Penyebab Kebutaan pada Lansia, Kenali Gejala yang Muncul
Di usia senja, banyak masalah kesehatan muncul merusak kesejahteraan. Salah satunya adalah kebutaan, yang disebabkan oleh kondisi kesehatan lainnya.
Penyebab kebutaan pada lansia adalah masalah kesehatan yang harus diwaspadai, bahkan sejak usia muda.
Penyebab Kebutaan pada Lansia, Kenali Gejala yang Muncul
Kebutaan merupakan salah satu masalah kesehatan yang sering kali dihadapi oleh populasi lansia di berbagai belahan dunia. Dalam beberapa dekade terakhir, angka kejadian kebutaan pada kelompok usia lanjut ini telah menunjukkan peningkatan yang signifikan.Meskipun penyebab kebutaan dapat bervariasi, terdapat beberapa faktor khusus yang secara konsisten dikaitkan dengan hilangnya daya penglihatan pada para lansia. Kondisi ini tidak hanya memengaruhi kualitas hidup kelompok orang tersebut, tetapi juga memberikan beban emosional dan fisik yang signifikan pada keluarga dan masyarakat secara luas.
Berikut adalah beberapa penyebab kebutaan pada lansia yang harus diwaspadai.
Katarak
Katarak adalah kondisi umum yang berkaitan dengan usia. Penyakit ini mempengaruhi penglihatan jutaan orang lanjut usia di seluruh dunia.
Katarak terjadi ketika lensa mata menjadi keruh sehingga menyebabkan penglihatan kabur atau redup.
Lensa mata memainkan peran penting dalam memfokuskan cahaya yang masuk ke retina, memungkinkan kita melihat gambar dengan jelas. Namun, seiring waktu, protein di lensa mulai menggumpal, menghalangi aliran cahaya dan menyebabkan masalah penglihatan.
-
Apa saja penyakit yang sering dialami lansia? Oleh karena itu, penting untuk mengetahui beberapa penyakit yang sering dialami oleh lansia, seperti yang dilaporkan oleh VerywellHealth pada Senin (9/9/2024).1. Penyakit KardiovaskularOrang-orang yang berusia lanjut rentan terhadap penyakit dalam, termasuk kardiovaskular. Penyakit ini dapat muncul dalam bentuk serangan jantung, kanker, dan gangguan paru-paru, yang semuanya berisiko mengancam nyawa. Salah satu contohnya adalah penyakit jantung yang disebabkan oleh penyumbatan arteri yang mengalirkan darah ke jantung.
-
Apa penyebab kematian karena usia tua? Seiring bertambahnya usia, tubuh manusia memang mengalami penurunan fungsi, yang membuat kita lebih rentan terhadap berbagai penyakit. Namun, penyebab kematian yang sesungguhnya biasanya adalah kondisi medis yang tidak selalu terdeteksi dengan mudah pada lansia.
-
Apa saja penyebab penurunan nafsu makan pada lansia? Menurut Sheila, lansia memasuki fase kehidupan yang lebih rentan sejak usia 60 tahun ke atas.
-
Kenapa Demensia bisa terjadi? Demensia bukan penyakit, bisa terjadi ketika otak mengalami penurunan kondisi karena penyakit alzheimer, parkinson, serangan stroke, dan trauma kepala.
-
Apa gejala utama depresi pada lansia? Gejala utama bukan hanya rasa sedih, tetapi juga perubahan kepribadian dan penurunan daya ingat. Selain itu, biasanya lansia juga mengalami keluhan fisik seperti nyeri otot dan kelelahan, serta sulit tidur dan munculnya pikiran untuk bunuh diri.
-
Kenapa gangguan tidur berbahaya bagi lansia? Hal ini tentu dapat menjadi masalah, sebab kualitas tidur baik berperan dalam menjaga kesehatan otak, kesehatan fisik, dan suasana hati.
Katarak dapat berkembang pada satu atau kedua mata. Meskipun sebagian besar katarak berhubungan dengan penuaan, faktor lain seperti paparan sinar matahari dalam waktu lama, merokok, obat-obatan tertentu, dan kondisi medis seperti diabetes juga dapat berkontribusi terhadap perkembangan katarak.
Gejala katarak bisa bermacam-macam, namun tanda-tanda umumnya antara lain:
- Penglihatan kabur
- Peningkatan kepekaan terhadap silau, di mana cahaya terang dapat menyebabkan ketidaknyamanan
- Persepsi warna berkurang
- Penglihatan buruk pada malam hari
Degenerasi Makula Terkait Usia
Degenerasi makula terkait usia (AMD) adalah suatu kondisi mata umum yang mempengaruhi bagian tengah retina, yang dikenal sebagai makula.
Makula bertanggung jawab untuk memberikan penglihatan yang tajam dan terpusat yang penting untuk aktivitas seperti membaca, mengemudi, dan mengenali wajah. AMD biasanya terjadi pada orang dewasa lanjut usia dan merupakan salah satu penyebab utama kebutaan di kalangan lansia.
Ada dua jenis AMD, yaitu AMD kering dan AMD basah. AMD kering adalah bentuk paling umum dan ditandai dengan kerusakan makula yang lambat seiring berjalannya waktu. Meskipun AMD kering berkembang perlahan dan mungkin tidak menyebabkan kehilangan penglihatan yang signifikan pada tahap awal, namun dapat menyebabkan penglihatan kabur atau terdistorsi.
Di sisi lain, AMD basah merupakan kondisi yang lebih parah. Ini terjadi ketika pembuluh darah abnormal tumbuh di bawah retina dan mengeluarkan cairan atau darah, menyebabkan jaringan parut dan kerusakan pada makula. AMD basah dapat menyebabkan kehilangan penglihatan secara tiba-tiba dan parah, yang menyebabkan titik buta pada penglihatan sentral.
Penyebab pasti AMD masih belum sepenuhnya dipahami, namun beberapa faktor risiko telah teridentifikasi, termasuk usia yang tua, riwayat keluarga AMD, merokok, obesitas, tekanan darah tinggi, dan paparan sinar UV dalam waktu lama. Individu yang memiliki faktor risiko ini harus sangat waspada dalam memantau kesehatan mata mereka dan melakukan pemeriksaan mata secara teratur.
Retinopati Diabetik
Penyakit ini adalah kondisi mata yang menyerang penderita diabetes. Hal ini terjadi ketika kadar gula darah atau glukosa yang tinggi merusak pembuluh darah di retina. Seiring waktu, kerusakan ini menyebabkan kebutaan jika tidak ditangani.
Ada dua jenis utama retinopati diabetik, yaitu non-proliferatif dan proliferatif. Retinopati diabetik non-proliferatif adalah tahap awal kondisi ini dan ditandai dengan adanya pembuluh darah kecil yang melemah di retina. Orang dengan retinopati diabetik non-proliferatif mungkin tidak mengalami gejala pada awalnya, namun seiring perkembangannya, mereka mungkin merasakan penglihatan kabur atau berfluktuasi.
Perkembangan retinopati diabetik dipengaruhi oleh berbagai faktor, termasuk durasi diabetes, kontrol gula darah, tingkat tekanan darah, dan kecenderungan genetik.
Glaukoma
Glaukoma adalah suatu kondisi yang mempengaruhi saraf optik, yang bertanggung jawab untuk mengirimkan informasi visual dari mata ke otak. Penyakit ini biasanya berkembang secara perlahan dan dapat menyebabkan kehilangan penglihatan permanen jika tidak ditangani.
Ada beberapa jenis glaukoma, namun yang paling umum adalah glaukoma sudut terbuka primer. Hal ini terjadi ketika ada penumpukan tekanan di dalam mata, yang menyebabkan kerusakan pada saraf optik. Penyebab pasti dari penumpukan tekanan ini belum sepenuhnya dipahami, namun diyakini terkait dengan masalah drainase cairan di mata.
Salah satu aspek yang mengkhawatirkan dari glaukoma adalah seringkali tidak menimbulkan gejala yang nyata pada tahap awal. Inilah sebabnya mengapa pemeriksaan mata secara teratur sangat penting, terutama bagi mereka yang berisiko lebih tinggi terkena penyakit ini. Beberapa faktor risiko glaukoma antara lain orang yang berusia di atas 60 tahun, memiliki riwayat penyakit dalam keluarga, dan memiliki kondisi medis tertentu seperti diabetes dan tekanan darah tinggi.
Ketika glaukoma berkembang, individu mungkin mulai mengalami gejala seperti penglihatan kabur, lingkaran cahaya di sekitar cahaya, kehilangan penglihatan tepi, dan kesulitan menyesuaikan diri dengan perubahan cahaya.
Stroke
Stroke adalah suatu kondisi medis serius yang terjadi ketika suplai darah ke otak terganggu. Gangguan ini bisa disebabkan oleh adanya penyumbatan atau pecahnya pembuluh darah di otak. Stroke adalah penyebab utama kecacatan dan kematian di seluruh dunia dan memerlukan perhatian medis segera.
Ada beberapa faktor risiko yang dapat meningkatkan kemungkinan terkena stroke. Ini termasuk tekanan darah tinggi, merokok, diabetes, kolesterol tinggi, obesitas, konsumsi alkohol berlebihan, riwayat stroke dalam keluarga, dan kondisi medis tertentu seperti fibrilasi atrium. Usia juga berperan, dimana risiko stroke meningkat seiring bertambahnya usia.
Gejala-gejala stroke dapat bervariasi tergantung pada bagian otak yang terkena, namun tanda-tanda umum termasuk kelemahan tiba-tiba atau mati rasa pada satu sisi tubuh, kesulitan berbicara atau memahami pembicaraan, sakit kepala parah, pusing, dan kehilangan keseimbangan atau koordinasi. Penting untuk mengenali gejala-gejala ini dan segera mencari pertolongan medis, karena intervensi dini dapat meningkatkan hasil secara signifikan.