Wapres Ma'ruf Amin: Ekonomi Syariah Bentuk Kiai Bisa Jadi Bankir
Merdeka.com - Wakil Presiden Ma'ruf Amin bertemu dengan Pengurus Pusat Asosiasi Program Studi Hukum Syariah (APHESI) di Ruang Auditorium, Kantor Wapres, Jalan Merdeka Utara, Senin (25/11). Dalam pertemuan tersebut, Ma'ruf mengatakan ekonomi syariah saat ini sudah memasuki tahap nasional. Sebab itu salah satu yang jadi fokus utama ialah pengawalan terhadap kesesuaian syariah.
"Salah satu yang penting itu adanya pengawalan terhadap kesesuaian syariah. Kan juga ekonomi dan keuangan syariah ini," kata Ma'ruf saat bertemu dengan anggota pengurus APHESI di Ruang Auditorium, Kantor Wapres, Jalan Merdeka Utara, Senin (25/11).
Selain melakukan pengawalan terhadap ekonomi syariah, publik juga bisa mempelajari fatwa dewan hukum syariah. Hal tersebut kata Ma'ruf jadi landasan ekonomi dan keuangan syariah.
-
Bagaimana daerah bisa tingkatkan literasi ekonomi syariah? Caranya, ujar Ma'ruf pemerintah daerah bisa melakukan kolaborasi. 'Bangun kolaborasi guna meningkatkan penelitian dan pengembangan di sektor-sektor unggulan ekonomi syariah,' ujarnya.
-
Kenapa Ma'ruf Amin ingin daerah kembangkan ekonomi syariah? Ma'ruf juga ingin pemerintah daerah dapat mengadopsi model ekonomi dan keuangan syariah yang inovatif dan responsif terhadap kebutuhan masyarakat setempat.
-
Siapa yang bicara tentang perbankan syariah? Hal itu disampaikan Kepala Eksekutif Pengawas Perbankan OJK Dian Ediana Rae dalam kegiatan OJK Mengajar di Fakulitas Ekonomi dan Bisnis (FEB) Universitas Islam Negeri (UIN) Syarif Hidayatullah Jakarta, Senin (6/11).
-
Apa saja arahan Ma'ruf Amin soal ekonomi syariah? 'Pastikan ekonomi dan keuangan syariah menjadi salah satu tema perencanaan pembangunan daerah jangka panjang dan menengah,' kata dia.Ma'ruf juga ingin pemerintah daerah dapat mengadopsi model ekonomi dan keuangan syariah yang inovatif dan responsif terhadap kebutuhan masyarakat setempat.
-
Siapa yang diberikan arahan soal ekonomi syariah? Wakil Presiden (Wapres) Ma'ruf Amin memberikan tiga arahan strategis kepada pemerintah daerah (pemda) seluruh Tanah untuk mengembangkan potensi ekonomi dan keuangan syariah di wilayahnya masing-masing.
-
Mengapa Fatayat NU mendorong literasi keuangan syariah? “Fatayat NU yang beranggotakan 10 juta perempuan muda berusia 25—45 tahun, telah aktif bergerak di berbagai bidang, termasuk keagamaan, ekonomi, dan sosial. Kami sangat menyambut baik kerja sama ini. Bagi kami, langkah ini dapat mendukung misi bersama dalam memberdayakan perempuan muda Indonesia, khususnya Sahabat Fatayat dalam meningkatkan pemahaman literasi dan inklusi keuangan Syariah di Indonesia,“ ujar Hj. Margaret Aliyatul Maimunah, Ketua Umum Fatayat Nahdlatul Ulama (NU).
"Kita sudah ada fatwa dari MUI, itu harus menjadi perhatian dalam studi, sebab operasional dalam ekonomi dan keuangan syariah didasarkan pada fatwa MUI dan peraturan otoritas, apa itu OJK, bank Indonesia, kalau sukuk dari Kemenkeu," ungkap Ma'ruf.
Tidak hanya itu, ekonomi syariah tak hanya dikembangkan dalam perguruan tinggi, tetapi dalam pesantren juga bisa mempelajari ekonomi syariah. Dengan adanya ekonomi syariah, bisa melahirkan para kiai bankir.
"Melalui ekonomi syariah telah melahirkan kiai jadi bankir, kiai yang enggak tahu sistem perbankan jadi tahu karena harus belajar metode, manajemen untuk menetapkan hukum. Juga harus ngerti lainnya, ngerti asuransi," ungkap Ma'ruf.
Ke depan, Ma'ruf berharap kebutuhan bankir syariah bisa dipenuhi dari dalam negeri dan tidak mendadak. Karena itu, perlu adanya pelatihan dan dari lulusan syariah. "Karena itu asosiasi ini diharapkan pengembangan lebih mendalam," ungkap Ma'ruf.
Pemerintah Terus Perkuat Ekonomi Syariah
Ma'ruf juga mengatakan pihaknya terus mendorong tumbuhnya ekonomi syariah. Salah satu caranya yaitu pemerintah akan melakukan revisi Perpres 91/2016 tentang Komite Nasional Keuangan dan syariah (KNKS).
"Hal-hal yang perlu diubah dalam perpres tersebut adalah perubahan dari lingkup keuangan syariah diperluas menjadi lingkup ekonomi syariah," kata Ma'ruf.
Kemudian, dia juga akan melakukan perubahan struktur kelembagaan. Yaitu Presiden Joko Widodo sebagai ketua dan dirinya sebagai ketua Harian. Dengan penguatan tersebut diharapkan pengembangan kelembagaan ekonomi syariah dapat dipercepat.
"Memperluas dan memajukan ekonomi syariah dalam rangka memperkuat ketahanan ekonomi nasional," ungkap Ma'ruf.
(mdk/idr)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Wakil Presiden RI Ma'ruf Amin meminta Jawa Barat sebagai salah satu penopang pertumbuhan ekonomi nasional bisa memaksimalkan potensi keuangan syariah.
Baca SelengkapnyaKerja sama ini untuk mewujudkan pemberdayaan ekonomi di lingkungan pesantren.
Baca SelengkapnyaBSI mengukuhkan kembali komitmennya dalam memperkuat ekosistem Islam di Indonesia.
Baca SelengkapnyaOtoritas Jasa Keuangan (OJK) terus mendorong peningkatan literasi dan inklusi keuangan syariah.
Baca Selengkapnya"Masalah santri, nanti akan lebih kami perhatikan lagi. Generasi emas itu butuh keterlibatan para kaum perempuan," sambung Gibran
Baca SelengkapnyaPlt Ketua Umum Partai Persatuan Pembangunan (PPP) Muhamad Mardiono membeberkan inovasi untuk menggerakan perekonomian umat
Baca SelengkapnyaEPIKS mendorong peningkatan literasi, inklusi dan digitalisasi keuangan syariah khususnya di Jawa Tengah.
Baca SelengkapnyaPemerintah daerah diminta mendorong peningkatan literasi masyarakat tentang ekonomi syariah.
Baca SelengkapnyaWapres Maruf Amin blak-blakan potensi ekonomi syariah sangat menjanjikan di masa depan.
Baca SelengkapnyaKerja sama ini menunjukkan komitmen Bank DKI untuk mendukung sektor pendidikan melalui layanan keuangan syariah yang inovatif dan terintegrasi.
Baca SelengkapnyaGibran berterima kasih sudah diberi kesempatan untuk bersilaturahmi.
Baca SelengkapnyaWapres Ma'ruf Amin memberi sanjungan kepada BSI karena mampu menggelar pameran ekonomi dan industri syariah terbesar.
Baca Selengkapnya