Terungkap, Begini Strategi PTPN Grup Kejar Target Swasembada Pangan Sesuai Target Presiden Prabowo
Ghani menjelaskan bahwa setiap BUMN memiliki program yang melibatkan masyarakat sebagai bagian dari komitmennya untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat.

Direktur Utama Holding Perkebunan Nusantara PTPN III (Persero), Mohammad Abdul Ghani, menegaskan bahwa PTPN Group berkomitmen untuk terus mendukung program yang dijalankan oleh Kementerian BUMN dan Presiden Prabowo Subianto dalam meningkatkan pemberdayaan masyarakat.
Pernyataan ini disampaikan oleh Ghani saat dia mendampingi Menteri Koordinator Bidang Pemberdayaan Masyarakat, Muhaimin Iskandar, dalam kunjungan kerja untuk meninjau Program UKM dan Pemberdayaan di Mojokerto.
Ghani menjelaskan bahwa setiap BUMN memiliki program yang melibatkan masyarakat sebagai bagian dari komitmennya untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat.
"Sebagai contoh, PTPN Group menjalin kemitraan plasma bersama petani dengan pola kerja sama yang saling menguntungkan. Kami menyadari bahwa untuk mencapai keberhasilan, kolaborasi dengan berbagai pihak sangatlah penting," ungkapnya, seperti yang dikutip pada Selasa (21/1).
Direktur Utama PT Sinergi Gula Nusantara (SGN), Mahmudi, menambahkan bahwa keberhasilan program pemberdayaan masyarakat sangat bergantung pada komitmen dan sinergi antara semua pihak yang terlibat.
"Komitmen dan kolaborasi dari kementerian, instansi, lembaga, dan pemerintah sangat penting agar program pemberdayaan masyarakat dapat berjalan dengan optimal," jelasnya.
Menteri Koordinator Pemberdayaan Masyarakat, Muhaimin Iskandar, mengapresiasi SGN atas dedikasi mereka dalam mendukung program swasembada gula melalui pemberdayaan petani tebu.
Muhaimin menilai langkah-langkah inovatif yang diambil SGN sebagai bagian dari Holding Perkebunan Nusantara, termasuk platform pengembangan petani, telah memberikan kontribusi yang signifikan terhadap penguatan sektor tebu nasional.
“PT SGN telah menunjukkan kontribusi yang besar melalui inovasi dan kerja nyata. Program inkubasi tebu yang mereka laksanakan tidak hanya mempercepat regenerasi petani, tetapi juga membuka peluang bagi generasi muda untuk berpartisipasi aktif,” ujar Muhaimin.
Dia juga menyampaikan optimisme bahwa bangsa Indonesia mampu menghadapi tantangan swasembada pertanian demi mencapai kemandirian pangan, energi, dan ekonomi berkat dukungan dari semua pihak.
"Dengan semangat kolaborasi, sinergi, dan pemberdayaan ekonomi masyarakat, kita akan mempercepat pembangunan," harapnya.
Kemitraan Petani Tebu sebagai Contoh Pemberdayaan Masyarakat yang Efektif
Pola kemitraan antara pabrik gula dan petani tebu melalui sistem bagi hasil dianggap sebagai bentuk kerja sama yang lebih efektif dalam pemberdayaan masyarakat dibandingkan dengan pola kemitraan lainnya yang bersifat transaksional.
Dalam kemitraan ini, petani tebu mitra mendapatkan pendampingan dari pabrik gula terkait budidaya tebu, akses ke perbankan dan lembaga keuangan, serta berbagai fasilitas lain yang bertujuan untuk meningkatkan produktivitas gula petani.
“Pola kemitraan petani tebu merupakan contoh terbaik dari kerja sama yang saling menguntungkan. Berbagai kemudahan akses dan jaringan diberikan kepada petani tebu,” tambah Mahmudi.
Sumber Pendanaan

Akses terhadap permodalan merupakan salah satu tantangan utama yang memengaruhi keberlangsungan usaha tebu. Oleh karena itu, PTPN bekerja sama dengan SGN dan Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian untuk memanfaatkan program KUR (Kredit Usaha Rakyat) Khusus Klaster sebagai langkah nyata dalam memperkuat ekosistem petani tebu.
"Telah dilakukan sosialisasi bersama Kemenko Bidang Perekonomian untuk memanfaatkan program KUR Khusus Klaster oleh petani tebu, di mana tidak ada batasan plafon. Hal ini untuk memenuhi kebutuhan modal petani," ungkap Mahmudi.
Selain itu, SGN juga memiliki program yang berdampak luas, mulai dari memastikan pasokan bahan baku tebu untuk pabrik gula hingga menciptakan peluang kerja baru di sektor perkebunan dengan melahirkan wirausahawan muda yang dikenal sebagai agripreneur.
Program ini memberikan banyak manfaat positif lainnya, termasuk regenerasi petani. Saat ini, jumlah peserta yang berhasil lolos seleksi mencapai 50 orang dari lebih dari 3.000 pendaftar, yang ditempatkan di tiga lokasi: Pekalongan, Jawa Tengah (10 peserta), Madiun (19 peserta), dan Kediri (21 peserta).
"Sebanyak 10 orang agripreneur akan mengelola 50 hektar kebun tebu, layaknya mini estate. Kami fasilitasi pelatihan hingga akses ke berbagai lembaga untuk menunjang produktivitas tebu mereka. Semakin baik kebun yang dikelola, semakin besar pendapatan yang mereka peroleh," jelas Mahmudi.
Dia juga menambahkan bahwa SGN berencana untuk meningkatkan jumlah peserta program agripreneur guna mendukung pencapaian target swasembada gula nasional.
"Dalam waktu dekat, direncanakan rekrutmen baru, sehingga diharapkan dapat menambah luasan kebun baru dan persediaan bahan baku tebu giling," tambahnya.
Dukungan Pemerintah

Menanggapi program ini, Muhaimin Iskandar menyatakan dukungannya dan berharap inisiatif tersebut dapat menghidupkan kembali industri gula nasional.
"Tentu kita mendukung dan terus mengharapkan inkubator agripreneur khusus di sektor tebu ini, yang sudah mulai dengan berbagai inovasi dan cara kerja baru, mampu membangkitkan kembali industri gula konsumsi, khususnya dalam menumbuhkan kesejahteraan dan kemajuan para petani kita," ungkapnya.
Muhaimin juga menekankan pentingnya regenerasi petani melalui program ini.
"Petani muda menjadi catatan penting karena kita mengalami keterlambatan dalam regenerasi sektor pertanian kita," lanjutnya.
Peluncuran Program IRMAS merupakan salah satu inisiatif SGN lainnya yang bertujuan untuk meningkatkan produktivitas tanaman tebu petani melalui perbaikan sistem irigasi. SGN telah menyiapkan bantuan berupa 50 paket pompa dan sumur beserta kelengkapannya untuk petani tebu yang berada di wilayah Mojokerto.
"Untuk memastikan kebutuhan air, kami siapkan paket pompa dan sumur bagi petani tebu melalui program IRMAS. Diharapkan pasokan air yang memadai mampu meningkatkan produktivitas gula, sehingga kesejahteraan petani ikut meningkat," terang Mahmudi.
Mahmudi menambahkan, saat ini terdapat 89.777 hektar lahan tegalan milik petani yang belum memiliki sistem irigasi yang memadai. Oleh karena itu, produktivitas di lahan tersebut hanya sekitar 60 ton per hektar, dengan total potensi tebu yang mencapai 5,38 juta ton.
Dengan adanya implementasi program IRMAS, diharapkan produktivitas dapat meningkat hingga 30 ton per hektar, sehingga potensi total tebu dapat naik menjadi 8,04 juta ton.
Selain itu, SGN juga meluncurkan program perbaikan ratoon tebu rakyat (2024--2029) yang meliputi penyediaan benih unggul, peningkatan rendemen melalui penataan varietas unggul, digitalisasi ekosistem tebu rakyat melalui aplikasi ETERA, serta restrukturisasi organisasi petani untuk meningkatkan akses pendanaan dan kemitraan.
Dengan berbagai langkah yang diambil, SGN optimistis dapat mendukung swasembada gula nasional sekaligus meningkatkan kesejahteraan petani tebu.