Astronot NASA Tidak Mau Pakai Pensil di Luar Angkasa, Ini Alasannya
Konon, sebelum pulpen khusus ini dirancang oleh NASA, seorang astronot asal Rusia memiliki ide untuk menggunakan pensil di angkasa agar tintanya tidak terpengaruh oleh keberadaan gravitasi.
Astronot NASA di angkasa dikabarkan menggunakan pulpen khusus seharga puluhan miliar rupiah, sebab pulpen biasa tidak dapat digunakan di angkasa. Lantas, mengapa NASA tidak menggunakan pensil saja?
Konon, sebelum pulpen khusus ini dirancang oleh NASA, seorang astronot asal Rusia memiliki ide untuk menggunakan pensil di angkasa agar tintanya tidak terpengaruh oleh keberadaan gravitasi.
-
Apa yang ditemukan oleh sukarelawan di situs arkeologi? Sukarelawan yang terlibat dalam penggalian di situs arkeologi menemukan patung kepala wanita Romawi kuno dengan ukiran khas.
-
Apa yang ditemukan oleh arkeolog di bawah tanah? Dengan menggunakan detektor logam, seorang arkeolog menemukan sekumpulan benda logam yang tersembunyi di bawah tanah. Para ahli dari Museum Podřipské di Roudnice nad Labem, menemukan bahwa benda-benda tersebut merupakan bagian dari harta karun yang berasal dari Zaman Perunggu.
-
Apa yang ditemukan arkeolog di lokasi penggalian? Artefak yang ditemukan termasuk koin Romawi dan tembikar dari Zaman Besi dan Perunggu.
-
Apa yang ditemukan oleh arkeolog di dalam gua tersebut? Arkeolog Temukan Makam Berusia 4.000 Tahun di Dalam Gua, Berisi 7.000 Tulang Manusia
-
Bagaimana para arkeolog menyelidiki kerangka tersebut? Para arkeolog tengah menyelidiki kerangka ini dengan cermat di laboratorium untuk mencoba memecahkan teka-teki berusia 1.000 tahun ini.
-
Bagaimana bentuk terowongan yang ditemukan di situs arkeologi? INRAP menyampaikan, beberapa bagian dalam terowongan sangat sempit dan ada bagian yang ditutup, sementara pada bagian lainnya cukup tinggi, memungkinkan orang bisa berdiri di dalamnya.
Memang, dulu astronot NASA menggunakan pensil di angkasa. Sebelumnya NASA juga memiliki proyek untuk meneliti viabilitas penggunaan pulpen di angkasa, tetapi seketika dibatalkan karena anggaran yang melonjak.
Untuk itu, pulpen yang sekarang digunakan oleh NASA dirancang oleh perusahaan swasta lain, Fisher Space Pen. Perusahaan ini pertama kali merilis pulpennya pada 1960, yang kemudian digunakan oleh para astronot.
Bisa melukai astronot
Lalu, mengapa NASA harus menggunakan pulpen khusus yang biaya penelitiannya tidak ekonomis?
Dilansir Science Alert, Jumat (9/6), ketika astronot berada di angkasa, terdapat beberapa objek yang patut dihindari melayang sembarangan di sekitar mereka, salah satunya adalah hasil serutan pensil dan patahan isi pensil.
Kedua objek ini dapat menimbulkan risiko bahaya yang apabila dibiarkan dapat melukai astronot, merusak komponen mesin, hingga menyebabkan kebakaran.
Isu keselamatan dari risiko kebakaran merupakan prioritas utama NASA, terutama setelah kebakaran yang menewaskan seluruh awak misi Apollo 1 pada tahun 1967.
Pulpen juga bisa bocor
Pulpen pun dapat menjadi berbahaya di angkasa, terutama apabila tintanya meleber ke mana-mana. Pulpen pertama yang dirancang oleh Fisher Pen Company diduga bocor ke mana-mana.
Oleh sebab itu, astronot juga menggunakan beberapa pulpen luar angkasa lain, seperti yang diproduksi oleh Duro Pen Company.
Beberapa pulpen luar angkasa ini menggunakan tinta yang dipresurisasi yang dapat digunakan di berbagai macam kondisi dan suhu ruangan.
Clayton Anderson, astronot NASA, mengatakan pulpen biasanya digunakan untuk "menulis nilai numerik untuk mengeksekusi prosedur awak kabin."
Meskipun pulpen ini juga dapat rusak, kecanggihan kabin Stasiun Antariksa Internasional juga akan dapat memfilter substansi yang berbahaya bagi para astronot.
Reporter Magang: Qaulan Maruf Indra
(mdk/pan)