Pola Kemitraan PTPN IV Bakal Diadopsi Petani Sawit, Tetap Dapat Penghasilan Saat Peremajaan Kebun
Pola Kemitraan PTPN IV Bakal Diadopsi Petani Sawit, Tetap Dapat Penghasilan Saat Peremajaan Kebun
Koperasi yang menaungi ratusan petani sawit di wilayah tersebut berkunjung ke PTPN IV PalmCo Regional 3 untuk mempelajari sekaligus mengadopsi skema kemitraan petani.
Pola Kemitraan PTPN IV Bakal Diadopsi Petani Sawit, Tetap Dapat Penghasilan Saat Peremajaan Kebun
Asosiasi Petani Kelapa Sawit Perkebunan Inti Rakyat (Aspekpir) dan pengurus sejumlah koperasi produsen sawit dari Kalimantan Barat mempelajari pola kemitraan yang dilangsungkan PTPN IV PalmCo Regional 3 Provinsi Riau.
Koperasi yang menaungi ratusan petani sawit di wilayah tersebut berkunjung ke PTPN IV PalmCo Regional 3 untuk mempelajari sekaligus mengadopsi skema kemitraan petani dalam mengakselerasi peremajaan sawit rakyat (PSR) di Kalimantan Barat (Kalbar).
Dalam kegiatan yang berlangsung selama tiga hari itu, merkea melakukan kunjungan dan berinteraksi langsung dengan ratusan petani mitra perusahaan di Kabupaten Kampar, Rokan Hulu, serta Kabupaten Siak.
"Luar biasa. Kami sangat berharap keberhasilan yang diraih di sini bisa diterapkan di Kalbar. Setidaknya ada empat pilar penting yang kami pelajari dari sini yang nanti bisa kami bawa pulang ke Kalimantan," kata Ketua Bidang Advokasi, Humas, dan Promosi Aspekpir Kalimantan Barat, Ir Mei Irmoko.
Pertama, kebijakan kemitraan dengan pola manajemen tunggal atau single management. Pola tersebut menjadi kunci sukses program PSR yang dilaksanakan PTPN IV PalmCO Regional 3 Riau di berbagai kabupaten Provinsi Riau.
Melalui pola tersebut, kultur teknis petani mitra akan setara dengan standar tinggi perusahaan, mulai dari penumbangan sawit renta, pemanfaatan bibit sawit unggul bersertifikat, proses penananman, pemupukan, hingga pemeliharaan untuk diterapkan di areal peremajaan sawit masyarakat.
Pendekatan tersebut kian lengkap dengan pola off taker atau pendampingan perusahaan kepada petani selama proses peremajaan sawit berlangsung.
Salah satu wujud pola tersebut adalah skema cash for works untuk para petani mitra sehingga para petani tetap mendapatkan penghasilan selama peremajaan berlangsung.
Selanjutnya, PTPN IV juga menawarkan program penyediaan bibit sawit unggul bersertifikat, pendamping, pelatihan kepada para petani sehingga mampu meningkatkan kemampuan dan pengetahuan petani dalam mewujudkan perkebunan berkelanjutan.
"Dan ketika ini diterapkan ke Kalimantan Barat, Insya Allah akan dapat sambutan luar biasa dari masyarakat. Kami dari Aspekpir Kalbar mengucapkan terimakasih dan siap mendukung suksesi PSR di kalbar. Kami siap berkolaborasi dengan PTPN IV di Kalbar," tuturnya.
Secara umum, dia menjelaskan persoalan kemitraan di Riau tidak jauh berbeda dengan Kalimantan. Namun, pendekatan yang dilaksanakan Regional 3 memberikan hasil yang jauh lebih baik.
"Memang kalau kita lihat karateristik permasalahan di sini tidak jauh berbeda dengan Kalbar. Kerja sama antara pihak perusahaan dan petani yang tentu akan sukses dan berhasil ketika roh nya ada. Roh kebersamaan. Roh kebersamaan itu butuh rasa saling. Saling mendukung, saling membantu, saling menguatkan. Tidak bisa berdiri sendiri. Strategi ini yang akan kita bawa ke sana," lanjutnya.
Ketua Koperasi Produsen Titian Sejahtera Mandiri Kalbar, Ismail Lavan mengatakan, jika standar dan pendekatan pola kemitraan Riau diterapkan, maka petani di Kalbar akan jauh lebih sejahtera.
Dia mengaku usai mengikuti studi banding tersebut, dirinya bersemangat untuk segera kembali untuk mendorong dan melaksanakan PSR di Kalbar.
"Kami dapat satu perbandingan yang sangat luar biasa. Keterbukaan, transparansi, itu modal utama untuk kepercayaan. Kemitraan di Riau sangat istimewa. Harapan kami di Kalimantan sama dengan yang diterapkan di Pekanbaru ini Oleh karena itu kami akan sebarluaskan (pola kemitraan di Riau ke) petani kami di Kalbar. Semoga program ini tidak hanya dirasakan petani di Pekanbaru, tapi dirasakan oleh seluruh petani Indonesia," urainya.
SEVP Operation PTPN IV PalmCo Regional 3 Arief Subhan Siregar menjelaskan bahwa kunjungan studi banding ini merupakan realisasi dari Workshop PTPN Untuk Sawit Rakyat yang digelar di Pontianak, beberapa waktu lalu.
Kegiatan yang diinisiasi Direktur Utama PTPN IV PalmCo Jatmiko Santosa tersebut dihadiri langsung Direktur Jenderal Perkebunan Kementerian Pertanian Andi Nur Alamsyah, PJ Gubernur Kalbar dr Harrison, Dirut Holding Perkebunan Nusantara III Persero serta ratusan petani sawit.