Warga Afrika terkesan pertanian di Indonesia
Merdeka.com - Indonesia menyelenggarakan International Training on Agricultural For African Countries pada 15 Maret hingga 30 April 2017. Pelatihan berlangsung di kabupaten Kuningan, Jawa Barat, diikuti 12 peserta dari sebelas negara Afrika.
Yaitu, Zimbabwe, Angola, Ethiophia, Gambia, Madagaskar. Kemudian, Sudan, Kenya, Mozambik, Tanzania, Nigeria dan Namibia.
"Keseluruhan program tersebut merupakan komitmen pemerintah RI dalam kerangka kerjasama Selatan-Selatan yang bertujuan untuk memajukan kerjasama pembangunan antar Negara berkembang," kata Kepala Biro Kerjasama Luar Negeri Kementerian Pertanian Mesah Tarigan, dalam siaran pers, kemarin.
-
Kenapa Moeldoko mengusulkan Indonesia jadi pusat pelatihan petani? 'Indonesia punya keunggulan sumber daya alam dan sumber daya manusia. Selain itu, pemerintah Indonesia juga telah telah bekerja sama dengan FAO membangun program regenerasi petani,' kata Moeldoko saat bertemu Asisten Direktur Jenderal dan Perwakilan Regional FAO untuk Asia Pasifik, Jong Jin Kim, di Kolombo Sri Lanka, dikutip dari siaran pers, Sabtu (24/2/2024).
-
Dimana pelatihan ini diadakan? Dilansir dari South China Morning Post (SCMP), pada bulan Juli, sekelompok wanita berkumpul di kota Hangzhou di provinsi Zhejiang untuk mengikuti program dua hari yang mengenakan biaya sebesar 2.999 yuan (Rp6,5 juta) kepada setiap peserta.
-
Dimana pusat pelatihan petani itu akan dibangun? Kepresidenan Moeldoko mengusulkan Indonesia menjadi pusat pelatihan petani muda Asia Pasik kepada Organisasi Pangan dan Pertanian Perserikatan Bangsa-Bangsa (FAO).
-
Siapa yang melatih intelijen Indonesia? Tak lama kemudian, agen-agen Mossad mulai melatih dinas intelijen Indonesia dan sejumlah personel militer.
-
Kenapa Kota Pasuruan adakan pelatihan keamanan pangan? Guna menjamin keamanan dan mutu pangan siap saji yang beredar di masyarakat, Pemerintah Kota Pasuruan melalui Dinas Perindustrian dan Perdagangan Kota Pasuruan berkolaborasi dengan BPOM menggelar pembinaan Gerakan Pangan Aman Pedagang Kreatif Lapangan di Gedung Gradhika Bhakti Praja, Kota Pasuruan, Kamis (26/10).
-
Siapa yang ikut dalam pelatihan ini? Sumber daring mengungkapkan bahwa sebagian besar peserta adalah wanita berusia 35 hingga 55 tahun. Seorang wanita berusia 54 tahun, yang memilih untuk tidak disebutkan namanya, menceritakan bahwa ia telah mengembangkan perasaan terhadap teman sekelas putranya dan menyatakan kekhawatiran mengenai menurunnya daya tariknya.
Dalam pelatihan tersebut, para peserta bisa meningkatkan pengetahuan terkait budidaya padi, jagung, dan kedelai.
Menurut Mesah, selama 17 tahun terakhir, Indonesia telah melaksanakan 460 program pengembangan kapasitas kepada sekitar 5.400 peserta dari Amerika Selatan, Pasific, Asia, Afrika, dan Timur Tengah. Sebanyak 65 program diantaranya merupakan pelatihan di bidang pertanian.
"Sehingga jelas terbukti, pertanian tetap menjadi salah satu program unggulan kerja sama teknis yang disediakan pemerintah RI bagi negara-negara penerima."
Adapun metode pelatihan diberikan sebanyak 75 persen praktek di sawah. Sisanya, 25 persen, teori.
Salisu Mawiada, peserta pelatihan asal Nigeria, mengaku terkesan dengan metode pengolahan padi dan jagung di Indonesia.
"Saya sangat terkesan betapa efektifnya pengolahan yang dilakukan secara manual yang dapat memberikan hasil yang lebih baik terhadap produk akhir."
Hal senada diungkapkan Fatma Yousuf. Pegawai Kementerian Pertanian Sudan tersebut mengaku pelatihan telah membuka wawasannya tentang berbagai teknik pengolahan sawah tadah hujan.
(mdk/yud)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Indonesia menjadi tuan rumah acara bergengsi High-Level Forum on Multi-Stakeholder Partnerships (HLF MSP) dan Indonesia-Africa Forum (IAF) di Bali.
Baca SelengkapnyaKemenparekraf telah menjajaki kerja sama pariwisata dan ekonomi kreatif dengan beberapa negara di Afrika, seperti Mesir, Maroko, Afrika Selatan, Sudan dll.
Baca SelengkapnyaMoeldoko Usulkan Indonesia jadi Pusat Pelatihan Petani Muda Asia Pasifik
Baca SelengkapnyaMenurut Puan, perhelatan ini menjadi upaya DPR memperkuat hubungan Indonesia dengan Afrika melalui jalur parlemen.
Baca SelengkapnyaDiklat yang digelar di Bandung ini bakal dilaksanakan selama 25 hari mulai 17 September hingga 11 Oktober 2024.
Baca SelengkapnyaBagi Korsel, program magang sangat penting untuk memperkuat sektor pertanian antar kedua negara.
Baca SelengkapnyaPrabowo menekankan, akan ada fokus khusus untuk Afrika saat dia menjabat sebagai presiden.
Baca Selengkapnya"Spirit Bandung inilah yang akan saya bawa dalam kunjungan ke Afrika dengan memperkokoh solidaritas dan kerja sama," kata Jokowi.
Baca SelengkapnyaPemerintah RI berencana impor sapi dan kedelai dari Afrika Selatan.
Baca SelengkapnyaPuan Maharani yang memimpin penyelenggaraan IAPF menyatakan forum ini juga sebagai upaya menghidupkan kembali semangat KAA.
Baca SelengkapnyaUntuk menarik minat generasi muda terhadap sektor pertanian, sebuah program inovatif bernama Inkubator Agripreneur Tebu telah dibentuk.
Baca SelengkapnyaPameran ini menampilkan beragam inovasi teknologi terbaru alat-alat pertanian. Dari traktor Mahindra hingga pertanian indoor sistem NFT (Nutrien Film Technic).
Baca Selengkapnya