalam pesawat. Penularan berasal dari antar manusia.

T: Bisakah Tertular Virus dari Barang-Barang di Dalam Pesawat, Seperti Kursi, Sandaran Kursi?

J: Virus dan mikroba lainnya berkembang di obyek hidup seperti manusia. Bersalaman memiliki peluang lebih besar tertular daripada menyentuh benda mati.Daya tahan virus dalam benda mati tidak lama. Jadi usai pembersihan dan tindakan pembersihan tambahan lainnya usai benda itu terpapar virus corona sudah betul dan cukup.

T: Bagaimana yang Harus Dilakukan Saat di Dalam Pesawat Agar Tidak Terpapar?

J: Cuci tangan. Karena berbeda dengan yang orang pikirkan, tangan adalah media penyebar virus paling efektif. Cuci tangan dan gunakan cairan pembersih, atau bahkan lakukan keduanya.Hindari menyentuh wajah Anda. Jika Anda batuk atau bersin, tutup mulut Anda menggunakan tisu atau benda yang mudah dibuang. Lalu cuci tangan.

T: Apakah Menggunakan Masker dan Sarung Tangan Ampuh Mencegah Penularan?

J: Pertama soal masker. Baru sedikit bukti bahwa masker ampuh. Masker digunakan oleh mereka yang tengah sakit agar orang lain tidak tertular. Namun, menggunakan masker terus justru tidak efektif. Sebab, virus justru akan berkumpul di sana. Jika sudah kotor, virus dan bakteri justru akan berkembang.Kedua, sarung tangan. Sarung tangan justru lebih parah. Sebab, saat sarung tangan terpakai dan sesorang menyentuh benda apapun maka akan menjadi jalan mikro organisme berpindah. Lagi pula, saat menggunakan sarung tangan, tangan akan berkeringat. Itu akan menjadi tempat yang disukai mikroba untuk berkembang.

T: Apakah Menutup Jalur Penerbangan Solusi Efektif Cegah Penyebaran Virus Corona?

J: Satu perubahan di dunia saat ini adalah semakin cepatnya penyebaran wabah dari satu lokasi ke lokasi lain. Dan tak dipungkiri, industri penerbangan adalah salah satu penyumbang percepatan penyebaran itu.Namun, di sisi lain, industri penerbangan adalah solusi. Maka dari itu, IATA diajak berkolaborasi dengan World Health Organization (WHO) selama beberapa tahun.Jika suatu negara ditutup akibat wabah penyakit, seperti Ebola di Afrika contohnya, maka keadaan akan semakin parah. Sepanjang virus itu masih ada, negara akan menderita, sebab personel WHO tidak bisa masuk. WHO tidak bisa mendapatkan sampel untuk menciptakan penawar.Dampak ekonomi dari penutupan juga memperparah keadaan. Penutupan akses transportasi secara keseluruhan membuat keadaan semakin parah. Hal itu akan membuat masyarakat keluar secara ilegal. Artinya, kita tidak bisa mengendalikan penyebaran.

Cegah Virus Corona, Turis Asing Sempat ke China Ditolak Imigrasi Masuk Indonesia

Kantor Imigrasi Kelas I Khusus TPI Ngurah Rai, Bali melakukan penolakan terhadap 15 warga negara Asing (WNA) dari beberapa negara yang akan masuk ke wilayah Indonesia melalui Bandara Internasional I Gusti Ngurah Rai. Para turis tersebut tercatat memiliki riwayat perjalanan ke China, negara asal virus corona, selama 14 hari terakhir.

"Kemarin sampai pukul 19.38 WITA, kami telah melakukan penolakan terhadap 15 penumpang warga negara asing yang melakukan perjalanan ke China dalam kurun waktu 14 hari terakhir," kata Kepala Seksi Pemeriksaan II TPI Ngurah Rai, Alberto Vincensio Gianny Lake, seperti dikutip dari Antara di Mangupura, Ibu Kota Kabupaten Badung, Provinsi Bali, Kamis (6/2).

Dia menjelaskan sebanyak 15 WNA yang ditolak masuk tersebut adalah dua orang asal Rusia, satu orang asal Rumania, empat asal Brasil, tiga orang asal Armenia, satu asal Selandia Baru, satu orang dari Ukraina, satu asal Inggris dan dua orang asal Moroko.

Selain 15 WNA tersebut, Alberto mengatakan, pihaknya juga telah melakukan penolakan terhadap dua orang warga negara China, lokasi asal virus corona, yang akan memasuki wilayah Bali. "Untuk warga negara China sudah ada dua orang dan berdasarkan di sistem mereka berasal dari China dalam kurun waktu kurang dari 14 hari terakhir. Mereka langsung dipulangkan pada hari yang sama," katanya.

Penolakan Imigrasi Disebut Telah Sesuai Aturan

Dia menjelaskan, para warga negara asing tersebut ditolak masuk wilayah Indonesia berdasarkan aturan yang menyatakan bahwa WNA yang mengunjungi China dalam kurun waktu 14 hari terakhir tidak diperkenankan masuk atau transit di wilayah Indonesia.

"WNA yang kami tolak ini akan melakukan kunjungan wisata ke Bali, namun berdasarkan aturan mereka tidak diperkenankan masuk karena tercatat telah melakukan kunjungan ke China dalam waktu 14 hari terakhir," katanya.

Dia menambahkan, terkait penolakan penumpang tersebut, maskapai penerbangan memiliki tanggung jawab segala biaya yang timbul termasuk untuk mengangkut mereka kembali ke wilayah keberangkatan sebelum tiba di wilayah Indonesia.

Sementara itu, Kepala Kantor Wilayah Kementerian Hukum dan HAM Bali, Sutrisno, mengatakan, terkait penolakan warga negara asing yang dilakukan, ada beberapa hal yang harus diperhatikan.

"Pertama adalah apabila Warga Negara (WN) China yang langsung datang dari China maka itu ditolak. Tidak diperkenankan datang baik kru pesawat maupun penumpangnya," katanya.

Selain itu, apabila ada WNA yang berasal dari seluruh negara, baik itu warga negara China maupun WN asing lain, yang dalam kurun waktu 14 hari pernah tinggal di China, maka mereka juga tidak diperkenankan masuk wilayah Indonesia.

"Namun, kalau ada warga negara China tapi dia tinggal di luar China dan tidak pernah tinggal di China dalam kurun waktu 14 hari, maka dia boleh masuk Indonesia. Itu intinya," tutup Sutrisno.

(mdk/bim)
Geser ke atas Berita Selanjutnya

Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya

Buka FYP
Cegah Paparan Virus HMPV Meluas, Penerbangan Asal China dan Malaysia Diawasi Ketat
Cegah Paparan Virus HMPV Meluas, Penerbangan Asal China dan Malaysia Diawasi Ketat

Virus HMPV memiliki gejala seperti flu biasa dan tidak seperti Covid-19.

Baca Selengkapnya
FOTO: Cegah Penyebaran Virus Cacar Monyet atau Mpox, BBKK Soekarno-Hatta dan Angkasa Pura Perketat Pengawasan Pendatang dari Luar Negeri
FOTO: Cegah Penyebaran Virus Cacar Monyet atau Mpox, BBKK Soekarno-Hatta dan Angkasa Pura Perketat Pengawasan Pendatang dari Luar Negeri

Meningkatnya kasus cacar monyet atau MPOX di sejumlah negara, BBKK Soekarno-Hatta bersama Angkasa Pura meningkatkan pengawasan penumpang dari luar negeri.

Baca Selengkapnya
Cegah Penyebaran Virus MPox, Citilink Sterilisasi Semua Armada Pesawat
Cegah Penyebaran Virus MPox, Citilink Sterilisasi Semua Armada Pesawat

Sterilisasi yang dilakukannya dengan cara penyemprotan cairan disinfeksi khusus di area pesawat sesuai dengan standar operasional dan prosedur yang berlaku.

Baca Selengkapnya
Menkes Ungkap Asal Usul Omicron EG.5 Pemicu Kenaikan Covid-19 di RI
Menkes Ungkap Asal Usul Omicron EG.5 Pemicu Kenaikan Covid-19 di RI

Saat ini, Omicron EG.5 mendominasi di tengah kenaikan kasus Covid-19.

Baca Selengkapnya
Penumpang KRL Akhirnya Bisa 'Bernapas'
Penumpang KRL Akhirnya Bisa 'Bernapas'

Pemerintah resmi mencabut aturan menggunakan masker

Baca Selengkapnya
Industri Penerbangan RI Mulai Pulih Usai Terseok-seok Saat Pandemi Covid-19
Industri Penerbangan RI Mulai Pulih Usai Terseok-seok Saat Pandemi Covid-19

Setelah melewati tantangan sejak 2019 hingga 2022 lalu, industri penerbangan nasional mulai menunjukkan momentum bangkit di 2023.

Baca Selengkapnya
Muncul Percikan Api di Pesawat Bawa Jemaah Haji Kloter 5 Asal Makassar, Ini Penjelasan Garuda
Muncul Percikan Api di Pesawat Bawa Jemaah Haji Kloter 5 Asal Makassar, Ini Penjelasan Garuda

Garuda Indonesia mengakui pesawat Boeing B747-400 mengalami masalah mesin sehingga muncul percikan api.

Baca Selengkapnya
Kasus Covid-19 Meningkat, Penumpang Kereta Api Wajib Pakai Masker
Kasus Covid-19 Meningkat, Penumpang Kereta Api Wajib Pakai Masker

Imbauan ini seiring meningkatnya angka kasus Covid-19 di Indonesia dalam beberapa waktu terakhir.

Baca Selengkapnya
Menkes Budi: Kasus Covid-19 di Indonesia Jelang Natal dan Tahun Baru 2024 Tak Mengkhawatirkan
Menkes Budi: Kasus Covid-19 di Indonesia Jelang Natal dan Tahun Baru 2024 Tak Mengkhawatirkan

Budi juga menganjurkan masyarakat untuk kembali menggunakan masker saat mengakses tempat-tempat yang rawan.

Baca Selengkapnya
Alarm Covid-19 Kembali Berdering, Penumpang KRL Diimbau Pakai Masker Lagi
Alarm Covid-19 Kembali Berdering, Penumpang KRL Diimbau Pakai Masker Lagi

Berbagai fasilitas umum telah mengeluarkan imbauan untuk memakai masker.

Baca Selengkapnya