Tak Punya Lahan Sawah, Kebutuhan Beras Jakarta Dipasok dari Mana?
Sebanyak 98 persen pasokan makanan di DKI Jakarta berasal dari luar wilayah,
Kepala Kantor Perwakilan Bank Indonesia DKI Jakarta, Arlyana Abubakar mengungkapkan sumber pasokan makanan, termasuk beras ke wilayah DKI Jakarta di tengah keterbatasan lahan persawahan. Dia menyebut, sumber pangan termasuk beras di DKI Jakarta berasal dari kerja sama bersama sejumlah daerah sentra produksi.
"Kita pangan, seperti beras itu melalui kerja sama dengan daerah-daerah sentra," kata Arlyana dalam acara Bincang-Bincang Media di Penang Bistro Kebon Sirih, Jakarta, Kamis (8/8).
Melalui kerja sama tersebut, pihaknya bersama Pemprov DKI Jakarta berkeinginan untuk mengurangi pasokan beras impor. Sehingga, pemenuhan kebutuhan beras bagi warga DKI Jakarta masih mengendapkan daerah sentra produksi.
"Jadi, itu adalah strategi untuk memastikan bahwa distribusi berjalan baik, dan kemudian juga untuk jangkauan harga itu juga bagaimana kita memastikan dari program itu supaya memang masyarakat memiliki kemampuan untuk bisa membeli beras," urainya.
Dalam catatannya, sebanyak 98 persen pasokan makanan di DKI Jakarta berasal dari luar wilayah. Dengan ini, maka kolaborasi bersama wilayah sentra produksi menjadi penting untuk kelangsungan distribusi pangan.
"Dilakukan oleh Jakarta adalah banyak melakukan kerja sama dengan daerah lain, untuk kita mendapatkan bahan makanan dan tentunya kita monitor harga pangan eh yang dia akan bisa berdampak juga terhadap inflasi di Jakarta," bebernya.
Jakarta Alami Deflasi
Pada Juli 2024, Jakarta mencatat deflasi -0,06 persen secara month to month (mtm) setelah pada bulan sebelumnya mengalami inflasi 0,12 persen (mtm). Angka deflasi ini juga lebih rendah jika dibandingkan dengan rerata historisnya dalam tiga tahun terakhir yang mencatatkan inflasi sebesar 0,23 persen (mtm).
Deflasi Juli 2024 disebabkan oleh penurunan harga pada beberapa komoditas utama seperti daging ayam ras, cabai merah, tomat, bawang merah, dan bawang putih yang didukung oleh peningkatan pasokan dari wilayah sentra. Namun, deflasi lebih lanjut tertahan oleh peningkatan harga cabai rawit disebabkan oleh mulai masuknya periode tanam serta gangguan hama pada beberapa wilayah sentra.
"Lebih lanjut, peningkatan biaya sekolah SMA dan SMP juga menahan deflasi Jakarta sejalan dengan dimulainya tahun ajaran baru anak sekolah," ungkapnya.