Bukan kebetulan penembakan di Orlando terjadi saat Ramadan
Bulan lalu ISIS sudah mengumumkan akan melancarkan serangan di Eropa dan Amerika saat Ramadan.
Kelompok militan negara Islam Irak dan Suriah (ISIS) mengaku bertanggung jawab atas penembakan di Orlando, Amerika Serikat, kemarin, yang menewaskan 50 orang.
Peristiwa ini terjadi sepekan setelah umat Islam di seluruh dunia memasuki bulan suci Ramadan. Insiden penembakan di bulan Ramadan ini jelas bukan suatu kebetulan.
Bulan lalu ISIS sudah mengumumkan akan melancarkan serangan di Eropa dan Amerika saat Ramadan.
Pesan ancaman dalam bentuk audio berdurasi 31 menit itu disebarkan melalui akun media sosial Twitter yang kerap mengumumkan kabar terbaru dari ISIS.
"Bersiaplah untuk membuat malapetaka sebulan penuh kepada kaum kafir di mana pun, terutama bagi para pendukung khalifah di Eropa dan Amerika," kata pesan yang disampaikan juru bicara ISIS, Abu Muhammad al-Adnani, seperti dilansir Russia Today, Ahad (22/5).
Kementerian Luar Negeri AS pekan lalu sudah mengeluarkan pernyataan peringatan bagi warga Negeri Paman Sam di luar negeri untuk tetap waspada akan potensi serangan yang dilakukan ISIS.
Tahun lalu serangan terorisme yang terjadi di Tunisia, Kuwait, Prancis, terjadi saat Ramadan.
"Ini jelas bukan sekadar kebetulan serangan ini terjadi di saat seseorang sedang melaksanakan kewajiban agamanya," kata Marvin Weinbaum, sarjana di Institut Timur Tengah, kepada Christian Science Monitor, seperti dilansir situs the Huffington Post, Senin (13/6).
Kelompok Al Qaidah sebelumnya sudah tercatat melakukan serangan pada bulan suci Ramadan. Bagi ISIS bulan Ramadan tentu istimewa karena mereka memproklamirkan kekhalifahan pertama kali pada hari pertama Ramadan 2014.
Namun tentu saja, kondisi ini ironis bagi sebagian besar muslim di muka bumi. Di saat mereka justru tengah menjalankan ibadah untuk mengevaluasi diri, memperbanyak salat dan doa, menahan haus dan lapar justru ada kelompok lain yang memanfaatkan Ramadan untuk menyebar kebencian dna membinasakan orang lain.
Seperti dikatakan organisasi muslim terbesar di Amerika (CAIR), pelaku penembakan bukanlah dari kalangan Islam moderat. Organisasi yang menyumbangkan donor darah bagi para korban penembakan beberapa jam setelah insiden itu mengatakan pelaku justru telah menodai kesucian bulan Ramadan dengan melakukan tindakan terorisme dan pembunuhan.