Ternyata 98 Persen Pangan Jakarta Berasal dari Luar Daerah
Data Hasil Survei Biaya Hidup 2023 Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat, proporsi Jabodetabek terhadap inflasi adalah mencakup 46,15 persen.
Tantangan Jakarta dalam mengendalikan inflasi juga masih besar. Apalagi, 98 persen pangan berasal dari luar Jakarta.
Ternyata 98 Persen Pangan Jakarta Berasal dari Luar Daerah
Ternyata 98 Persen Pangan Jakarta Berasal dari Luar Daerah
Pemerintah Provinsi (Pemprov) DKI Jakarta menyebut bahwa Jakarta berperan penting dalam pengendalian inflasi nasional, dengan kontribusi sebesar 26,89 persen.
Asisten Perekonomian dan Keuangan Setda Pemprov DKI Jakarta, Sri Haryati mengatakan, kendati demikian tantangan Jakarta dalam mengendalikan inflasi juga masih besar. Apalagi, 98 persen pangan berasal dari luar Jakarta.
"Tantangan inflasi Jakarta sangat challenging, 98 persen pangan berasal dari luar Jakarta," kata Sri dalam Seminar Outlook Jakarta 2024, di Gedung Heritage, Kantor Perwakilan Bank Indonesia Provinsi DKI Jakarta, Rabu (6/12).
Data Hasil Survei Biaya Hidup 2023 Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat, proporsi Jabodetabek terhadap inflasi adalah mencakup 46,15 persen.Dari angka tersebut, Jakarta menyumbang 26,89 persen terhadap inflasi nasional, kemudian Bogor sebesar 2,12 persen, Depok 5,32 persen, Tangerang 4,24 persen, dan Bekasi 7,67 persen.
Sementara, jika dilihat dalam skala provinsi, Jakarta memang menyumbang 26,89 persen, Jawa Barat 20,73 persen, dan Banten menyumbang sebesar 5,72 persen terhadap pengendalian inflasi nasional.
Menurutnya, dalam mengendalikan inflasi, Pemerintah Jakarta harus memiliki stok pangan yang dikelola Food Station, Dharma Jaya, hingga Pasar Jaya.
"Mengendalikan harga mau tidak mau harus punya stok, mereka punya tugas untuk menjaga stabilisasi pangan," tegasnya.
Oleh karena itu, Jakarta bersama Jawa Barat dan Banten sudah mulai berkoordinasi membahas bagaimana menjaga agar stabilisasi harga pangan tetap terjaga dengan membentuk jaringan antarpasar induk. "Kami mulai membahas bentuk kerja sama. Harus ada jaringan antar pasar induk, karena harga terbentuk mulainya di pasar induk. Pak Arief (Kepala Badan Pangan Nasional) mendukung ide ini," pungkasnya.