CEK FAKTA: Ular Diklaim Bisa Mendeteksi Gempa Bumi? Simak Faktanya
Beredar unggahan di media sosial Facebook yang mengklaim ular bisa memprediksi terjadinya gempa bumi.
Beredar unggahan di media sosial Facebook yang mengklaim ular bisa memprediksi terjadinya gempa bumi. Disebutkan juga ular bisa mendeteksi gempa dari jarak 75 mil jauhnya dan lima hari sebelum gempa itu terjadi.
"Ular mampu memprediksi gempa meskipun berjarak 75 mil dari lokasi dan 5 hari sebelum gempa itu terjadi."
-
Bakat apa yang dimiliki Gempi? Gempita Nora Marten saat ini telah menginjak usia 9 tahun. Bagi mereka yang telah mengikuti perjalanan hidupnya sejak bayi hingga sekarang, tentu tidak percaya melihatnya tumbuh sebesar ini. Walaupun usianya masih muda, Gempi menunjukkan bakat yang luar biasa.
-
Berapa kekuatan gempa yang terjadi? Gempa 4,9 Magnitudo mengguncang Bali, Sabtu (7/9).
-
Apa yang ditulis di leher guci tersebut? Tulisan dalam leher guci itu berbunyi "ladanum 5", mengacu pada labdanum (Cistus ladanifer), sebuah tanaman aromatik yang digunakan untuk membuat dupa, menurut pernyataan Universitas Ibrani Yerusalem.
-
Di mana gempa terjadi? Mengutip informsi BMKG, pusat gempa berada di 8.52 LS,115.35 BT atau 2 km timur laut Gianyar, Bali dengan kedalaman 10 km.
-
Apa itu Gendar Pecel? Berbeda dengan pecel pada umumnya, di sana pecel dipadukan dengan gendar. Gendar adalah olahan nasi yang teksturnya lebih kenyal dari lontong karena proses pembuatannya dicampur dengan ragi.
-
Apa itu Geplak Gula Jawa? Geplak Gula Jawa merupakan varian geplak yang memiliki ciri khas bentuk serta cita rasa yang berbeda dari geplak pada umumnya. Penampilannya sangat sederhana, warnanya cokelat tua, dan bentuknya lonjong dengan garis-garis di sisinya. Makanan ini biasanya ditaburi dengan tepung ketan sangrai.
Penelusuran
Hasil penelusuran, muncul beberapa pemberitaan tentang pernyataan ilmuan China terkait prediksi gempa dengan mengandalkan perilaku ular. Di antaranya, yang dimuat Antara pada 28 Desember 2006. Dijelaskan China telah mendapatkan satu sistem untuk memprediksi akan kemungkinan terjadinya gempa bumi berdasarkan pada tingkah laku ular, harian utama Taiwan melaporkan.
Badan yang menangani masalah gempa di Nanning ibukota dari daerah otonomi Guangxi di China selatan telah mengembangkan sistem yang menggunakan kombinasi dari insting natural (alami) dan teknologi moderen, harian China "China Daily" mengatakan, Para ahli di badan yang memonitor gempa bumi tersebut melakukan penelitian dan pengamatan terhadap hewan ular di peternakan ular setempat melalui kamera video yang dihubungkan dengan jaringan internet.
Video tersebut merekam seluruh peristiwa yang terjadi selama 24 jam setiap harinya. "Dari semua hewan yang ada di muka bumi, ular merupakan hewan yang paling peka terhadap tanda-tanda gempa bumi," kata direktur badan yang memonitor gempa bumi Jiang Weisong, seperti yang dikutip oleh China Daily.
Jiang mengatakan, ular yang merupakan salah satu menu favorit di berbagai restoran di Cina terutama pada musim dingin di wilayah China selatan dapat merasakan akan terjadinya gempa bumi dari jarak 120 km (70 mil) selang tiga hingga lima hari sebelum gempa terjadi. Mereka (hewan-hewan uilar) itu menyikapinya dengan perilaku yang aneh.
"Apabila akan terjadi gempa yang berkekuatan besar maka hewan-hewan ular akan keluar dari sarangnya bahkan pada saat musim dingin sekalipun," kata Jiang seperti dikutip harian China.
"Apabila gempa yang terjadi berkekuatan sangat besar bahkan hewan-hewan ular akan membenturkan dirinya ke dinding saat mereka berusaha menyelamatkan diri keluar dari sarangnya."
Sementara itu, dilansir dari Kompas.com, mengutip dari Mongabay, 27 Desember 2006, beberapa seismolog berpendapat bahwa hewan memang dapat mendeteksi gelombang P atau gelombang ultrasonik yang dihasilkan oleh gempa bumi, bahkan respons akan adanya peningkatan sinyal elektromagnetik frekuensi rendah.
Kendati demikian, tidak ada bukti ilmiah bahwa hewan dapat digunakan untuk memprediksi getaran secara konsisten, terutama jauh sebelum gempa terjadi. Seismometer dinilai lebih sensitif terhadap gelombang P daripada hewan.
Sementara, menurut Survei Geologi Amerika Serikat (USGS), perilaku konsisten hewan terhadap peristiwa seismik tidak sepenuhnya bisa diandalkan. Mekanisme yang menjelaskan cara kerja hewan terhadap peristiwa seismik dinilai sulit dipahami.
Adapun prakiraan gempa bumi di China beberapa dekade lalu, berdasarkan gempa bumi kecil dan aktivitas hewan yang tidak biasa. Sebagian besar, tetapi tidak semua, ilmuwan China atau Jepang memang berusaha meneliti keterkaitan antara perilaku hewan dan prediksi gempa. Perilaku hewan yang tidak biasa sebelum gempa bumi sudah dicatatkan sejak 373 SM di Yunani.
Hewan seperti tikus, musang, ular, dan kelabang dilaporkan meninggalkan sarang dan menuju tempat yang aman beberapa hari sebelum gempa terjadi. Bukti anekdotal berlimpah tentang hewan, ikan, burung, reptil, dan serangga sebelum gempa memang ada, tetapi sejauh ini gempa bumi bumi tidak dapat diprediksi dengan akurat, baik dengan mesin maupun hewan.
Kesimpulan
Peneliti China memang memprediksi kemungkinan terjadinya gempa bumi berdasarkan pada tingkah laku ular. Namun, pernyataan itu tidak dilengkapi dasar kajian ilmiah, atau detail lain yang mendukung. Hingga saat ini gempa tidak dapat diprediksi lokasi, waktu dengan akurat, baik dengan mesin maupun hewan.
Jangan mudah percaya dan cek setiap informasi yang kalian dapatkan. Pastikan itu berasal dari sumber terpercaya, sehingga bisa dipertanggungjawabkan kebenarannya.
Referensi
https://www.antaranews.com/berita/49624/ular-dapat-tunjukkan-akan-terjadinya-gempa
https://www.usgs.gov/faqs/can-animals-predict-earthquakes
https://www.kompas.com/cekfakta/read/2022/02/16/160524482/klarifikasi-ular-bisa-mendeteksi-gempa-5-hari-sebelum-terjadi?page=all#page2