Ahli Astronomi Temukan 25 Ledakan Suara Radio Misterius Berulang dari Luar Angkasa
Para peneliti, termasuk tim penulis dari Universitas McGill di Quebec, Kanada, mengumpulkan data dari teleskop radio Canadian Hydrogen Intensity Mapping Experiment (CHIME).
Tim ahli astronomi internasional menemukan 25 sumber baru ledakan suara radio cepat berulang di luar angkasa. Sumber ledakan ini berasal dari lokasi yang sangat jauh dari galaksi Bima Sakti.
Sebuah studi yang diterbitkan dalam The Astrophysical Journal minggu ini membantu menjelaskan fenomena misterius tersebut.
-
Kenapa ilmuwan terkejut dengan penemuan di Saturnus? Tidak ada seorang pun di tim Cassini-Huygens yang membayangkan bahwa bulan-bulan kecil Saturnus bisa aktif secara kimiawi dan menghasilkan molekul-molekul berat. Ini adalah kejutan terbesar dan mungkin merupakan penemuan Cassini yang paling penting,” tambah Blanc.
-
Bagaimana para ilmuwan akan meneliti sampel asteroid Bennu? 30 persen sample akan dianalisis lebih dari 200 ilmuwan selama 2 tahun kedepan. Sedangkan sisanya disisihkan untuk melakukan uji teknologi dan keperluan penelitian di masa depan, dengan cara dibagi melalui potongan material agar mempermudah alokasinya.
-
Apa yang ditemukan oleh para astronom di luar angkasa? Para astronom telah mendeteksi partikel langka dan berenergi sangat besar yang jatuh ke Bumi dari luar angkasa.
-
Mengapa sampel asteroid Bennu penting bagi ilmuwan? Selain untuk menghindari bencana tabrakan asteroid Bennu dan Bumi, sampel dari Bennu juga akan memberikan wawasan kepada para ilmuan tentang proses-proses penyebab pembentukan tata surya sekitar 4,5 miliar tahun lalu.
-
Bagaimana para astronom mempelajari atmosfer planet di luar tata surya? Para astronom sekarang dapat menganalisis atmosfer planet yang mengorbit bintang jauh, mencari bahan kimia yang hanya dapat dihasilkan oleh organisme hidup, seperti yang terjadi di Bumi.
-
Siapa yang terlibat dalam mempelajari dan membahas asteroid berbahaya? Melansir laporan ScienceAlert, Rabu (29/11), para ilmuwan dan politisi yang mempelajari asteroid telah mengadakan Planetary Defence Conference (PDC) atau Konferensi Pertahanan Planet pada tahun ini, untuk mengkaji semua masalah yang berhubungan dengan asteroid.
Para peneliti, termasuk tim penulis dari Universitas McGill di Quebec, Kanada, mengumpulkan data dari teleskop radio Canadian Hydrogen Intensity Mapping Experiment (CHIME).
Untuk menemukan sumber ledakan suara radio ini, mereka menggunakan seperangkat alat statistik baru yang dikembangkan untuk memeriksa data yang dikumpulkan CHIME antara 30 September 2019 hingga 1 Mei 2021.
"Kami menyisir data tersebut untuk menemukan setiap sumber berulang yang terdeteksi sejauh ini, termasuk sumber yang kurang jelas," jelas penulis pertama jurnal, Ziggy Pleunis, dikutip dari Fox News, Minggu (30/4).
"Alat baru ini penting untuk studi ini karena kita sekarang bisa dengan akurat mengkalkulasi kemungkinan bahwa dua atau lebih ledakan berasal dari lokasi yang sama itu bukan hanya kebetulan. Itu pasti sangat bermanfaat untuk penelitian yang sama selanjutnya," papar mahasiswa PhD Universitas McGill ini.
Adaeze Ibik, seorang mahasiswa PhD di Departemen Astronomi dan Astrofisika David A. Dunlap Universitas Toronto, mengatakan bahwa para ilmuwan telah mengidentifikasi kemungkinan galaksi terkait untuk dua sumber ledakan radio tersebut atau FRB.
Asal usul pastinya FRB tersebut tidak diketahui, walaupun para astronom tahu mereka berasal dari luar galaksi kita dan kemungkinan besar diproduksi oleh abu tertinggal setelah bintang mati.
Satu temuan "tak terduga" dalam penelitian ini bertentangan dengan keyakinan sebelumnya: semua FRB mungkin merupakan pengulangan, bukan hanya satu kali. Disebutkan bahwa banyak FRB berulang ternyata tidak aktif, menghasilkan kurang dari satu ledakan per minggu, dan bahwa FRB satu kali belum diamati cukup lama hingga sekarang untuk mendeteksi ledakan kedua.
“FRB kemungkinan dihasilkan oleh sisa-sisa ledakan kematian bintang. Dengan mempelajari sumber FRB berulang secara rinci, kita dapat mempelajari lingkungan tempat ledakan ini terjadi dan lebih memahami tahap akhir kehidupan bintang,” kata Pleunis.
"Kita juga dapat mempelajari lebih lanjut tentang materi yang dikeluarkan sebelum dan selama kematian bintang, yang kemudian dikembalikan ke galaksi tempat tinggal FRB."
(mdk/pan)