Perlukah pembangkit nuklir di Indonesia?
Merdeka.com - Bagi sebagian negara, tenaga nuklir sudah digunakan sebagai salah satu pembangkit listrik. Sebut saja Korea Selatan, Jepang, Jerman, dan beberapa negara maju lain. Lalu, bagaimana dengan Indonesia?
Kementerian Energi Sumber Daya Mineral (ESDM) menyatakan bahwa pembangunan Pembangkit Listrik Tenaga Nuklir (PLTN) di Indonesia belum dapat dilakukan. Sebab, Indonesia merupakan negara yang akrab dengan gempa bumi, sehingga akan menjadi masalah jika membangun PLTN.
Direktur Jenderal Energi Baru Terbarukan dan Konservasi Energi (EBTKE) Kementerian ESDM Kardaya Warnika menjelaskan, walaupun pembangunan PLTN sudah diatur di dalam peraturan perundang-undangan dan merupakan suatu alternatif dalam penyediaan listrik nasional, namun saat ini masih belum dapat dilakukan karena belum diterima sepenuhnya oleh masyarakat.
"Pembangunan PLTN masih timbul tenggelam utamanya disebabkan karena penerimaan publik terkait dengan pembangunan PLTN," kata Kardaya di Gedung DPR RI, Jakarta Senin (21/5).
Kardaya menjelaskan rencana pengembangan PLTN telah muncul sejak tahun 1962 pada seminar tenaga atom pertama di ITB bersama Lembaga Tenaga Atom (LTA). Studi introduksi PLTN di Indonesia dimulai sejak tahun 1972. "Pemerintah pada waktu itu telah membentuk Komisi Persiapan Pembangunan-PLTN (KP2-PLTN) dan terus berlangsung hingga saat ini.
Masalah pembangunan PLTN menjadi salah satu isu penting dan masih dibahas dalam rancangan Kebijakan Energi Nasional (KEN)," tegasnya.
Indonesia, lanjut Kardaya, memiliki potensi uranium yang merupakan sumber energi nuklir yang besar. Uranium di Indonesia dapat memproduksi listrik hingga 3.000 MW yang kebanyakan berada di Kalan, Kalimantan Barat.
"Namun kapasitas terpasang baru 30 MW atau 1 persen saja untuk pusat penelitian non energi," katanya.
(mdk/oer)
Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Lebih berhati-hati dalam menerima berbagai tawaran investasi tersebut.
Baca SelengkapnyaIni selaras dengan penyusunan Rencana Umum Ketenagalistrikan Nasional (RKUN) yang dikabarkan segera selesai.
Baca SelengkapnyaHarris menyampaikan Indonesia akan memiliki pembangkit listrik tenaga nuklir pertama pada tahun 2023. Adapun, kapasitas PLTN tersebut sekitar 320 megawatt.
Baca SelengkapnyaRencana ini sudah beberapa kali dibahas bersama Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi Luhut Binsar Pandjaitan.
Baca SelengkapnyaPengembangan energi nuklir untuk ketenagalistrikan terbatas pada keperluan non-energi seperti kesehatan dan pertanian.
Baca SelengkapnyaPLN saat ini masih lebih memilih sumber pembangkit berbasis alam yang ramah lingkungan.
Baca SelengkapnyaRencana pemanfaatan PLTN ini telah disahkan oleh Komisi di Komisi VII Dewan Perwakilan Rakyat (DPR) RI menyetujui RPP KEN.
Baca SelengkapnyaSejumlah negara telah memperoleh keuntungan atas pemanfaatan pembangkit nuklir.
Baca SelengkapnyaFokus pemerintah dalam percepatan transisi energi Indonesia masih mengarah pada pembangunan Pembangkit Listrik Tenaga Surya (PLTS).
Baca SelengkapnyaAasa depan yang disusun saat ini berada di bawah bayang-bayang kerusakan akibat senjata nuklir.
Baca SelengkapnyaKapasitas pembangkit nuklir pertama di Indonesia ini sebesar 250 megawatt.
Baca SelengkapnyaPembangkit tenaga nuklir dibangun oleh perusahaan listrik swasta asal Amerika Serikat, PT ThorCon Power Indonesia dengan kapasitas 500 MW.
Baca Selengkapnya