Arab Saudi Bangun Masjid Cetak Tiga Dimensi Pertama di Dunia, Diresmikan Jelang Ramadan
Arab Saudi Bangun Masjid Cetak Tiga Dimensi Pertama di Dunia, Diresmikan Jelang Ramadan
Saudi mengalahkah Dubai, yang telah berencana membangun masjid tiga dimensi pada awal 2025.
- Innalillahi, Penjaga dan Pemegang Kunci Kabah Mekkah Meninggal Dunia
- Waspada! Merokok hingga Bentangkan Spanduk di Sekitar Masjid Nabawi Bisa Ditangkap
- Bukan Arab, di Masjid Indonesia ada Tarawih dengan Durasi Terlama, Lafalkan 30 Juz Alquran
- 3 Hal yang Perlu Diperbaiki Menjelang Ramadan, Salah Satunya Ikhlas Menerima Takdir
Arab Saudi Bangun Masjid Cetak Tiga Dimensi Pertama di Dunia, Diresmikan Jelang Ramadan
Arab Saudi menjadi negara pertama di dunia yang yang membangun masjid menggunakan teknologi cetak tiga dimensi (3D). Negara kerajaan ini berhasil mendahului ambisi Dubai, yang telah berencana membangun masjid cetak 3D pertama pada awal 2025.
Masjid ini telah resmi dibuka sebelum memasuki bulan suci Ramadan, seperti dikutip dari Middle East Monitor, Senin (11/3).
Masjid Abdulaziz Abdullah Sharbatly ini berlokasi di pinggiran kota Al-Jawhara, Jeddah.
Nama masjid ini diambil dari nama mendiang pengusaha mendiang pengusaha sebagai penghormatan dari istrinya, pengusaha wanita Saudi Wajnat Abdulwahed yang perusahaannya, Fursan Real Estate menggunakan mesin cetak 3D dari pabrikan China Guanli.
Luas masjid ini yaitu 5.600 meter persegi. Menurut laporan Arab News, menanya dirancang khusus dan dijadikan landmark khas di lingkungan sekitar. Desain area terbuka masjid ini terinspirasi Hijr Ismail di samping Ka'bah di Masjidil Haram. Area ini berfungsi sebagai perpanjangan bagi jamaah di luar masjid selama salat Jumat, salat tarawih di bulan Ramadan, dan Idulfitri.
Arab News menyebutkan dalam laporannya, konsep desain masjid berdasarkan pada keinginan untuk menumbuhkan rasa ketenangan di antara jamaah melalui prinsip keramahtamahan.
"Oleh karena itu, desain masjid dipusatkan pada lingkaran yang mudah diarahkan ke arah kiblat. Perhatian diberikan pada massa bangunan dan hubungannya dengan cahaya alami, desain pintu masuk dan gerbang, serta fasad eksterior untuk mencerminkan identitas arsitektur," jelasnya.
“Penting untuk tidak kehilangan esensi yang harus diwujudkan oleh masjid, sekaligus tetap berpegang pada kondisi umum seperti menekankan nilai-nilai Piagam Perkotaan Raja Salman, detail arsitektur dalam warisan budaya arsitektur Hijazi, dan menyajikannya dalam format kontemporer."