Ketahui 4 Jenis Tes Mata yang Bisa Jadi Cara Deteksi Dini Terjadinya Glaukoma
Melakukan tes mata secara rutin dianggap sebagai langkah yang bijak, karena glaukoma seringkali muncul tanpa gejala yang disadari.
Pentingnya deteksi dini glaukoma tidak dapat diabaikan, karena dapat mencegah kerusakan permanen pada saraf optik yang dapat menyebabkan kebutaan. Deteksi dini dianggap sebagai langkah yang tepat, mengingat glaukoma sering kali berkembang tanpa disadari oleh penderitanya. Penyakit ini dikenal sebagai pencuri penglihatan secara diam-diam. Menurut dokter spesialis mata dari KMN EyeCare, Kevin, terdapat beberapa tes yang digunakan untuk mendeteksi glaukoma, dan biasanya dilakukan oleh dokter mata selama pemeriksaan rutin. Beberapa tes tersebut termasuk:
Tes Tonometri
Tes tonometri adalah salah satu metode yang paling umum digunakan untuk mengukur tekanan di dalam bola mata. Pentingnya tes ini terletak pada fakta bahwa glaukoma disebabkan oleh peningkatan tekanan intraokular yang berlebihan. "Hasil tes yang menunjukkan tekanan di atas normal, artinya Anda berisiko lebih tinggi mengalami kerusakan saraf optik," ungkap Kevin dalam keterangan persnya, Jumat (3/1/2025).
-
Apa itu glaukoma? Glaukoma adalah sekelompok penyakit mata yang merusak saraf optik, yang merupakan saraf utama untuk penglihatan.
-
Kapan sebaiknya periksa mata untuk glaukoma? Semua orang dewasa perlu diperiksa untuk mengetahui adanya glaukoma setiap 3 sampai 5 tahun sekali.
-
Apa itu Hari Glaukoma Sedunia? Peringatan ini sebagai upaya untuk meningkatkan kesadaran global tentang glaukoma, suatu penyakit mata yang dapat menyebabkan kehilangan penglihatan permanen jika tidak didiagnosis dan ditangani dengan tepat.
-
Apa yang bisa ditunjukkan oleh kondisi mata? Sejumlah kondisi yang tampak pada mata seseorang bisa sangat menunjukkan kondisi kesehatan termasuk risiko kematian diri pada seseorang.
-
Kenapa Hari Glaukoma Sedunia dirayakan? Tujuan utamanya untuk meningkatkan pemahaman masyarakat tentang risiko, pencegahan, dan pentingnya pemeriksaan mata secara teratur.
Pemeriksaan Saraf Optik
Selain tonometri, dokter mata juga melakukan pemeriksaan saraf optik untuk mencari tanda-tanda kerusakan. Dalam pemeriksaan ini, dokter menggunakan alat khusus untuk melihat bagian belakang mata secara langsung. Bentuk dan warna saraf optik yang tidak normal dapat menjadi indikator awal adanya glaukoma.
Tes Perimetri
Uji lapang pandang atau perimetri merupakan tes lain yang sering dilakukan untuk mengukur kemampuan mata dalam melihat objek di sekitarnya. Tes ini bertujuan untuk mendeteksi kehilangan penglihatan tepi, yang merupakan gejala khas dari glaukoma.
Tes Pachymetry
Selain itu, tes tambahan seperti pachymetry yang mengukur ketebalan kornea juga dapat dilakukan. Ketebalan kornea memiliki pengaruh pada pengukuran tekanan mata, sehingga penting untuk mendapatkan hasil yang akurat. "Jika Anda termasuk dalam kelompok risiko tinggi, seperti memiliki riwayat keluarga dengan glaukoma atau kondisi medis tertentu seperti diabetes, sangat dianjurkan untuk melakukan pemeriksaan ini secara rutin untuk mendeteksi glaukoma sedini mungkin," jelas Kevin.
Glaukoma Kerap Kali Terabaikan
Sebelumnya, Kevin menjelaskan bahwa glaukoma merupakan salah satu penyebab utama disabilitas penglihatan yang sering kali diabaikan. Kondisi ini disebabkan oleh peningkatan tekanan di dalam bola mata yang dapat merusak saraf optik. "Glaukoma kerap berkembang perlahan tanpa gejala awal yang jelas, sehingga disebut sebagai pencuri penglihatan diam-diam," ungkap Kevin. Oleh karena itu, ia menekankan pentingnya deteksi dini glaukoma untuk mencegah terjadinya tunanetra. Dengan deteksi yang lebih awal, kerusakan pada tahap awal dapat dikelola sehingga glaukoma tidak bertambah parah.
Glaukoma sering kali tidak menampilkan gejala awal, yang membuat banyak orang yang mengidapnya tidak menyadari bahwa penglihatan mereka dalam bahaya. Ketika gangguan penglihatan mulai muncul, biasanya kerusakan yang terjadi sudah cukup signifikan. Hal ini menunjukkan betapa pentingnya melakukan pemeriksaan mata secara rutin, terutama bagi mereka yang berisiko tinggi. Dengan langkah proaktif, kita bisa menjaga kesehatan mata dan mencegah risiko kebutaan akibat glaukoma.
Mengapa Glaukoma Sulit Dideteksi?
Glaukoma adalah kondisi yang dapat mengakibatkan kerusakan pada saraf optik, yang memiliki peran penting dalam mengirimkan sinyal visual dari mata ke otak. Jika tekanan di dalam bola mata terus meningkat tanpa penanganan yang tepat, saraf optik dapat mengalami kerusakan permanen, yang pada akhirnya berujung pada disabilitas penglihatan. Salah satu alasan mengapa glaukoma sulit terdeteksi adalah karena proses kerusakannya berlangsung secara bertahap. Pada glaukoma sudut terbuka, yang merupakan jenis glaukoma paling umum, pasien sering kali tidak merasakan gejala yang signifikan, seperti nyeri atau penglihatan kabur pada tahap awal. Kerusakan biasanya dimulai dari bagian penglihatan tepi (peripheral vision), yang sering tidak disadari oleh pasien hingga penglihatan mereka sudah terganggu secara signifikan. "Begitu kerusakan saraf optik terjadi, kondisinya tidak bisa diperbaiki, hanya dapat diperlambat," jelas Kevin. Selain itu, glaukoma juga dapat menyebabkan episode akut, seperti pada glaukoma sudut tertutup, di mana peningkatan tekanan mata terjadi secara mendadak. Kondisi ini dapat menimbulkan gejala yang lebih jelas, seperti sakit mata yang parah, penglihatan kabur, serta mual dan muntah.
Perhatikan Tanda Glaukoma
Gejala awal glaukoma yang dapat muncul meliputi:
- Penglihatan sisi (peripheral vision) yang hilang secara perlahan.
- Adanya lingkaran cahaya yang terlihat di sekitar sumber cahaya.
- Penglihatan yang tampak kabur, terutama saat malam hari.
- Perasaan tidak nyaman atau adanya tekanan di dalam mata.
"Dalam banyak kasus, glaukoma tidak menunjukkan gejala sama sekali. Inilah sebabnya mengapa deteksi dini sangat penting." Kevin menambahkan, "Melalui pemeriksaan mata rutin, dokter dapat memeriksa tekanan mata dan kondisi saraf optik untuk mendeteksi glaukoma sedini mungkin." Oleh karena itu, sangat disarankan untuk melakukan pemeriksaan mata secara teratur, terutama bagi mereka yang memiliki riwayat keluarga dengan kondisi ini. Deteksi dini dapat membantu dalam pengelolaan penyakit dan mencegah kerusakan lebih lanjut pada penglihatan.