Better experience in portrait mode.
Iklan - Geser ke atas untuk melanjutkan

Triwulan I-2016, BI catat defisit transaksi berjalan USD 4,7 miliar

Triwulan I-2016, BI catat defisit transaksi berjalan USD 4,7 miliar

Merdeka.com - Bank Indonesia mencatat defisit transaksi berjalan (TB) triwulan pertama 2016 sebesar USD 4,7 miliar atau 2,14 persen PDB. Turun ketimbang triwulan sebelumnya yang sebesar USD 5,1 miliar (2,37 persen PDB).

Namun, naik apabila dibandingkan dengan triwulan I-2015, sebesar USD 4,1 miliar (1,94 persen PDB).

Kepala Departemen Statistik BI Hendy Sulistyowati menjelaskan, penurunan defisit transaksi berjalan disebabkan meningkatnya surplus neraca perdagangan.

Orang lain juga bertanya?

"Surplus neraca nonmigas meningkat akibat penurunan impor impor yang melampaui penurunan ekspor, sementara defisit neraca minyak menyusut seiring menunnya impor minyak karena harga yang lebih rendah," jelas Hendy, Jakarta, Jumat (13/5).

Hendy menambahkan, penurunan defisit transaksi berjalan juga disumbang oleh berkurangnya defisit neraca jasa mengikuti turunnya impor barang.

Menurut data BI, impor barang triwulan I-2016 tercatat sebesar USD 30,4 miliar. Turun ketimbang triwulan IV-2015 yang tercatat USD 32,8 miliar. Sementara, impor barang triwulan I-2015 tercatat USD 34,8 miliar.

Adapun ekspor barang triwulan I-2016 sebesar USD 33,2 miliar. Turun ketimbang triwulan IV-2015 yang tercatat sebesar USD 34,8 miliar dan triwulan I-2015 yang tercatat USD 37,8 miliar.

"Ada penurunan ekspor ya batubara, CPO, ya ada ekspor manufaktur juga. Ini sebenarnya kita ketolong karena ekspor turun tapi impornya juga turun," imbuh Hendy.

Sementara, defisit neraca jasa tercatat sebesar USD 1,1 miliar. Turun dibandingkan triwulan IV-2015 yang tercatat sebesar USD 1,7 miliar, dan triwulan I-2015 yang tercatat sebesar USD 1,8 miliar. (mdk/yud)

Geser ke atas Berita Selanjutnya

Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya

Buka FYP
Sri Mulyani: Defisit APBN 2023 Sebesar Rp347,6 Triliun, Lebih Baik Dibanding 2019 dan 2020
Sri Mulyani: Defisit APBN 2023 Sebesar Rp347,6 Triliun, Lebih Baik Dibanding 2019 dan 2020

Pada APBN 2019, defisit sebesar Rp348,7 triliun atau 2,20 persen terhadap PDB.

Baca Selengkapnya
Harga Komoditas Anjlok, APBN Defisit Rp21,8 Triliun di Mei 2024
Harga Komoditas Anjlok, APBN Defisit Rp21,8 Triliun di Mei 2024

Realisasi pendapatan negara pada Mei 2024 tersebut anjlok 7,1 persen secara year on year (yoy).

Baca Selengkapnya
Defisit APBN Agustus 2024 Tembus Rp153,7 Triliun
Defisit APBN Agustus 2024 Tembus Rp153,7 Triliun

Meski mengalami defisit, kinerja APBN selama Agustus diklaim mengalami perbaikan.

Baca Selengkapnya
Ekonomi Global Melambat, Neraca Pembayaran Indonesia Defisit USD 6 Miliar
Ekonomi Global Melambat, Neraca Pembayaran Indonesia Defisit USD 6 Miliar

NPI pada triwulan I 2024 mencatat defisit USD6,0 miliar dan posisi cadangan devisa pada akhir Maret 2024 tercatat tetap tinggi sebesar USD140,4 miliar.

Baca Selengkapnya
Sri Mulyani: APBN Alami Defisit Rp35 Triliun per 12 Desember 2023
Sri Mulyani: APBN Alami Defisit Rp35 Triliun per 12 Desember 2023

Pendapatan negara sampai 12 Desember 2023 tercatat mencapai Rp2.553,2 triliun.

Baca Selengkapnya
Sri Mulyani: APBN Tekor Rp93,4 Triliun di Juli 2024
Sri Mulyani: APBN Tekor Rp93,4 Triliun di Juli 2024

APBN pada Juli mengalami defisit Rp93,4 triliun atau 0,41 persen dari PDB.

Baca Selengkapnya
Bayar Utang Program PEN, Anggaran BI Tahun 2024 Bengkak Rp29,29 Triliun
Bayar Utang Program PEN, Anggaran BI Tahun 2024 Bengkak Rp29,29 Triliun

Defisit tersebut disebabkan total pengeluaran yang lebih besar dibandingkan dengan total penerimaan.

Baca Selengkapnya
Utang Pemerintah Tembus Rp8.461 Triliun per Agustus 2024
Utang Pemerintah Tembus Rp8.461 Triliun per Agustus 2024

Kemenkeu mencatat, rasio utang pemerintah terhadap Produk Domestik Bruto (PDB) kini sebesar 38,49 persen.

Baca Selengkapnya
Pemerintah Tarik Utang Rp407 Triliun Sepanjang 2023
Pemerintah Tarik Utang Rp407 Triliun Sepanjang 2023

Sri Mulyani menjabarkan realisasi penerbitan Surat Berharga Negara (SBN) sepanjang 2023 sebesar Rp308,7 triliun.

Baca Selengkapnya
Pembiayaan Utang Lewat SBN Turun, Hanya Capai Rp157,9 Triliun
Pembiayaan Utang Lewat SBN Turun, Hanya Capai Rp157,9 Triliun

Pembiayaan utang pada semester I-2023 mencapai Rp166,5 triliun, menurun 15,4 persen jika dibandingkan dengan periode yang sama pada tahun lalu.

Baca Selengkapnya
APBN Surplus Rp22 Triliun, Sri Mulyani: Didorong Pendapatan Negara Rp493 Triliun
APBN Surplus Rp22 Triliun, Sri Mulyani: Didorong Pendapatan Negara Rp493 Triliun

Namun demikian, pendapatan negara mengalami kontraksi sebesar 5, 4 persen secara tahunan (year on year/yoy).

Baca Selengkapnya
Pemerintah Tarik Utang Rp72 triliun per 15 Maret 2024, Turun Drastis Dibanding Tahun Lalu Mencapai Rp181 Triliun
Pemerintah Tarik Utang Rp72 triliun per 15 Maret 2024, Turun Drastis Dibanding Tahun Lalu Mencapai Rp181 Triliun

Secara rinci, pembiayaan utang tersebut terdiri dari Surat Berharga Negara (SBN) sebesar Rp70,2 triliun atau setara dengan 10,5 persen terhadap APBN.

Baca Selengkapnya