Per Agustus 2019, Jumlah Investor Reksadana Capai 1,39 Juta Orang
Merdeka.com - Co-Founder & CEO Bareksa, Karaniya Dharmasaputra melaporkan, industri reksadana beberapa tahun terakhir mencatatkan pertumbuhan pesat. Capaian ini seiring dengan perkembangan teknologi yang memungkinkan penjualan secara online.
Menurut data Kustodian Sentral Efek Indonesia, jumlah investor reksadana kini melonjak pesat dari sebelumnya stagnan di 350.000 pada empat tahun lalu. Per akhir 2018, jumlahnya mencapai 988.946 investor, atau naik 60 persen dibandingkan 619.380 investor pada akhir 2017. Data terakhir menyebutkan jumlah investor reksa dana per 9 Agustus 2019 telah mencapai 1,39 juta.
"Pertumbuhan jumlah investor itu seiring dengan meningkatnya dana kelolaan asset under management industri," kata dia di Jakarta, Rabu (18/9).
-
Apa itu Reksa Dana? Investasi ini dinilai cukup mudah, karena Anda bisa menginvestasikan dana yang dimiliki dalam bentuk saham, obligasi dan pasar uang.
-
Di mana bisa beli Reksa Dana? Nasabah BRI dapat menikmati berbagai keunggulan berinvestasi dalam beberapa jenis Reksa Dana, termasuk pasar uang, pendapatan tetap, campuran, saham, dan terproteksi.
-
Bagaimana cara mendapatkan reksa dana? Faktanya reksa dana tersedia untuk berbagai jenis investor dan terjangkau untuk semua orang. Pasalnya, terdapat instrumen reksa dana yang bermodal Rp100.000 sudah bisa mulai investasi reksa dana.
-
Bagaimana cara membeli Reksa Dana? Pembelian Reksa Dana cukup terjangkau, mulai dari Rp 100,000,- (seratus ribu rupiah).
-
Bagaimana DANA terus bertumbuh secara signifikan? Selain melalui jumlah penggunanya, pertumbuhan yang signifikan juga ditandai dengan melonjaknya jumlah UMKM mitra DANA Bisnis yang kini mencapai 700 ribu dan rata-rata transaksi harian yang meningkat sebesar 102 persen (YoY).
-
Bagaimana teknologi informasi berkembang di Indonesia? Sejak diperkenalkannya radio, teknologi informasi terus mengalami perkembangan pesat yang mempengaruhi peradaban masyarakat informasi di Indonesia. Kemudian, dengan berkembangnya internet, teknologi informasi semakin merambah ke berbagai aspek kehidupan masyarakat.
Berdasarkan data Otoritas Jasa Keuangan (OJK) dana kelolaan reksadana terus melesat dari Rp272 triliun pada akhir 2015, kemudian Rp339,1 triliun pada akhir 2016, melonjak jadi Rp507,3 triliun pada Desember 2018, dan kini telah mencapai Rp538,4 triliun per akhir Agustus 2019. AUM reksa per Agustus 2019 meroket 98 persen jika dibandingkan akhir 2015 lalu.
"Transaksi pembelian (subscription) online pun melonjak tajam dari sekitar Rp1 triliun pada 2016 menjadi Rp5 triliun pada 2019 ini," ungkapnya.
Dia menyebut keberhasilan ini terjadi karena distribusi reksa dana kini tidak hanya melalui agen penjual bank maupun non-bank, tetapi juga berasal dari kolaborasi antara agen penjual dengan e-commerce yang bisa menjangkau pangsa pasar lebih luas di Indonesia.
Potensi kolaborasi juga dapat terjadi tidak hanya dengan e-commerce tetapi juga dengan penyedia pembayaran digital. Inovasi ini tidak disangkal lagi bisa membawa gebrakan baru bagi perkembangan investasi secara online di Indonesia.
Mengacu data Bank Indonesia (BI), nilai transaksi pembayaran digital atau uang elektronik mencapai Rp47,19 triliun sepanjang 2018. Nilai itu melonjak empat kali lipat dibandingkan tahun sebelumnya yang sebesar Rp12,37 triliun.
Sementara itu, President Director Kontan, Lukas Widjaja menyatakan kehadiran kanal-kanal penjualan online serta platform pembayaran digital yang dikelola fintech start up menjadi mesin pendorong baru bagi upaya peningkatan literasi maupun inklusi produk reksadana.
Ekosistem investasi baru yang diciptakan oleh kolaborasi manajer investasi, fintech, serta para regulator telah menghapus batasan-batasan yang selama ini menghambat kampanye investasi reksadana di Tanah Air. "Ringkasnya, kehadiran teknologi telah membuat investasi reksadana menjadi semakin mudah dan murah," pungkasnya.
(mdk/azz)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Pertumbuhan pasar kripto di Indonesia dapat membuka lebih banyak peluang untuk inovasi di sektor keuangan digital di masa depan.
Baca SelengkapnyaPerkembangan jumlah investor ritel cukup pesat karena OJK mendorong transformasi digital di seluruh aspek,
Baca SelengkapnyaUntuk memfasilitasi peningkatan ini, pengawasan yang tepat dan edukasi yang benar diperlukan untuk memastikan pertumbuhan berkelanjutan industri kripto.
Baca SelengkapnyaKasan turut menekankan bahwa perdagangan aset kripto juga telah memberikan kontribusi terhadap penerimaan negara pada sektor perpajakan.
Baca SelengkapnyaJika ditotal dari Januari-Agustus 2023, total nilai transaksi aset kripto sebesar Rp86,45 triliun.
Baca SelengkapnyaOscar menuturkan bahwa besarnya jumlah investor aset kripto tersebut mengindikasikan bahwa kripto telah menjadi pilihan investasi utama bagi masyarakat RI.
Baca SelengkapnyaDalam industri keuangan, teknologi blockchain telah membuka jalan bagi konsep keuangan terdesentralisasi (DeFi).
Baca SelengkapnyaLaksono menyebut, layanan dalam aplikasi Brights milik perseroan pada tahun ini akan didukung dengan rencana kerja sama bersama 20 Manajemen Investasi (MI).
Baca SelengkapnyaGenerasi Y, Z dan Alpha akan lebih dominan melakukan preferensi pembayaran secara digital sehingga mendorong peningkatan transaksi keuangan digital.
Baca SelengkapnyaAplikasi Pintu sendiri hingga Maret 2024 telah diunduh oleh 7 juta pengguna dan memiliki anggota komunitas di berbagai platform yang mencapai 1 juta anggota.
Baca SelengkapnyaUntuk nilai transaksi aset kripto juga mengalami pertumbuhan dari Rp42,34 triliun per Juli 2024 menjadi Rp48 triliun pada Agustus 2024.
Baca SelengkapnyaJumlah pengguna ITSK diproyeksikan meningkat pesat dari 277.887 menjadi 5 juta pengguna.
Baca Selengkapnya