Better experience in portrait mode.
Iklan - Geser ke atas untuk melanjutkan

Studi: Risiko bisnis di Prancis lebih tinggi ketimbang Afganistan

Studi: Risiko bisnis di Prancis lebih tinggi ketimbang Afganistan Bentrok Prancis. AFP

Merdeka.com - Banyak perusahaan berencana keluar dari United Kingdom pascakeputusan negara kerajaan tersebut hengkang dari Uni Eropa. Namun, mereka sepertinya enggan menjadikan Prancis sebagai pelabuhan bisnis selanjutnya.

Sebab, negeri multietnis tersebut dinilai rentan kerusuhan. Tingkat kerentanannya dinilai paling tinggi ketimbang negara maju dan berkembang lainnya. Bahkan Afganistan.

Demikian diungkap CNBC, hari ini, berdasarkan studi yang dibuat Verisk Maplecroft, firma analisis risiko bisnis berbasis di Inggris.

"Seiring banyak perusahaan melakukan penilaian dalam merelokasi kantor pusatnya dari United Kingdom menyusul Brexit, studi ini menyediakan wawasan berguna terkait permasalahan struktural yang dialami dunia bisnis di Prancis," ungkap studi tersebut.

Prancis sering dilanda demonstrasi panjang pada tahun lalu lantaran tidak memiliki mekanisme untuk mengantisipasinya. Sebagai ilustrasi, unjuk rasa berujung kerusuhan antara demonstran yang keberatan dengan perubahan regulasi ketenagakerjaan dengan polisi terjadi pada Juni lalu.

"Kerusuhan sipil ini bisa berdampak pada kerusakan pada properti dan terhentinya proses bisnis lantaran adanya gangguan pada infrastruktur kunci."

Selain Prancis, negara eropa yang juga memiliki risiko tinggi akan gangguan bisnis adalah Yunani. Negeri Pada Dewa ini harus kehilangan statusnya sebagai negara berkembang lantaran krisis utang.

Sementara Italia dinilai memiliki risiko sedang. Sedangkan United Kingdom dan Jerman dianggap memiliki risiko kecil.

Namun risiko bisnis di UK berpotensi meningkat seiring dengan dimulainya negosiasi sulit harus ditempuh pemerintahan Perdana Menteri Theresa May untuk keluar dari Uni Eropa.

"Brexit berpotensi menimbulkan keresahan di negara tersebut. Kemungkinan naiknya harga barang impor dikombinasikan dengan perlambatan ekonomi sepertinya akan menjadi sumber ketidakpuasan masyarakat."

(mdk/yud)
Geser ke atas Berita Selanjutnya

Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya

Buka FYP
VIDEO: Pengakuan Sri Mulyani, Indonesia Telah Jadi Korban Kekacauan Dunia Disorot Jokowi
VIDEO: Pengakuan Sri Mulyani, Indonesia Telah Jadi Korban Kekacauan Dunia Disorot Jokowi

Kekacauan dunia terjadi dipicu oleh potensi resesi Amerika Serikat hingga perang yang terjadi di Eropa dan Timur Tengah

Baca Selengkapnya
Pecah Perang Iran-Israel Picu Kenaikan Harga BBM hingga Krisis Bahan Pangan, Begini Penjelasannya
Pecah Perang Iran-Israel Picu Kenaikan Harga BBM hingga Krisis Bahan Pangan, Begini Penjelasannya

Sederet potensi gangguan ekonomi akibat pecah peran Iran-Israel di Timur Tengah.

Baca Selengkapnya
Israel di Ambang Keruntuhan, 46.000 Usaha Tutup Sejak 7 Oktober
Israel di Ambang Keruntuhan, 46.000 Usaha Tutup Sejak 7 Oktober

Diperkirakan akan ada 60.000 usaha yang tutup di Israel sampai akhir 2024.

Baca Selengkapnya
Ekonomi China Melambat Ancam Kinerja Ekspor Indonesia
Ekonomi China Melambat Ancam Kinerja Ekspor Indonesia

Perlambatan ekonomi China memberikan pengaruh ke ekonomi negara lain, termasuk Indonesia.

Baca Selengkapnya
BUMN Pertahanan: Perang di Beberapa Negara Buka Peluang Bisnis, tapi Rantai Pasok Terganggu
BUMN Pertahanan: Perang di Beberapa Negara Buka Peluang Bisnis, tapi Rantai Pasok Terganggu

Konflik bersenjata di beberapa wilayah dunia turut berpengaruh pada naiknya anggaran pertahanan sejumlah negara dari rata-rata 2 persen menjadi 3 persen.

Baca Selengkapnya
Badai PHK Menghantui, Program Jaminan Kehilangan Pekerjaan Bisa Jadi Solusi Sementara
Badai PHK Menghantui, Program Jaminan Kehilangan Pekerjaan Bisa Jadi Solusi Sementara

PHK yang terjadi sebagian besar dipicu oleh krisis di berbagai lini pada sektor manufaktur.

Baca Selengkapnya
Pemerintah Diingatkan Hati-Hati Jalankan Relaksasi Impor, Produsen Dalam Negeri Harus Diutamakan
Pemerintah Diingatkan Hati-Hati Jalankan Relaksasi Impor, Produsen Dalam Negeri Harus Diutamakan

Sebagai anggota Organisasi Perdagangan Dunia (World Trade Organization/WTO) , Indonesia memang harus mendukung liberalisasi perdagangan.

Baca Selengkapnya
Diterpa Badai PHK, Kinerja Industri Tekstil dan Pakaian Anjlok 2,63 Persen di Kuartal II-2024
Diterpa Badai PHK, Kinerja Industri Tekstil dan Pakaian Anjlok 2,63 Persen di Kuartal II-2024

Data BPS menunjukkan kinerja industri tekstil menurun seiring dengan adanya PHK massal sektor tersebut.

Baca Selengkapnya
Jika Rumah Masih KPR dan Terdampak Badai Tornado, Lakukan Hal Ini Segera
Jika Rumah Masih KPR dan Terdampak Badai Tornado, Lakukan Hal Ini Segera

Bank memiliki kepentingan untuk memastikan bahwa properti yang mereka biayai dengan KPR terlindungi dengan baik melalui asuransi harta benda.

Baca Selengkapnya
Konflik Iran Vs Israel Picu Ekonomi Indonesia Merosot di Bawah 5 Persen, Begini Penjelasannya
Konflik Iran Vs Israel Picu Ekonomi Indonesia Merosot di Bawah 5 Persen, Begini Penjelasannya

Perekonomian Indonesia diprediksi merosot jika konflik Iran versus Israel berkepanjangan.

Baca Selengkapnya