Potensi Energi Surya di Indonesia Paling Besar Dibanding EBT Lain
Merdeka.com - Di tahun ketiga Gerakan Nasional Sejuta Surya Atap (GNSSA) tercatat telah terpasang 1.700 atap Pembangkit Listrik Tenaga Surya (PLTS). Tidak kurang dari 7.500 kW telah terpasang di Indonesia.
Ketua Umum Asosiasi Energi Surya Indonesia (AESI), Andhika Prastawa, mengaku pertumbuhan pengguna listrik tenaga surya sudah lebih baik dibandingkan saat pertama kali dikampanyekan. Pada 2017, tercatat baru hanya ada 600 kw.
"Pada tahun 2017 ketika GNSSA dibentuk, kapasitas PLTS atap yang terdaftar pada PLN baru sekitar 600 kW. Tahun ini, kapasitasnya telah naik menjadi 7500 kW," kata Andhika dalam Virtual Press Conference GNSSA 2.0: Siap Beratap Panel Surya, Jakarta, Rabu (16/9).
-
Apa target PLN dalam mengembangkan Pembangkit Listrik Tenaga Air (PLTA) di Indonesia? Dengan ARED, pemanfaatan air sebagai sumber energi listrik di Indonesia mampu meningkatkan pemanfaatan air menjadi 25,3 GW pada tahun 2040 atau meningkat sebesar 185 % dibandingkan Business as Usual (BaU)," papar Darmawan.
-
Bagaimana Instalasi PLTS di Omah Joglo membantu penghematan biaya listrik? Dengan adanya PLTS ini, energi listrik untuk lampu dan pompa air sumur di Omah Joglo Tanjung dapat digantikan dengan sumber energi solar dari panel PLTS. Adanya instalasi itu mampu mengurangi emisi CO2 sebesar 1.550 kg CO2/tahun dan melakukan penghematan biaya listrik sebesar Rp1.828.575 per tahun.
-
Dimana PLTS PLN di IKN dibangun? PLTS yang berada di Sepaku, Penajam Paser Utara, ini ditargetkan rampung dan beroperasi pada Mei 2024.
-
Bagaimana panel surya bisa menghasilkan listrik? Proses ini menggunakan prinsip fotovoltaik, di mana cahaya matahari diubah menjadi aliran listrik yang dapat digunakan untuk menyalakan peralatan elektronik.
-
Kenapa PLTA Gunungtua dibangun? Mulai majunya perkebunan tersebut, pihaknya bersama kalangan terkait lantas membangun PLTA Gunungtua sebagai pilar pemenuhan listrik di sana.
-
Kenapa PLN bangun PLTS di IKN? Presiden Jokowi mengatakan, pembangunan PLTS ini menunjukkan keseriusan pemerintah melalui PLN dalam menyiapkan sistem kelistrikan yang andal dan berbasis pada energi ramah lingkungan untuk memenuhi kebutuhan listrik di IKN Nusantara.
Dia menambahkan energi surya di Indonesia masih dapat dimaksimalkan potensinya. Energi surya memiliki potensi paling besar dibandingkan energi baru dan terbarukan lainnya yakni lebih dari 207,8 GWp. Namun, kapasitas terpasang per tahun 2018 masih 90 MWp.
Harus diakui Andhika, pemanfaatan listrik tenaga matahari ini perlu ditingkatkan kembali. Kolaborasi pun menjadi kunci dalam mencapai target satu juta atap menggunakan tenaga surya untuk kebutuhan konsumsi listrik.
"Sangat dibutuhkan kolaborasi yang lebih intensif dari berbagai pihak, termasuk pemerintah, PLN, investor, pelaku bisnis," kata Andhika.
Sehingga, lanjut Andhika, tingkat pemanfaatan teknologi listrik surya dapat tumbuh. Seiring dengan ketetapan capaian bauran energi terbarukan dalam Kebijakan Energi Nasional sebesar 23 persen pada 2025.
Selain lewat inisiatif seperti GNSSA, pemerintah memaksimalkan potensi energi surya dengan mendorong investasi di sektor EBT. Direktur Aneka Energi Baru dan Energi Terbarukan Kementerian ESDM, Harris Yahya mengatakan saat ini pemerintah telah melakukan berbagai upaya untuk mendorong investasi EBT.
"Kami tengah melakukan berbagai upaya untuk mendorong investasi EBT termasuk dalam lini energi surya," kata Harris.
Adapun upaya yang ditempuh dengan menciptakan pasar, perbaikan tata kelola pengembangan EBT, pengadaan PLT EBT berskala masif dan memberikan insentif dan kemudahan investasi. Pemerintah juga melakukan perbaikan regulasi agar penetrasi pemanfaatan listrik surya menjadi lebih tinggi. Sehingga dapat menjangkau 70 juta pelanggan listrik nasional.
"Kami berharap makin banyak pelaku bisnis yang menggunakan PLTS atap untuk penyediaan listrik," kata dia mengakhiri.
Bangun PLTS Atap, Softex Indonesia Klaim Hemat Listrik 887.922 kWh Tiap Tahun
PT Softex Indonesia (Softex Indonesia) saat ini tengah menyelesaikan proyek pembangunan Pembangkit Listrik Tenaga Surya (PLTS) atap di Sidoarjo, Jawa Timur. Pembangunan PLTS atap di kawasan pabrik ini berkapasitas 630 kWp.
"Kami sedang menyelesaikan proyek pembangunan PLTS Atap sebesar 630 kWp di pabrik Sidoarjo," kata Sustainability Project Leader PT Softex Indonesia, Honey Liwe, dalam Virtual Press Conference GNSSA 2.0: Siap Beratap Panel Surya, Jakarta, Rabu (16/9).
Penggunaan PLTS atap ini dilakukan Softex Indonesia sebagai bentuk implementasi Softex Indonesia dalam menjalankan bisnis yang berkelanjutan. Program efisiensi energi dan material pun telah dilakukan sejak 2017.
Honey menuturkan, program ini tidak hanya untuk menurunkan konsumsi energi. Namun juga berdampak pada penurunan emisi gas rumah kaca dan biaya operasional.
Bila dikonversikan, melalui pemasangan PLTS Atap ini Softex Indonesia menghemat lebih listrik sampai 887.922 kWh setiap tahunnya. Selain itu, penggunaan PLTS atap ini juga menekan produksi CO2 sebesar 829.319 kg selama satu tahun.
"Kalau dikonversikan kami akan menghemat kurang lebih 887.922 kWh setiap tahunnya," kata dia.
Honey menambahkan PLTS atap ini menjadi solusi bagi perusahaan dalam menjalankan bisnis berkelanjutan. Begitu juga dengan keterlibatan Softex Indonesia dalam berkontribusi pada program SDG's untuk menjalankan bisnis berkelanjutan.
Sebagai informasi, Kementerian ESDM pada September 2017 mendeklarasikan Gerakan Nasional Sejuta Surya Atap (GNSSA). Gerakan ini untuk mendukung dan mempercepat pemanfaatan teknologi listrik surya demi memenuhi target pengembangan energi terbarukan.
Dalam Kebijakan Energi Nasional (KEN) pemerintah menargetkan penggunaan energi EBT sebesar 23 persen dari total bauran energi primer pada 2025. PLTS diharapkan berkontribusi sebesar 14 persen atau 6,4 GW dari total kapasitas 45 GW pembangkit listrik.
(mdk/bim)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Pemerintah Indonesia melalui Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (KESDM) mematok target besar dalam memanfaatkan energi surya, 4,680 MW pada tahun 2030.
Baca SelengkapnyaTerbentang di area seluas 200 hektare dengan lebih dari 340 ribu solar panel, PLTS terapung ini mampu memproduksi 245 juta kWh energi bersih per tahun.
Baca SelengkapnyaPLTS 100 MWp kini telah beroperasi secara komersial, memberikan kontribusi signifikan terhadap sistem kelistrikan kawasan industri.
Baca SelengkapnyaDi Indonesia ternyata ada PLTS yang disebut meraih predikat terbesar di Asia Tenggara. Begini penampakannya.
Baca SelengkapnyaSaat ini PLN telah menapaki tahap penting dalam mendukung transisi energi tanah air menuju swasembada energi.
Baca SelengkapnyaVP Penjualan dan Pelayanan Pelanggan Retail PLN, Rahmi Handayani memaparkan pengalaman implementasi sistem kuota perdana yang terjadi pada Juli lalu.
Baca SelengkapnyaPLTS yang berada terapung di atas Waduk Cirata ini memiliki kapasitas 192 megawatt peak (MWp).
Baca SelengkapnyaPLTS terapung terbesar se-Asia Tenggara ini memiliki kapasitas 192 megawatt peak (MWp).
Baca SelengkapnyaPLTS ini baru saja diresmikan langsung oleh presiden Jokowi dan menjadi PLTS terbesar se Asia Tenggara.
Baca SelengkapnyaJokowi menginginkan seluruh potensi energi baru terbarukan di Indonesia bisa dimanfaatkan.
Baca SelengkapnyaPotret solar farm terbesar se-Asia Tenggara ada di Indonesia, luasnya 14 kali lapangan sepak bola.
Baca SelengkapnyaPLTS kini menjadi alternatif energi ramah lingkungan di DKI Jakarta. Sejumlah gedung dan rumah warga mulai memanfaatkannya.
Baca Selengkapnya