CEK FAKTA: Video Membuat Alat Oksigen dari Aerator Akuarium Menyesatkan, Ini Faktanya
Video yang diklaim aerator atau pompa udara bisa membuat oksigen yang dapat digunakan pada pasien Covid-19 sedang sesak napas adalah menyesatkan.
Beredar video cara membuat oksigen bagi pasien Covid-19. Salah satu cara yang digambarkan di video itu menggunakan alat yang biasa digunakan atau dipasang di akuarium atau kolam ikan, yang disebut aerator.
Dalam video viral berdurasi 5 menit 13 detik itu, pria mengaku bernama Ruben menyebut inovasinya sebagai alat pengadaan O2 untuk orang yang sedang sesak napas. Inovasi rancangannya, tidak mahal, hanya memerlukan bahan seharga kurang lebih Rp 120 ribuan. Inovasi ini diklaim mampu menyelamatkan nyawa seseorang saat pandemi Covid-19 terlebih banyak rumah sakit dengan kapasitas penuh.
-
Kapan virus corona ditemukan? Virus virus adalah sekelompok virus yang meliputi SARS-CoV (virus korona sindrom pernafasan akut parah), MERS-CoV (sindrom pernapasan Timur Tengah coronavirus) dan SARS-CoV-2, yang menyebabkan Covid-19.
-
Apa yang menjadi tanda awal mula pandemi Covid-19 di Indonesia? Pada tanggal 2 Maret 2020, Indonesia melaporkan kasus pertama virus Covid-19, menandai awal dari pandemi yang memengaruhi seluruh masyarakat.
-
Siapa yang dilibatkan dalam penanganan pandemi Covid-19 dalam disertasi Kombes Pol Dr. Yade Setiawan Ujung? Analisis ini menawarkan wawasan berharga tentang pentingnya kerjasama antar-sektor dan koordinasi yang efektif antara lembaga pemerintah dan non-pemerintah dalam menghadapi krisis kesehatan.
-
Di mana kasus Covid-19 pertama di Indonesia terdeteksi? Mereka dinyatakan positif Covid-19 pada 1 Maret 2020, setelah menjalani pemeriksaan di Rumah Sakit Penyakit Infeksi (RSPI) Sulianti Saroso, Jakarta.
-
Bagaimana cara mencegah penyebaran Flu Singapura? Untuk mencegah penyebaran Flu Singapura, penting untuk menjaga kebersihan tangan dan lingkungan, serta menghindari kontak langsung dengan orang yang terinfeksi.
-
Kenapa Situ Cipanten viral di media sosial? Tak ayal, lokasi wisata ini sempat viral di media sosial karena keindahannya, dan didatangi pengunjung dari berbagai daerah.
Dijelaskan dalam video tersebut, alatnya yang diperlukan terdiri dari aerator atau pompa air seperti yang biasa digunakan untuk memproduksi gelembung-gelembung udara dalam akuarium. Lainnya adalah dua botol bekas kemasan air mineral berukuran kecil, selang kecil sepanjang sekitar dua meter.
Ruben menyambungkan dua selang pada masing-masing aerator yang memiliki dua lubang keluaran menjadi satu selang. Kemudian ujung selang lainnya dimasukkan ke dalam air di botol. Dia juga menyiapkan dua selang lainya dan memasukkan salah satu ujung-ujungnya sedalam 2 sentimeter ke dalam botol yang sama. Ujung selang lainnya, dimasukkan ke hidung pasien. Ruben kemudian menutup rapat botol dengan keterangan: agar oksigen bisa mengalir lancar.
Kominfo
Penelusuran
Penelusuran merdeka.com, melansir dari Tempo.co, Kepala Balai Pengembangan Instrumentasi di Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI), Anto Tri Sugiarto, menjelaskan, alat tersebut tidak akan dapat menambah jumlah oksigen yang dihirup. Pompa aerator, hanya membantu mengirim udara ke saluran pernapasan.
"Yang dipompakan adalah udara dengan komposisi oksigen sekitar 20,9 persen," tutur Anto melalui pesan WhatsApp, Rabu, 30 Juni 2021.
Anto menambahkan, berbeda dari memberikan oksigen yang sangat dibutuhkan kepada pasien Covid-19 gejala berat.
Anto balik menerangkan bahwa yang digunakan Ruben untuk membangkitkan gelembung atau aerasi dalam air pada botol justru oksigen (>96 persen). Sedang yang dilakukan Ruben ke hidung pasien, menurut Anto, sebenarnya tidak berpengaruh apa-apa selain menambah kelembapan, uap air.
Dia mengungkapkan, ada standard pressure and flow untuk suplai oksigen ke pasien. Jika melihat video Ruben, kata Anto, dikhawatirkan tekanan dan aliran tidak sesuai.
Anto mengimbau kepada masyarakat untuk tidak sembarang berinovasi peralatan kesehatan dalam kondisi seperti saat ini apalagi mengaitkan dengan penanganan Covid-19. Terutama untuk peralatan kesehatan yang berhubungan langsung dengan tubuh yang sebaiknya mengikuti aturan standar yang berlaku.
"Produk inovasinya harus diuji terlebih dahulu sebelum disebarkan. Hal ini untuk mendapatkan hasil optimal dan sudah pasti aman," kata Anto merujuk kepada isi video viral alat oksigen itu.
Sementara itu, dilansir dari Kompas Koordinator Kelompok Penelitian Otomasi Industri, Pusat Penelitian Tenaga Listrik dan Mekatronik LIPI, Hendri Maja Saputra, mengatakan bahwa ia dan timnya sudah mencoba bereksperimen menggunakan alat seperti yang ditampilkan dalam video tersebut.
"Hasilnya tidak benar (menghasilkan oksigen yang bisa digunakan untuk pasien Covid-19)," kata Hendri.
Artinya, aerator atau alat yang dibuat dalam video viral tersebut, yang diklaim dapat digunakan pada pasien Covid-19 yang membutuhkan oksigen, menunjukkan bahwa fraksi oksigen yang dihasilkan tidak sesuai dengan yang diinginkan.
Hendri mengatakan semestinya alat konsentrator oksigen medis, fraksi oksigen yang dihasilkan yakni harus lebih dari 90 persen. "Artinya fraksi yang dicapai kurang dari yang diinginkan sebagaimana tabung oksigen tidak tercapai. Malah cenderung tidak ada perubahan," ungkap Hendri.
Hendri mengatakan dari eksperimen yang dilakukan bersama timnya, hasil fraksi oksigen yang dihasilkan tidak ada penambahan. "Ternyata dari sistem yang ada di video, fraksi oksigen tidak ada penambahan, tetap di 21 persen seperti udara bebas pada umumnya," jelas Hendri.
Hendri mengatakan bahwa idealnya tabung gas untuk oksigen medis adalah 100 persen. Namun, alat yang didemonstrasikan dalam video viral tersebut tidak mencapai 90 persen.
Hendri menyimpulkan bahwa berdasarkan hasil uji yang dilakukan bersama timnya, alat aerator yang direkayasa untuk menghasilkan oksigen bagi pasien Covid-19 dalam video viral itu, artinya sama saja seperti kita menghirup udara bebas, karena nilai fraksi oksigennya sama saja.
Kesimpulan
Video yang diklaim aerator atau pompa udara bisa membuat oksigen yang dapat digunakan pada pasien Covid-19 sedang sesak napas adalah menyesatkan. Faktanya, Kepala Balai Pengembangan Instrumentasi di LIPI, Anto Tri Sugiarto menegaskan, alat tersebut tidak akan dapat menambah jumlah oksigen yang dihirup.
Jangan mudah percaya dan cek setiap informasi yang kalian dapatkan. Pastikan itu berasal dari sumber terpercaya sehingga bisa dipertanggungjawabkan kebenarannya.
Referensi
https://tekno.tempo.co/read/1478270/video-viral-bikin-alat-oksigen-sendiri-ahli-ingatkan-ini
https://www.kompas.com/sains/read/2021/07/01/193000923/video-viral-aerator-akuarium-untuk-pasien-covid-19-yang-butuh-oksigen-apa?page=all#page2