Perang Dagang AS-China Untungkan Ekspor Kayu Indonesia
Merdeka.com - Perang dagang antara Amerika Serikat (AS) dan China dinilai memberikan dampak positif bagi Indonesia. Pasar ekspor kayu dari Indonesia justru mengalami peningkatan, apalagi AS menjadi negara paling besar menerima ekspor kayu dari Indonesia.
Hal ini dikatakan oleh Tio I Huat, Head of Corporate Log Procurement PT Sumber Graha Sejahtera (Sampoerna Kayoe). Menurutnya, ada peningkatan ekspor signifikan dari perang dagang kedua negara, apalagi China merupakan negara pesaing yang diperhitungkan.
"Akibat perang dagang yang masih berlangsung ini, secara general memang ada peningkatan. Tetapi kita juga harus waspada, karena Vietnam, Kamboja dan Myanmar basis kayunya juga kuat," ujarnya, Minggu (10/3).
-
Mengapa Indonesia surplus perdagangan dengan Malaysia? 'Kalau dihitung bulan, lebih dari 48 bulan kita surplus terus, Alhamdulillah,' ucap Didi Sumedi Sidoarjo saat melepas ekspor perdana produk kosmetik PT Wahana Kosmetika Indonesia (WKI) ke Malaysia.
-
Apa target perdagangan Indonesia dan Selandia Baru? “Indonesia dan Selandia Baru memiliki target nilai perdagangan sebesar NZD 4 miliar pada 2024. Saya optimistis target tersebut dapat tercapai karena tren nilai perdagangan kedua negara selalu tercatat tumbuh positif,“ kata Mendag Zulkifli Hasan.
-
Kenapa impor tekstil dari China meningkat? Menteri Perdagangan, Zulkifli Hasan menyebut perang dagang antara kedua negara itu menyebabkan over kapasitas dan over supply di China, yang justru malah membanjiri Indonesia.
-
Bagaimana kemendag meningkatkan hubungan dagang antar negara? Dalam pertemuan tersebut, delegasi Indonesia dipimpin Direktur Jenderal Perundingan Perdagangan Internasional Kementerian Perdagangan Djatmiko Bris Witjaksono.
-
Kenapa kerja sama ekonomi dengan Kanada penting bagi Indonesia? Lebih penting lagi, bagi Indonesia, kerja sama ekonomi tersebut dipercepat dengan landasan aturan dan arahan Presiden.
-
Bagaimana AFTA mendorong perdagangan dan investasi? Tujuan utama dari AFTA adalah untuk mengurangi atau menghapuskan tarif bea masuk di antara negara-negara anggotanya, sehingga mendorong perdagangan dan investasi di wilayah ASEAN.
Kendati dibayangi Vietnam, Kamboja dan Myanmar, namun Tio menjamin di pasar Asia Tenggara, Indonesia masih menjadi produsen terkuat. Dengan mengandalkan kayu sengon dan kayu karet, minat pasar untuk kayu Indonesia tergolong tinggi.
Tio menyatakan, untuk pasar Asia, Sampoerna Kayoe masih berupaya menjadi salah satu pemasok utama. Bukan hanya sekedar berpartisipasi dalam industri perkayuan saja.
"Untuk produk, kami masih fokus di interior, baik untuk hotel maupun rumah. Contohnya di As itu, rumah dengan interior kayu sangat diminati, makanya kami fokus salah satunya membuat decking," jelasnya.
Lebih lanjut Tio menjelaskan, Sampoerna Kayoe saat ini memiliki daerah-daerah pemasok yang potensial. Khusus Jawa Tengah pasokan kayu berasal dari Kabupaten Temanggung dan Wonosobo. Menurut dia, saat ini Sampoerna Kayoe membina sekitar 500 kelompok petani. Dari tahun ke tahun, jelas dia, produksi kayunya terus meningkat sekitar 15-20 persen.
"Tahun lalu, kayu yang dihasilkan 1,6 juta kubik selama setahun. Dari jumlah ini menghasilkan 800 ribu kubik produk kayu. Untuk tahun ini kami menargetkan ada 900 ribu kubik kayu yang bisa diproduksi," jelasnya lagi.
Head of Plantation Sampoerna Kayoe Muhammad Matori menambahkan, saat ini komposisi pasar ekspor dan dalam negeri masih belum seimbang. Jumlah ekspor baru sebanyak 30 persen dan lebih kecil dari pasar dalam negeri.
"Meski begitu komposisi ekspor saat ini terus meningkat seiring berjalannya waktu," pungkas Matori.
(mdk/azz)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Meski demikian, situasi perdagangan ini belum menguntungkan Indonesia sebagai negara terbesar di kawasan ASEAN.
Baca SelengkapnyaChina merupakan salah satu dari 3 negara yang jadi mitra dagang utama RI.
Baca SelengkapnyaNeraca perdagangan besi baja sempat dikeluhkan, karena nilai impor komoditas itu lebih dominan dibandingkan dengan ekspor.
Baca SelengkapnyaEkspor komoditas sawit ke Uni Eropa menurun menjadi 4,9 ton di 2020. Kemudian penurunan ekspor sawit terus terjadi di tahun 2022 menjadi 4,1 juta ton.
Baca SelengkapnyaKacang hijau merupakan omoditas tanaman pangan yang banyak dibutuhkan baik dalam negeri dan luar negeri.
Baca SelengkapnyaPerjanjian perdagangan bebas menjadi salah satu strategi utama Indonesia untuk membuka akses pasar yang lebih luas.
Baca SelengkapnyaSebanyak 25 kontainer produk kayu lapis berbagai jenis telah diberangkatkan dari Pelabuhan Tanjung Emas
Baca SelengkapnyaSurplus perdagangan pada Juni 2024 ini diakibatkan nilai ekspor yang masih lebih tinggi daripada impor.
Baca SelengkapnyaPermintaan furnitur yang melonjak, tidak hanya di dalam negeri tetapi juga di pasar internasional.
Baca SelengkapnyaDalam perdagangan minyak nabati, tidak semua exportir merupakan produsen minyak nabati.
Baca SelengkapnyaBPS melaporkan ekspor pertanian pada Agustus 2023 meningkat dibandingkan bulan sebelumnya.
Baca SelengkapnyaKondisi ini pun membuat masyarakat di Negeri Paman Sam tersebut semakin selektif dalam memilih produk pangan. Termasuk membeli udang yang dianggap mahal.
Baca Selengkapnya