Strategi Kementerian ESDM Penuhi Target Bauran Energi Terbarukan 23 Persen di 2025
Merdeka.com - Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) terus berupaya memenuhi target bauran energi baru dan terbarukan (EBT) 23 persen pada 2025 mendatang. Adapun, porsi bauran EBT pada tahun 2021 baru mencapai 11,5 persen atau hanya naik 0,3 persen dari tahun sebelumnya sebesar 11,2 persen.
Direktur Aneka Energi Baru dan Energi Baru Terbarukan Kementerian ESDM, Andriah Feby Misna menyampaikan, pihaknya telah menyiapkan sejumlah strategi untuk mencapai target tinggi tersebut melalui sisi supply dan demand.
Dari sisi supply, Kementerian ESDM mengimplementasikan program PLTS Atap 3,5 Gigawatt, pembangunan PLT EBT kapasitas 10,6 Gigawatt, gasifikasi pembangkit gas 1,7 Gigawatt. Kemudian, konversi Pembangkit Listrik Tenaga Diesel (PLTD) ke Pembangkit EBT, dan konversi Pembangkit Listrik Tenaga Gas Uap (PLTGU) menjadi PLTU.
-
Apa fokus Pertamina di bidang energi? Sebagai BUMN Energi nasional, Pertamina fokus menjawab 3 (tiga) isu strategis yakni Energy Security (ketahanan energi), Energy Affordability (keterjangkauan biaya energi), dan Environmental Sustainability (keberlanjutan lingkungan).
-
Apa target Pertamina dalam transisi energi? 'Kita dapat meningkatkan program bioenergi, biodiesel, biogasoil, bahan bakar penerbangan berkelanjutan dengan Sustainable Aviation Fuel (SAF), dan juga penyeimbangan karbon seperti solusi berbasis alami dan CCUS (carbon capture, utilisation, and storage),' tambahnya.
-
Apa target Pertamina dalam pengembangan energi panas bumi? Berdasarkan Rencana Umum Penyediaan Tenaga Listrik (RUPTL) PLN tahun 2021-2030 dan dokumen hijau Pertamina Geothermal Energy, secara keseluruhan industri panas bumi Indonesia diperkirakan akan berkontribusi hingga 16 persen dari total target dekarbonisasi nasional di tahun 2030.
-
Bagaimana Pertamina meningkatkan aksesibilitas energi? 'Kami mulai dengan memperkuat bisnis legacy kami dengan memaksimalkan dan juga membangun infrastruktur terintegrasi dari hulu, midstream dan hilir, untuk memperkuat aksesibilitas kami. Dari indeks tersebut, tantangan terbesar di Indonesia adalah aksesibilitas, dan tantangan kedua adalah keterjangkauan. Jadi kita harus mengatasi masalah ini dengan benar dalam perencanaan strategis kita,' ujarnya.
-
Apa yang dilakukan Pemprov Kaltim untuk mendukung kebijakan energi terbarukan? Dia kemudian meminta Perusda dapat mengoptimalkan peran, serta melakukan langkah-langkah nyata mendukung kebijakan pemerintah pusat.
-
Bagaimana Pertamina memastikan subsidi energi tepat sasaran? Pertamina telah melakukan berbagai inovasi digitalisasi untuk mendorong penyaluran subsidi energi yang tepat sasaran.
"Kita terus optimalkan target EBT dari sisi supply," ujarnya dalam webinar LPPI DI Jakarta, Kamis (9/6).
Sedangkan dari sisi demand, Kementerian ESDM mendukung program penurunan impor LPG dengan kompor induksi untuk 8,2 juta rumah tangga. Lalu, dukungan untuk kendaraan listrik 400 ribu unit mobil dan 1,7 juta motor.
Selanjutnya, pembangunan jaringan gas untuk 5,2 juta rumah tangga hingga akselerasi penghematan energi melalui penerapan Standar Kinerja Energi Minimum (SKEM) untuk sektor rumah tangga.
"Ini semua dilakukan untuk memenuhi komitmen kita terkait emisi nol persen atau net zero emission pada 2060 mendatang," tutupnya.
Target Bauran Energi Terbarukan 23 Persen di 2025 Dinilai Sulit Tercapai
Sebelumnya, Manager Program Transformasi Energi IESR, Jannata Giwangkara menilai, penggunaan energi baru terbarukan (EBT) dalam skenario Rencana Umum Energi Nasional (RUEN) 2025 sebesar 23 persen kebutuhan energi di Indonesia, sulit untuk terealisasi. Dia memperkirakan Indonesia hanya bisa menghasilkan 15 persen energi yang berasal dari EBT di 2025.
Angka tersebut didapatkan dari realisasi dan proyeksi dari 20 data dan parameter kunci dalam model RUEN yang ada hingga tahun 2019. Di antaranya pertumbuhan ekonomi, jumlah penduduk, data supply migas & batu bara, kapasitas pembangkit listrik dan pembangunan jargas kota, serta demand transportasi, industri, dan rumah tangga.
"Bauran energi terbarukan yang ditargetkan 23 persen, diproyeksikan hanya mencapai 15 persen," kata Jannata dalam Peluncuran Laporan Seri Studi Peta Jalan Transisi Energi Indonesia, Jakarta, Rabu, (4/11).
Dia menjelaskan hal tersebut karena lebih rendahnya realisasi dan proyeksi baru indikator makro seperti pertumbuhan ekonomi dan demografi serta perkembangan supply-demand energi yang dimutakhirkan tadi.
Tercatat, kapasitas pembangkit listrik EBT saat ini mencapai 10,3 GW di akhir 2019, sedangkan dalam RUEN di 2025 kapasitas pembangkit listrik EBT ditargetkan mencapai 45 GW.
(mdk/idr)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Target bauran EBT sebesar 17-19 persen bisa tercapai jika negara konsisten menyuntik mati PLTU batu bara
Baca SelengkapnyaMenteri ESDM beberkan penyebab bauran energi baru terbarukan (EBT) di Indonesia tidak akan mencapai target di 2025.
Baca SelengkapnyaPemerintah target mencapai bauran EBT 23 persen di 2025.
Baca SelengkapnyaPemerintah tidak ingin Indonesia sembrono dalam mengekspor energi hijau.
Baca SelengkapnyaPHE siap mendukung pemerintah untuk mencapai target produksi minyak nasional tahun 2030 sebesar 1 juta Barel per hari.
Baca SelengkapnyaPermohonan penambahan anggaran ini disampaikan Menteri Komunikasi dan Informatika (Menkominfo) Budi Arie Setiadi saat rapat bersama DPR RI.
Baca SelengkapnyaNicke menguraikan alokasi belanja Perusahaan untuk menjawab strategi pertumbuhan ganda tersebut.
Baca SelengkapnyaUntuk penerapannya, Eniya melihat peluang di kawasan Indonesia Timur. Sebab, beberapa wilayah di sana masih belum punya sistem jaringan memadai.
Baca SelengkapnyaPertamina Persero beberkan strategi ketahanan energi dan kelestarian lingkungan.
Baca SelengkapnyaMenurut Muhadi, jumlah ini didapatkan lewat pemodelan dengan metodologi studi demand-supply RKUN yang dilakukan pada 571 region.
Baca SelengkapnyaEnergi bersih yang dihasilkan di utara Indonesia ini nantinya bisa didistribusi ke beberapa negara terdekatnya seperti Malaysia, Brunei Darussalam dan Filipina
Baca SelengkapnyaPembangunan infrastruktur pendukung energi bersih di lapangan terhambat.
Baca Selengkapnya