Bocah 9 Tahun Kasta Dalit di India Diduga Diperkosa Massal, Dibunuh & Dikremasi Paksa
Orang tua bocah tersebut merupakan kasta Dalit, yang bekerja sehar-hari sebagai peminta-minta di luar makam seorang sufi Muslim yang lokasinya berdekatan dengan tempat kremasi di kawasan Nangal, Delhi.
Unjuk rasa berlanjut pada hari keempat mengecam dugaan pemerkosaan massal, pembunuhan, dan kremasi paksa seorang bocah perempuan berusia sembilan tahun di ibu kota India, Delhi.
Orang tua korban menuding seorang pendeta Hindu dan tiga orang lainnya menyerang putrinya saat pergi mengambil air minum dari pendingin krematorium.
-
Bagaimana polisi menangani kasus pencabulan ini? Adapun barang bukti yang berhasil diamankan oleh polisi antara lain hasil "visum et repertum", satu helai celana panjang jenis kargo warna hitam, dan satu buah jepit berwarna pink. Akibat perbuatan tersebut, pelaku dijerat Pasal 82 Ayat (1) Undang-Undang (UU) Nomor 17 Tahun 2016 tentang Penetapan Peraturan Pemerintah Pengganti Undang-Undang Nomor 1 Tahun 2016 Tentang Perubahan Kedua Atas Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2002 Tentang Perlindungan Anak Juncto Pasal 76 Undang-Undang Nomor 35 Tahun 2014 tentang Perlindungan Anak dengan ancaman 15 tahun penjara dan atau Pasal 6 C Undang-Undang Nomor 12 Tahun 2022 tentang Kekerasan Seksual dengan ancaman maksimal pidana penjara paling lama 12 tahun.
-
Bagaimana konten kriminal dapat meningkatkan kepercayaan diri dan kemampuan memecahkan masalah? Dengan mengikuti petunjuk dan alur cerita yang rumit, serta berusaha mengungkapkan misteri, dapat melibatkan otak dan membuat perjalanan menjadi lebih produktif.
-
Bagaimana Kejagung mengusut kasus korupsi impor emas? Di samping melakukan penggeledahan kantor pihak Bea Cukai, tim juga masih secara pararel melakukan penyidikan perkara serupa di PT Aneka Tambang (Antam).
-
Siapa yang mengatakan bahwa konten kriminal dapat meningkatkan kemampuan memecahkan masalah? Hal senada juga dikatakan seorang psikolog TV dan pakar kriminal Emma Kenny.
-
Bagaimana polisi menangani kasus perundungan ini? Polisi akan menerapkan sistem peradilan anak terhadap kedua pelaku. Kedua pelaku terancam pidana penjara selama tiga tahun dan denda Rp72 juta.
-
Kapan Kejagung mulai mengusut kasus korupsi impor emas? Kejagung tengah mengusut kasus dugaan korupsi komoditas emas tahun 2010-2022.
Ibu korban mengatakan, gerbang tertutup dan dia diancam ketika dia keberatan terkait kremasi putrinya.
Polisi telah mendaftarkan kasus pemerkosaan massal dan pembunuhan ini, serta menangkap para pria tersebut.
Orang tua bocah tersebut merupakan kasta Dalit, yang bekerja sehar-hari sebagai peminta-minta di luar makam seorang sufi Muslim yang lokasinya berdekatan dengan tempat kremasi di kawasan Nangal, Delhi. Bocah tersebut merupakan satu-satunya anak mereka.
Pada Minggu malam, ibu korban mengatakan dia mengantar anaknya untuk mengambil air dari krematorium, hanya beberapa meter dari gubuk mereka.
“Ketika dia tak kunjung kembali lebih dari satu jam, saya pergi mencarinya. Di krematorium, saya menemukan dia terbaring di lantai. Bibirnya biru, ada darah di bawah hidungnya, dia memar di tangan dan lengannya dan bajunya basah,” jelas ibu korban, dikutip dari BBC, Kamis (5/8).
Dia mengatakan, pendeta dan tiga pria tersebut memintanya jangan menghubungi polisi dengan dalih “mereka akan bersikeras melakukan otopsi dan mencuri organnya dan menjualnya.”
Ibu ini kemudian mengatakan para pria itu menutup gerbang agar dia tidak bisa keluar, mengancamnya, dan bahkan berusaha menyuapnya.
Ayah korban mengatakan saat itu dia bersama sekitar 150 penduduk desa tiba di krematorium tersebut, jasad putrinya sebagian besar telah terbakar.
Para penduduk desa mengatakan mereka menelepon polisi dan menyiram tumpukan kayu bakar yang menyala, tapi hanya bisa menyelamatkan kaki bocah tersebut, sehingga pemeriksaan post mortem untuk memastikan apakah dia diperkosa menjadi tidak mungkin.
Seorang petuga polisi senior mengatakan, berdasarkan informasi dari orang tua korban, sebuah kasus pemerkosaan massal, pembunuhan, dan kremasi paksa telah diajukan terhadap para tersangka.
Pada Rabu, ratusan orang berunjuk rasa di luar lapangan kremasti Nangal, menuntut para tersangka dihukum mati.
Pengunjuk rasa menuntut beberapa pejabat polisi setempat dipecat, menuduh mereka melecehkan keluarga korban.
Kepala Menteri Delhi, Arvind Kejriwal dan pemimpin oposisi Partai Kongres Rahul Gandhi mengunjungi keluarga korban dan menawarkan mereka bantuan untuk mendapatkan keadilan.
Para pengunjuk rasa dari Partai Kongres membakar gambar Perdana Menteri Narendra Modi, menudingnya bungkam atas kejahatan tersebut.
Dalam beberapa hari terakhir, pemimpin dari komunitas Dalit ikut berunjuk rasa dan para aktivis dan warga mengungkapkan kemarahannya di media sosial.
Beberapa orang menyebutnya kejahatan kasta, karena pendeta yang menjadi tersangka dilaporkan berasal dari kasta tertinggi, Brahma.
Menurut angka kejahatan terbaru, korban pemerkosaan keempat di India adalah anak-anak. Dalam sejumlah besar kasus pemerkosaan, para korban mengenal pelakunya.
(mdk/pan)