Per Agustus 2017, utang RI naik ke posisi Rp 4.590 triliun
Merdeka.com - Bank Indonesia (BI) melansir data terbaru soal posisi utang luar negeri Indonesia. Per Agustus 2017, utang luar negeri Indonesia tercatat USD 340,5 miliar atau setara Rp 4.590,9 triliun. Angka ini tumbuh 4,7 persen dibandingkan Juli 2017.
Dikutip dari data resmi Bank Indonesia, Senin (16/10), utang luar negeri sektor swasta tercatat USD 165,6 miliar atau 48,6 persen dari total utang. Angka ini tumbuh 0,1 persen, setelah pada Juli 2017 mengalami penurunan sebesar 1,1 persen.
Sementara itu, posisi utang sektor publik pada Agustus 2017 tercatat USD 174,9 miliar atau 51,4 persen dari total utang. Angka ini juga tumbuh 9,5 persen, sedikit meningkat dari 9,2 persen pada Juli 2017.
-
Apa total utang Amerika Serikat? Data per 9 Mei 2023 mencatat, utang Amerika Serikat mencapai USD31,5 triliun atau setara Rp463.000 triliun.
-
Dimana negara dengan utang terbesar? Data per 9 Mei 2023 mencatat, utang Amerika Serikat mencapai USD31,5 triliun atau setara Rp463.000 triliun.
-
Bagaimana utang negara dihitung? Data per 9 Mei 2023 mencatat, utang Amerika Serikat mencapai USD31,5 triliun atau setara Rp463.000 triliun.
-
Siapa yang memiliki utang terbesar? Data per 9 Mei 2023 mencatat, utang Amerika Serikat mencapai USD31,5 triliun atau setara Rp463.000 triliun.
-
Kenapa kebutuhan uang Bank Indonesia meningkat? 'Jumlah tersebut meningkat 12,5 persen, jika dibandingkan dengan kebutuhan uang dalam periode yang sama menjelang nataru di akhir tahun 2022 sebesar Rp 2,4 triliun rupiah,' kata Erwin, dalam keterangan tertulisnya, Selasa (12/12).
-
Kenapa utang Jepang tinggi? Rasio utang tersebut telah mencapai 259,43 persen dari PDB.
Berdasarkan jangka waktu asal, pertumbuhan utang jangka panjang dan jangka pendek tetap terkendali. Utang berjangka panjang tumbuh 3,3 persen pada Agustus 2017, sedikit mengalami peningkatan dibandingkan bulan sebelumnya yang sebesar 2,6 persen. Sementara itu, utang berjangka pendek tumbuh 14,6 persen, lebih tinggi dibandingkan bulan sebelumnya yang sebesar 13,1 persen.
Posisi utang berjangka panjang tercatat USD 294,7 miliar, terdiri dari utang sektor publik sebesar USD 172,6 miliar dan utang sektor swasta sebesar USD 122,1 miliar.
Sementara itu, posisi utang berjangka pendek tercatat USD 45,8 miliar, terdiri dari utang sektor swasta sebesar USD 43,5 miliar dan utang sektor publik sebesar USD 2,3 miliar.
Menurut sektor ekonomi, posisi utang swasta pada akhir Agustus 2017 masih terkonsentrasi di sektor keuangan, industri pengolahan, pertambangan, serta listrik, gas dan air bersih (LGA). Pangsa utang keempat sektor tersebut terhadap total utang swasta mencapai 76,8 persen atau meningkat dibandingkan bulan sebelumnya.
Peningkatan tersebut terutama didorong oleh meningkatnya pertumbuhan utang pada sektor industri pengolahan dan sektor LGA, sementara utang pada sektor keuangan dan sektor pertambangan masih mengalami kontraksi pertumbuhan.
Bank Indonesia memandang perkembangan utang pada Agustus 2017 tetap sehat dan terkendali. Hal ini tercermin antara lain dari rasio utang Indonesia terhadap produk domestik bruto (PDB) yang pada akhir Agustus 2017 tercatat stabil di kisaran 34 persen. Rasio tersebut masih lebih baik dibandingkan dengan rata-rata negara peers.
Bank Indonesia terus memantau perkembangan utang dari waktu ke waktu untuk memberikan keyakinan bahwa utang dapat berperan secara optimal dalam mendukung pembiayaan pembangunan tanpa menimbulkan risiko yang dapat memengaruhi stabilitas makroekonomi.
(mdk/sau)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Mayoritas utang pemerintah per Juni 2024 didominasi oleh SBN sebesar 87,85 persen, sedangkan sisanya adalah pinjaman sebesar 12,15 persen.
Baca SelengkapnyaNaiknya utang luar negeri karena penarikan pinjaman, khususnya pinjaman multilateral, untuk mendukung pembiayaan beberapa program dan proyek.
Baca SelengkapnyaDalam rangka menjaga agar struktur ULN tetap sehat, Bank Indonesia dan pemerintah terus memperkuat koordinasi dalam pemantauan perkembangan ULN.
Baca SelengkapnyaKemenkeu mencatat, rasio utang pemerintah terhadap Produk Domestik Bruto (PDB) kini sebesar 38,49 persen.
Baca SelengkapnyaPosisi ULN pemerintah relatif aman dan terkendali karen hampir seluruh ULN memiliki tenor jangka panjang.
Baca SelengkapnyaPerkembangan ULN tersebut terutama dipengaruhi oleh peningkatan aliran masuk modal asing pada SBN.
Baca SelengkapnyaPosisi utang pemerintah relatif aman dan terkendali karena memiliki tenor jangka panjang dengan pangsa mencapai 99,98 persen.
Baca SelengkapnyaJika dibandingkan dengan posisi akhir bulan Mei 2023, mengalami kenaikan Rp17,68 triliun.
Baca SelengkapnyaNamun demikian, pendapatan negara mengalami kontraksi sebesar 5, 4 persen secara tahunan (year on year/yoy).
Baca SelengkapnyaPosisi ULN pada November 2023 juga dipengaruhi oleh faktor pelemahan mata uang dolar AS terhadap mayoritas mata uang global.
Baca SelengkapnyaKemenkeu mencatat, utang jatuh tempo tersebut terdiri dari Surat Berharga Negara (SBN) Rp705,5 triliun dan pinjaman senilai Rp94,83 triliun.
Baca SelengkapnyaSecara rinci, pembiayaan utang tersebut terdiri dari Surat Berharga Negara (SBN) sebesar Rp70,2 triliun atau setara dengan 10,5 persen terhadap APBN.
Baca Selengkapnya