Usai Emosi Gebrak Meja, Kini Menteri Ara Rela Mengaduk Semen untuk Bangun Rumah Gratis
Dikatakan Menteri Ara, rumah gratis yang dibangun sebanyak 250 unit dengan tipe 60/36 tersebut akan diperuntukkan untuk MBR yang belum mempunyai rumah.
Momen unik terekam kamera saat peresmian peletakan batu pertama (groundbreaking) Pembangunan Rumah Gratis bagi Masyarakat Berpenghasilan Rendah (MBR) di Desa Sukawali, Kabupaten Tangerang, Banten, Jumat (1/10).
Dalam acara tersebut, Menteri Perumahan dan Kawasan Permukiman (PKP), Maruarar Sirait tampak terampil mengaduk semen layaknya seorang kuli.
"Mohon doa restu," kata Menteri Ara panggilan akrabnya saat menuangkan air ke adonan semen.
Dikatakan Menteri Ara, rumah gratis yang dibangun sebanyak 250 unit dengan tipe 60/36 tersebut akan diperuntukkan untuk MBR yang belum mempunyai rumah dari berbagai kategori profesi. Seperti untuk Guru, Anggota TNI/Polri dan ASN yang berpangkat dan bergaji rendah, termasuk para milenial yang bergaji rendah, serta rakyat kecil dengan penghasilan tidak tetap.
Adapun tanah tersebut merupakan hibah dari PT Bumi Samboro Sukses yang sebagian merupakan milik Menteri Ara.
"Jadi tanahnya ini sebagian punya Pak Menteri, sebagian punya perusahaan. Sebagai Menteri harus memberi contoh gotong royong," ucapnya.
Ia menyebut, lokasi rumah gratis ini akan dijadikan percontohan dari gerakan gotong royong pembangunan rumah gratis bagi MBR, terutama juga karena lokasinya yang tidak jauh dari Bandara Soekarno-Hatta.
"Untuk itu saya pesan yang akan menyeleksi calon penerima harus tahu lapangan dengan kriteria yang ketat. Seleksi dan kriteria calon penerimanya berproses seiring pembangunan, pasti peminatnya banyak sekali," tegasnya.
Sempat Emosi Gebrak Meja
Sebelumnya, Menteri Perumahan dan Kawasan Permukiman Indonesia, Maruarar Sirait emosi saat pimpin rapat saat dengan anak buahnya.
Ia menganggap bahwa birokrasi di kementeriannya selama ini terlalu lelet. Pria yang akrab disapa dengan nama Ara itu bahkan sampai menggebrak meja dengan cukup keras saat mendengar penjelasan dari anak buahnya.
Momen itu terekam dalam sebuah video yang viral di media sosial. Saat diselidiki lebih lanjut, ternyata anak buah Ara terlambat mengirimkan surat kepada Kejaksaan Agung.
Surat tersebut ditandatangani oleh menteri pada 22 Oktober, akan tetapi surat tersebut baru sampai ke Kejaksaan Agung pada 28. Hal itu membuat Ara marah besar kepada anak buahnya sampai menggebrak meja. Ia menilai bahwa birokrasi di kementeriannya sangatlah lelet sampai ia merasa malu kepada Jaksa Agung.
“Saya itu menteri, tanggal 22 saya kirim surat, tanggal 28 baru sampai. Saya malu sama Jaksa Agung. Bagaimana Anda mau melayani publik kalau pelayanan Anda begini,” kata Ara sambil gebrak meja.