Tabungan Orang Kaya di Atas Rp5 Miliar Turun Drastis, Ketua LPS Mulai Takut
Data LPS mencatat, pada 2023 lalu pertumbuhan tabungan orang kaya 14-15 persen, namun di tahun ini hanya 3,51 persen.
Bahkan perbandingannya tercatat turun sekitar 10 persen dari tahun lalu.
Tabungan Orang Kaya di Atas Rp5 Miliar Turun Drastis, Ketua LPS Mulai Takut
Tabungan Orang Kaya di Atas Rp5 Miliar Turun Drastis, Ketua LPS Mulai Takut
Lembaga Penjamin Simpanan (LPS) mencatat pertumbuhan tabungan di atas Rp5 miliar atau orang kaya lebih kecil dari tahun sebelumnya. Bahkan perbandingannya tercatat turun sekitar 10 persen dari tahun lalu.
Ketua Dewan Komisioner LPS, Purbaya Yudhi Sadewa mengatakan, tren penurunan ini terjadi sejak akhir tahun lalu. Data yang dikantonginya mencatat, pada 2023 lalu ada pertumbuhan 14-15 persen, namun di tahun ini hanya 3,51 persen.
“(tabungan) Yang Rp5 miliar kalau kita lihat trennya turun terus, dari akhir tahun lalu sampai sekarang trennya turun terus. Dari akhir tahun lalu sekitar tumbuhnya 14-15 persen, sekarang turun sampai ke sekitar 3,51 persen,” ungkap Purbaya dalam Konferensi Pers di Kantor LPS, Jakarta, Selasa (30/1).
Purbaya menduga tabungan dengan nilai besar itu didominasi oleh korporasi. Dia turut khawatir uang dari orang kaya mengalami penurunan.
“Dugaan kami ini sebagian besar adalah korporasi, kita juga takut, apakah ini menandakan mereka nggak punya duit,” kata dia.
Kendati demikian, dia juga mencatat kalau tren pemakaian uang dari korporasi atau perusahaan mulai bergeser.
Misalnya, penggunaan untuk ekspansi bisnis. Purbaya menduga hal itu karena tingginya bunga pinjaman bagi korporasi.
“Kalau lihat tren pemakaian uang korporasi sepertinya sekarang mereka beralih memakai uang sendiri untuk ekspansi usahanya dibandingkan dengan pinjam di bank apalagi bank luar negeri, atau dana dolar karena bunga luar negeri mahal. Di sini juga cenderung agak naik sehingga mereka cenderung memakai uangnya sendiri,” paparnya.
Meski ada tren penurunan dari jumlah pertumbuhan tabungan orang kaya, dia tak mau memandang langsung kalau hal itu merupakan tanda yang negatif.
“Jadi pertumbuhannya sekarang di level 3,51 persen di bawah rata-rata tadi semua, tapi belum tentu ini menandakan hal yang negatif,” pungkasnya.