Pertamina perkirakan konsumsi solar stagnan hingga tahun depan
Merdeka.com - Dalam Rancangan Anggaran Pendapatan Belanja Negara (RAPBN) 2019, kuota solar subsidi dipatok 14,5 juta kl, jumlah tersebut mengalami penurunan dari penetapan APBN 2018 15,62 juta kl, meski begitu total konsumsi solar subsidi sampai akhir 2018 diperkirakan 14,5 juta kl.
PT Pertamina (persero) memperkirakan konsumsi solar bersubsidi tidak berubah sampai tahun depan. Sehingga kuota yang ditetapkan dalam Rancangan Anggaran Pendapatan Belanja Negara (RAPBN) 2019 akan cukup, meski jumlah tersebut mengalami penurunan.
Direktur Pemasaran Pertamina Retail Masu'd Khamid mengatakan, realisasi konsumsi solar subsidi tahun lalu sebanyak14,5 juta kilo liter (kl). Sedangkan tahun ini dan tahun depan diperkirakan sama.
-
Bagaimana Pertamina memastikan subsidi energi tepat sasaran? Pertamina telah melakukan berbagai inovasi digitalisasi untuk mendorong penyaluran subsidi energi yang tepat sasaran.
-
Bagaimana Pertamina memastikan stok BBM cukup untuk tahun baru ? 'Secara nasional, coverage-nya lebih dari cukup. Yang perlu diperhatikan adalah daerah rawan atau daerah yang jauh, perlu menjadi perhatian,' kata Tutuka.
-
Kenapa Pertamina perlu menjamin ketersediaan BBM subsidi? 'Jadi selain memastikan transparansi data, Pertamina Patra Niaga juga terus menjamin ketersediaan produk, termasuk BBM dan LPG subsidi agar selalu tersedia. Ini menjadi komitmen kami untuk melayani, memberi, dan memenuhi kebutuhan energi disetiap kegiatan masyarakat termasuk ke wilayah pelosok,' tukas Riva.
-
Apa tugas Pertamina terkait subsidi energi? Pertamina siap menjalankan penugasan Pemerintah menyalurkan subsidi energi 2024 tepat sasaran.
-
Kapan Pertamina menyalurkan subsidi energi? Pertamina mendapat tugas menyalurkan BBM Bersubsidi untuk Jenis Bahan Bakar Minyak Tertentu (JBT) Minyak Tanah dengan kuota 0,5 Juta Kilo Liter (KL), JBT Minyak Solar dengan kuota 17,8 Juta KL, dan LPG Tabung 3 Kg sebesar 8,03 Juta Metric Ton (MT).
-
Apa capaian utama Pertamina Hulu Energi di tahun 2024? PHE mencatatkan produksi minyak sebesar 548 ribu barel per hari (MBOPD) & produksi gas 2,86 miliar standar kaki kubik per hari (BSCFD) sehingga produksi migas sebesar 1,04 juta barel setara minyak per hari (MBOEPD) hingga trimester 1 tahun 2024 yang merupakan konsolidasi dari seluruh anak usaha PHE.
"Solar 14,5 juta kl. Tahun lalu 14,5 juta tahun lalu tahun ini dan tahun depan," kata Mas'ud, di Kantor Kementerian Energi Sumber Daya Mineral (ESDM), di Jakarta, Selasa (18/9).
Mas'ud mengungkapkan, meski konsumsi solar subsidi akan tetap selama tiga tahun, tetapi pertumbuhan konsumsi Bahan Bakar Minyak (BBM) pada tahun mengalami peningkatan dari 4 sampai 5 persen dibanding tahun lalu.
"Kita untuk minyak ada pertumbuhan sekitar 4-5 persen dibanding tahun lalu," tuturnya.
Mas'ud menjelaskan, solar subsidi tidak mengalami kenaikan konsumsi saat BBM mengalami pertumbuhan, karena masyarakat lebih memilih mengkonsumsi solar non subsidi ketimbang solar bersubsidi.
"Pertumbuhan konsumsi naik kelas ke dexlite dan Pertamina dex," tandasnya.Reporter: Pebrianto Eko Wicaksono
Sumber: Liputan6.com
(mdk/azz)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Konsumsi BBM terus meningkat selepas pandemi Covid-19.
Baca SelengkapnyaPertalite merupakan Jenis Bahan Bakar Khusus Penugasan (JBKP), perubahan dalam penyalurannya harus melalui kebijakan Pemerintah.
Baca SelengkapnyaErika menambahkan, konsumsi Pertalite 2023 sebenarnya lebih tinggi dari 2022.
Baca SelengkapnyaHingga April 2024, realisasi penyaluran Pertalite secara nasional sebanyak 9,9 juta kiloliter.
Baca SelengkapnyaBahlil mengatakan bahwa penurunan ini didorong oleh rencana efisiensi penyaluran BBM bersubsidi tahun 2025 agar lebih tepat sasaran.
Baca SelengkapnyaCorporate Secretary PT Pertamina Patra Niaga Irto Ginting mengatakan bahwa saat ini Pertamina sedang meninjau kemungkinan penyesuaian harga BBM non-subsidi.
Baca SelengkapnyaPT Pertamina (Persero) sukses mengamankan pasokan energi nasional selama masa Natal dan Tahun Baru 2024.
Baca SelengkapnyaPertamina mempertimbangkan evaluasi harga serta kebutuhan masyarakat pada Ramadan dan Idulfitri.
Baca SelengkapnyaHarga minyak mentah dunia terus menunjukan tren pelemahan hingga USD74,5 per barrel. Meski demikian, penurunan itu tidak diikuti oleh harga BBM Pertamina.
Baca SelengkapnyaKemudian harga BBM non-subsidi jenis Pertamax Green 95 tetap dijual Rp13.900 per liter.
Baca SelengkapnyaKementerian ESDM mencatat, realisasi subsidi listrik di 2023 mencapai Rp64,02 triliun.
Baca SelengkapnyaPenyesuaian tarif tenaga listrik bagi pelanggan nonsubsidi dilakukan setiap tiga bulan mengacu pada perubahan terhadap realisasi parameter.
Baca Selengkapnya