Ada Pulau "Alien" di Bumi, Sudah Dihuni Sejak 20 Juta Tahun Lalu
Lanskap pulau terpencil Socotra terlihat sangat asing, mirip planet alien.
Lanskap pulau terpencil Socotra terlihat sangat asing, mirip planet alien. Flora asli pulau tersebut sangat langka dan unik, sehingga pulau tersebut mirip latar di film-film sains fiksi.
Namun Socotra itu nyata. Pulau ini adalah rumah bagi lebih dari 1.000 spesies fauna dan 825 spesiel flora yang langka, termasuk varietas tumbuhan yang telah ada di bumi lebih dari 20 juta tahun.
-
Kapan Syamsidar Yahya wafat? Hj. Syamsidar Yahya wafat pada tahun 1975 di Pekanbaru, Riau di usianya yang ke-61 tahun.
-
Kapan Surat Yasin sering dibaca? Yasin adalah salah satu surat yang sering dibaca oleh umat Islam, terutama dalam acara-acara keagamaan atau ketika seseorang sedang sakit atau meninggal dunia.
-
Apa isi dari Surat Yasin? Surat Yasin adalah surat ke-36 dalam Alquran dan tergolong surat Makiyah karena diturunkan di Kota Mekkah. Di dalamnya terdapat 83 ayat, di mana setiap ayat-ayatnya memiliki bacaan yang pendek sehingga mudah dilafalkan ataupun dihafalkan. Surat Yasin memiliki banyak makna yang terkandung di dalamnya.
-
Siapa Pak Sadimin? Di Desa Gempol hiduplah seorang saksi sejarah yang diperkirakan sudah berusia 105 tahun bernama Pak Sadimin.
-
Kapan sebaiknya Surat Yasin dibaca? Membaca Yasin latin secara rutin bisa memberi berkah bagi keluarga. Agar memperoleh limpahan berkah dari Allah SWT, sebaiknya membaca Surat Yasin di pagi hari.
Dikutip dari Ancient Origins, Selasa (18/4), Socotra adalah bagian dari gugusan empat kepulauan di Samudera Hindia, sekitar 250 km lepas pantai Somalia dan 340 km dari Yaman.
Tempat ini adalah salah satu dari daratan paling terpencil di Bumi yang dulunya merupakan bagian dari sebuah benua, namun kemudian lepas dari superbenua Gondwana lebih dari 6 juta tahun lalu.
"Ini adalah hal terdekat yang akan Anda lihat secara nyata tentang bagaimana kehidupan dapat berkembang di dunia Alien yang mirip dengan dunia kita," menurut laporan ViralForest.
Isolasi geologi kepulauan Socotra yang berlangsung sejak lama dan iklimnya yang panas dan kering membuat pulau ini memiliki lanskap yang spektakuler dengan pantai-pantai pasir putih yang berkembang menjadi dataran tinggi batu kapur yang penuh dengan gua, dan flora endemik yang langka.
UNESCO menobatkan pulau ini sebagai 'Outstanding Universal Value' karena keanekaragaman hayatinya yang luar biasa: 37 persen atas 825 spesies tumbuhan, 90 persen atas spesies reptilnya, dan 95 persen atas spesies siput daratnya yang tidak ada di mana pun di dunia.
Salah satu pohon paling menarik di Socotra adalah pohon darah naga (Dracaena cinnabari), yang terlihat aneh dan berbentuk seperti payung. Getah merahnya dianggap darah naga kuno dan pernah digunakan untuk sihir pada abad zaman pertengahan.
Damarnya yang berwarna merah juga digunakan sebagai pewarna, dan hari ini digunakan untuk cat dan pernis. Di masa kuno, gaharu endemik Socotra digunakan untuk medis dan kosmetik.
Nama Socotra berasal dari bahasa Sansekerta, berarti "pulau penuh kebahagiaan". Pulau ini dihuni hampir 50.000 penduduk, sebagian besar berbicara bahasa unik Socotri, yang hanya dituturkan di Socotra.
Penduduk asli di pulau ini utamanya keturunan Arab Selatan dan ada juga sejumlah penduduk asli Somali dan India. Beberapa garis keturunan perempuan di pulau itu tidak ditemukan di tempat lain di bumi.
Socotra muncul di Periplus Laut Erythraean, alat bantu navigasi Yunani abad ke-1 M. Penemuan teks baru-baru ini dalam beberapa bahasa, termasuk lempengan kayu di Tadmur yang berasal dari abad ke-3 M, menunjukkan asal-usul yang beragam dari orang-orang yang menggunakan Socotra sebagai basis perdagangan di zaman kuno.
Grafiti kuno yang berusia lebih dari dua abad mengungkapkan, para pelaut telah mengunjungi pulau itu antara abad ke-1 SM dan abad ke-6 Masehi.
Walaupun saat ini ada dua jalan yang dibangun baru-baru ini di pulau itu, lanskap Socotra tetap terlihat seperti jutaan tahun lalu.
(mdk/pan)