2.000 Tahun Dianggap Punah, Ternyata "Tanaman Ajaib" Berkhasiat Ini Masih Hidup
Ahli sejarah percaya penduduk Yunani kuno dahulu menghancurkan, memanggang, menumis, dan merebus tanaman itu untuk dimakan dan mengobati luka-luka. Ahli sejarah juga mengungkap penduduk-penduduk kala itu menggunakan kelopak bunga dan batang tanaman itu untuk pengobatan.
Sebuah tanaman bernama silphion atau silphium yang sering digunakan oleh penduduk Yunani, Mesir, dan Romawi kuno dan yang telah dianggap punah selama 2.000 tahun, berhasil ditemukan di Turki.
Tanaman itu terakhir dicatat oleh Pliny the Elder pada abad pertama Masehi. Sejak itu, banyak orang mencari tanaman berkhasiat itu. Namun pencarian itu sia-sia dan orang-orang yakin tanaman itu sudah punah.
-
Apa yang ditemukan di Tavsanli Hoyuk, Turki? Sebuah belati dan stempel berusia 3.300 tahun ditemukan saat penggalian di Tavsanli Hoyuk, Turki.
-
Apa yang diprotes bocah Turki itu? Dengan nada tinggi, bocah itu memprotes alasan penjual toko menjual produk Israel.
-
Apa yang ditemukan dalam penggalian di Turki? Sekelompok arkeolog Turki menemukan tengkorak yang diperkirakan berusia 6.000 tahun di salah satu dari sembilan makam selama penggalian di distrik Afsin, Kahramanmaras, Turki.
-
Kapan Sagil lahir? Mengutip Instagram @majeliskopi, Sabtu (11/5), Sagil diketahui kelahiran Desa Belui pada 7 Juni 2012 lalu.
-
Bagaimana bocah Turki itu protes? Dengan nada tinggi, bocah itu memprotes alasan penjual toko menjual produk Israel. Bocah itu sampai menggeberak meja di hadapan pemilik toko. Lantas ia pun meminta pemilik toko untuk tidak menjual barang tersebut.
-
Patung apa yang ditemukan di Provinsi Aegean, Turki? Tim penggalian yang dipimpin Ozlem Cevik dari Universitas Trakya telah melakukan penggalian intensif di situs ini, yang memiliki sejarah panjang yang mencapai 8.500 tahun. Tahun ini, mereka menemukan sesuatu yang sangat istimewa: patung-patung yang dibuat sekitar tahun 5700 SM. "Patung-patung itu ditemukan di ruang yang kami pikir adalah tempat penyimpanan dan bertanggal sekitar 5700 SM. Tampaknya patung-patung tersebut adalah pasangan perempuan dan laki-laki, dengan perempuan menggendong bayi di pangkuannya," jelas Cevik.
Dikutip dari laman BGR, Senin (10/10), ahli sejarah percaya penduduk Yunani kuno dahulu menghancurkan, memanggang, menumis, dan merebus tanaman itu untuk dimakan dan mengobati luka-luka. Ahli sejarah juga mengungkap penduduk-penduduk kala itu menggunakan kelopak bunga dan batang tanaman itu untuk pengobatan.
Tanaman berkhasiat yang dihargai sama dengan sekoin perak itu bahkan diyakini ditimbun oleh Julius Caesar.
Kini, penemuan tanaman yang belum dilihat selama 2 milenium itu diyakini dapat mendorong inovasi dalam dunia pengobatan medis, terutama dalam pengembangan obat kanker.
Sebelumnya tanaman Ferula Drudeana diyakini sebagai tanaman silphium yang telah punah itu. Namun Mahmut Miski, peneliti dari Universitas Istanbul sulit meyakini jika tanaman Ferula Drudeana adalah tanaman silphium yang telah punah 2.000 tahun lalu.
Dia mengungkap tanaman yang ditemukan di Gunung Hasan, Turki itu memang memiliki banyak kesamaan dengan tanaman yang telah punah.
Bunga tanaman yang ditemukan dan tanaman yang punah itu memiliki batang tebal dan akar bercabang yang sama. Kedua tanaman itu tampak memiliki khasiat pengobatan, seperti tanaman Ferula Drudeana yang menawarkan senyawa anti kanker dan tanaman silphium yang memiliki khasiat ajaib. Bahkan kedua tanaman itu ditemukan dekat dengan rumah yang ditinggali oleh penduduk Yunani kuno.
Kini peneliti harus mendalami lagi apakah tanaman yang ditemukan itu adalah tanaman silphium atau hanya tanaman yang mirip dengan tanaman yang punah itu.
Reporter Magang: Theofilus Jose Setiawan
(mdk/pan)