China minta bantuan AS perangi 'militan Islam' Uighur
RRC menuding gerakan separatis di Provinsi Xinjiang dibantu ISIS
Pemerintah meminta dukungan Amerika Serikat untuk membantu memerangi militan Islam di wilayah muslim Uighur. Mereka juga mengatakan pada AS bahwa etnis minoritas yang banyak bermukim di Provinsi Xinjiang itu, merupakan ancaman serius untuk stabilitas politik AS.
Para militan itu, menurut China, direkrut oleh Gerakan Islam Turkmenistan Timur (ETIM). Mereka adalah warga sipil, lelaki-perempuan, dari etnis minoritas di wilayah paling barat Negeri Tirai Bambu. Para pejabat China mengatakan, para militan tersebut diduga berlatih dengan Negara Islam Irak dan Suriah (ISIS).
-
Bagaimana Amerika Serikat berusaha mencampuri urusan dalam negeri China? Laporan yang diterbitkan pada Rabu waktu setempat itu menggambarkan China sebagai "rezim yang represif," dengan mengklaim ada genosida di Xinjiang dan pembatasan kegiatan keagamaan tertentu.Dalam laporan tersebut juga menunjukkan peningkatan "anti-Semitisme" secara daring. "Ada hampir 200 juta penganut agama di China. Pemerintah China melindungi kebebasan beragama warga negara sesuai dengan hukum. Orang-orang dari semua kelompok etnis di China berhak sepenuhnya atas kebebasan beragama sebagaimana ditentukan oleh hukum," jelasnya.
-
Mengapa Amerika Serikat menuduh China melakukan genosida? Laporan AS mengklaim ada genosida di Xinjiang dan pembatasan kegiatan keagamaan tertentu serta menunjukkan peningkatan "anti-Semitisme" secara daring.
-
Apa yang China lakukan untuk melawan pembatasan teknologi dari Amerika? China sebagai negara yang memiliki kapasitas komputasi terbesar kedua di dunia masih tetap mengembangkan teknologi di negaranya untuk meningkatkan ekonomi digital serta menangkal pembatasan teknologi dari Amerika.
-
Apa alasan China menolak tuduhan "anti-Semitisme" yang dialamatkan oleh Amerika Serikat? Chang juga membantah tuduhan bahwa pemerintah China secara diam-diam menyetujui dan menoleransi pernyataan anti-Semit, dengan menunjukkan bahwa pernyataan tersebut tidak memiliki konotasi keagamaan atau diskriminatif."Komentar orang-orang tentang perang Israel di Gaza tidak terkait dengan agama," katanya. "Ketika beberapa netizen mengkritik Israel, itu karena perilakunya yang tidak adil dalam perang, bukan karena agama atau ras mereka. Kritik ini tidak boleh dikaitkan dengan anti-Semitisme," tegasnya.
-
Kapan Amerika Serikat mempublikasikan laporan mengenai kebebasan beragama internasional yang ditujukan kepada China? Laporan yang diterbitkan pada Rabu waktu setempat itu menggambarkan China sebagai "rezim yang represif," dengan mengklaim ada genosida di Xinjiang dan pembatasan kegiatan keagamaan tertentu.Dalam laporan tersebut juga menunjukkan peningkatan "anti-Semitisme" secara daring.
-
Kenapa cecak diekspor ke China? China adalah importir besar cecak, tokek, dan spesies kadal yang diyakini berkhasiat meringankan berbagai penyakit.
"Setelah berlatih dengan militan ISIS, mereka dimaksudkan untuk kembali ke China dan melancarkan perang suci," kata pejabat Kementerian Pertahanan China yang tak disebut namanya, seperti dilansir dari Channel News Asia, Rabu (5/8).
Permintaan China agar AS membantu mereka rupanya amat serius. Beijing telah mengutus Wakil Menteri Luar Negeri China Cheng Gouping menemui Direktur Terorisme Kementerian Luar Negeri AS Tina Kaidanow, kemarin (4/8).
"China menekankan ETIM dan organisasi teror Turkmenistan Timur lainnya merupakan ancaman serius bagi Amerika Serikat dan masyarakat internasional," ujar keterangan tertulis kementerian luar negeri China.
Kedua belah pihak kemudian sepakat untuk memerangi cyber terorisme dan ekstrimesme, serta memperkuat intelijen antiterorisme.
Kecurigaaan Beijing terhadap etnis mayoritas muslim Uighur berakar sejak dua abad lalu. Wilayah Xinjiang (dalam bahasa Mandarin artinya 'daerah kekuasaan baru') baru tunduk pada ekspedisi militer Dinasti Qin pada 1750.
Selama berabad-abad mereka hidup mandiri tanpa tunduk pada kekuasaan manapun. Warga Uighur punya fisik kulit putih, serta secara budaya lebih dekat dengan ras Turkistan.
Ketika pecah perang dunia, warga Xinjiang berusaha bergabung dengan Soviet. Upaya itu berakhir, ketika pasukan nasionalis kiriman Beijing akhirnya kembali memaksa warga Uighur bertahan dalam wilayah kedaulatan RRC pada 1949.
Sejak itu, cap warga Uighur yang punya kecenderungan 'memberontak' selalu disematkan oleh petinggi di Beijing. Kebijakan ekonomi China yang mengutamakan etnis Han memperburuk suasana
(mdk/ard)