Data Pribadi 35.000 Anggota Mossad dan Tentara Israel Bocor di Media Sosial
Saluran Telegram Middle East Spectator merilis sebuah berkas yang berisi nama dan detail kontak dari 35.000 tentara Israel dan anggota intelijen Mossad.
Sedikitnya 35.000 data tentara dan personel intelijen Israel telah bocor di Telegram sebagai imbas dari upaya untuk mengadili warga Israel atas tuduhan kejahatan perang di Gaza.
Saluran Telegram Middle East Spectator merilis sebuah berkas yang berisi nama dan detail kontak dari 35.000 tentara Israel dan anggota intelijen Mossad kemarin.
- Akun X Ini Bikin Panik Tentara Israel karena Sebarkan Informasi Pribadi dan Keluarga
- Mossad Israel Pasang 5.000 Bahan Peledak di Pager Beberapa Bulan Sebelum Serangan di Lebanon
- Pengusaha Israel Dibunuh Orang Tak Dikenal di Mesir, Diduga Agen Mossad yang Menyamar
- Detik-detik Intel Turki Tangkap 33 Agen Mossad Israel, Misinya Culik & Bunuh Petinggi Hamas
Tak hanya saluran Middle East Spectator, saluran lain seperti “Israel Genocide Tracker" juga mengunggah hal serupa. Hal itu mungkin bermaksud untuk membantu membawa para tentara dan agen tersebut ke pengadilan di luar Israel setelah keluarnya surat perintah dari ICC untuk menangkap Netanyahu dan Yoav Gallant.
Tentara Israel takut bepergian ke luar negeri
Eyal, seorang prajurit cadangan Israel yang namanya disamarkan mengomentari foto-foto dirinya yang diunggah di saluran Telegram dari saluran “Israel Genocide Tracker.”
“Saya mengubah pengaturan privasi saya menjadi pribadi sehingga tidak ada akun yang tidak dikenal dapat mengakses foto-foto saya,” kata Eyal.
Ia mengatakan, “Informasi yang diunggah di saluran itu tentang saya tidak akurat, sebagian besar adalah kebohongan. Hal itu juga berlaku untuk teman-teman saya,” ujar Eyal.
Menurut dia, bepergian ke Eropa dalam waktu dekat bukanlah ide yang bagus.
Meski begitu, Kementerian Pertahanan dan militer menolak mengomentari kebijakan tersebut.
Sementara itu, kemarin Israel mengumumkan tewasnya Rabi Zvi Kogan, mantan personel tentara Israel yang saat ini bekerja di Uni Emirat Arab (UEA). Kogan sendiri dilaporkan sering menampilkan foto-foto dinas di media sosial.
Setelah kematiannya diumumkan, Dewan Keamanan Nasional Israel menerbitkan pedoman bagi warga Israel yang bepergian ke UEA dan warga Israel di luar negeri untuk "menghindari mengunggah rincian perjalanan di media sosial” dan mengatur profil media sosial menjadi pribadi.
Beberapa jam kemudian, dewan tersebut mengeluarkan peringatan perjalanan terbaru ke Thailand, yang menyerukan warga Israel untuk “menghindari pembicaraan tentang dinas militer mereka atau mengunggah konten terkait di media sosial.”
Larangan unggah dinas militer di medsos
Militer Israel melarang tentara mengunggah apapun tentang tugas mereka di media sosial tanpa mendapatkan persetujuan terlebih dahulu.
"Pada awal perang, kami diberi tahu untuk tidak mengunggah foto tempat kami berada secara langsung, tetapi dapat mengunggahnya setelahnya tanpa informasi yang menunjukkan di mana foto-foto itu diambil," kata Eyal, seperti dilansir laman The Media Line, Senin (25/11).
Tentara yang sedang menjalani tugas wajib diizinkan bepergian dengan cuti, jika mendapat persetujuan.
Reporter Magang: Elma Pinkan Yulianti