Apakah Hantu Benar-Benar Ada? Begini Kata Sains
Hantu adalah topik yang cukup populer dan banyak orang menganggapnya menarik, kendati menyeramkan.
Banyak orang meyakini hantu itu benar-benar ada. Ini merupakan keyakinan umum di berbagai kebudayaan di dunia. Hantu adalah topik yang cukup populer dan banyak orang menganggapnya menarik, kendati menyeramkan.
Pada 2019, Ipsos menggelar survei yang hasilnya menunjukkan 46 persen orang Amerika percaya adanya hantu. Ini artinya banyak orang yang berpikir hantu itu nyata. Sementara hanya 7 persen orang yang meyakini vampir itu benar-benar ada, seperti dilaporkan Live Science.
-
Mengapa penelitian ini penting? Selain membantu memahami lebih lanjut tentang sistem cuaca unik di planet es, temuan ini juga dapat membantu menjelaskan mengapa medan magnet Neptunus dan Uranus berbeda dengan medan simetris yang dimiliki Bumi.
-
Mengapa penelitian ini dianggap penting? “Ini adalah lompatan besar bagi sains! Dan ini baru permulaan. Kami berharap dapat mengadaptasi teknik AI dan ML ini pada hewan lain dan meletakkan dasar bagi kecerdasan luar biasa di berbagai industri terkait hewan. Jika kita tahu apa yang dirasakan hewan, kita bisa merancang dunia yang lebih baik untuk mereka,” Cheok melanjutkan,
-
Kapan penelitian ini dilakukan? Studi ini didasarkan pada National Health and Nutrition Examination Survey (NHANES) 1999–2018, yang melibatkan lebih dari 17.000 wanita berusia 20 hingga 65 tahun.
-
Apa yang diamati oleh para ilmuwan? Para ilmuwan berhasil menyaksikan dua pasang lubang hitam supermasif yang hampir bertabrakan. Dua fenomena alam itu terletak jutaan hingga miliaran tahun cahaya dari Bumi.
-
Mengapa para ilmuwan menanam semangka di Antartika? Eksperimen ini tidak hanya berhasil membuktikan bahwa semangka dapat tumbuh di tempat terdingin di planet ini. Tetapi juga memberikan camilan pencuci mulut yang menarik bagi para ilmuwan yang tinggal di kondisi dingin Antartika.
Menurut studi tahun 2015 oleh Pew Research, sekitar 18 persen orang Amerika mengatakan mereka pernah melihat atau merasakan kehadiran makhluk tak kasat mata itu, seperti dikutip dari Greek Reporter, Selasa (5/11).
Orang bisa melihat hantu ada kaitannya dengan “pareidolia”. Ini adalah kecenderungan otak kita untuk melihat pola, terutama wajah dan bentuk manusia, dalam hal-hal yang tidak terlalu jelas. Demikian dijelaskan Stephen Hupp, psikolog klinis dan profesor di Southern Illinois University Edwardsville.
Hupp menjelaskan, terkadang ketika kita memandang awan, kita melihat wajah atau sosok di dalamnya. Begitu pula saat kita berada di rumah yang gelap, kita mungkin melihat bentuk dan bayangan yang menyerupai hantu.
Universitas bergengsi seperti Cambridge dan Oxford memiliki klub yang didedikasikan untuk mencari bukti adanya hantu. Pada tahun 1882 dibentuk kelompok terpenting dalam bidang ini, Society for Psychical Research. Seorang wanita bernama Eleanor Sidgwick menjadi seorang penyelidik dan kemudian menjadi presiden Society for Psychical Research, yang juga dinobatkan sebagai salah satu Ghosbuster atau pemburu hantu.
Tantangan Mempelajari Hantu
Salah satu tantangan dalam mempelajari hantu secara ilmiah adalah banyaknya hal berbeda diduga disebabkan oleh hantu seperti pintu yang tertutup sendiri hingga hal-hal yang lebih kompleks seperti kehilangan kunci, tiba-tiba merasakan titik dingin di lorong, atau bahkan melihat penampakan anggota keluarga yang telah meninggal, menurut Live Science.
Ketika sosiolog Dennis dan Michele Waskul berbicara dengan orang-orang yang pernah mengalami perjumpaan dengan hantu untuk buku mereka Ghostly Encounters: The Hauntings of Everyday Life, mereka menemukan sesuatu yang menarik. Banyak orang yang mereka ajak bicara tidak sepenuhnya yakin apakah mereka benar-benar bertemu dengan hantu.
Mereka tetap ragu-ragu karena apa yang mereka alami tidak sesuai dengan gambaran umum tentang “hantu”. Sebaliknya, orang-orang ini yakin mereka telah menemui sesuatu yang aneh dan tidak dapat dijelaskan—”sesuatu yang tidak dapat dijelaskan, luar biasa, misterius, atau menakutkan,” sering dikatakan demikian.